BERITA

PPDB Online

Pilihan Artikel

INFO

Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Ajaran 2023/2024 akan segera dimulai segera persiapkan diri kamu lihat info PPDB kami di artikel .

Kalender

Oktober 2025

Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb
1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31

POLLING

Apakah web ini dapat memberikan informasi tentang SMP Negeri 1 Pringsrurat .. ?

  Ya
  Tidak

  Hasil Polling

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS PADA MATERI POKOK DESCRIPTIVE TEXT KELAS VII MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING SMP NEGERI 1 PRINGSURAT

 

 

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS PADA MATERI POKOK DESCRIPTIVE TEXT KELAS VII

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING SMP NEGERI 1 PRINGSURAT



TAHUN AJARAN 2022/2023

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PENELITIHAN TINDAKAN KELAS

 

 

 

 

 

 

 

 

OLEH ARYATUN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAH RAGA SMP NEGERI 1 PRINGSURAT

2022


 

 

Meningkatkan Hasil Belajar Belajar Bahasa Inggris Pada Materi Pokok Teks Descriptive Kelas VII Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning SMP Negeri 1 Pringsurat

Tahun Pelajaran 2022/2023

 

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model Problem Based Learning dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Inggris materi Teks Deskripsi . Metode penelitian yang digunakan dalam adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di SMP N 1 Pringsurat Temanggung dengan subyek penelitian sebanyak 30 siswa. Penelitian dilakukan dengan kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Penelitihan yang dilakukan adalah penelitihan Tindakan kelas yang dilakukan 2 siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pencapaian hasil belajar siswa pada matapelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan model PBL secara klasikal yang tuntas, yaitu pra siklus sebanyak 38,09 %, siklus I sebanyak 78,12 %, siklus II sebanyak 78,12 % Dengan demikian pembelajaran Bahasa Inggris dapat dikatakan berhasil dan ditingkatkan menggunakan model PBL. Hal ini juga dibuktikan pada peningkatan tingkat keaktifan siswa sangat baik, yaitu pra siklus sebanyak 9, 37 % siklus I sebanyak 15, 62% siklus II


 

 

 

 

 

KATA PENGANTAR

 

Alhamdullilahirabbil’alamin,Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.Dalam penyusunan Penelitian Tindakan kelas ini, penulis banyak mendapatkan dorongan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih kepada:

1.      Drs.Rupadi,M.Si selaku    Kepala    SMP    Negeri    1 Pringsurat yang telah memberikan ijin penelitian.

2.      Ibu Lilis Suharti, S.Pd, selaku rekan Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Pringsurat yang telah memberikan masukan.

3.      Bapak dan Ibu Guru serta segenap keluarga besar SMP Negeri 1Pringsurat.

4.      Semua pihak yang telah turut serta memberikan bantuan demi kelancaran penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini.

Harapan penulis semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan pembaca umumnya, serta menjadi jembatan bagi penulis-penulis selanjutnya.

 

 

 

Temanggung,     Juli 2022

 

 

 

 

Penulis


 

 

DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................... i

Halaman Pengesahan............................................................................................... ii

Abstrak.................................................................................................................... iii

Kata Pengantar........................................................................................................ iv

BAB I      PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang.................................................................................. 1

B.     Rumusan Masalah.............................................................................. 2

C.     Tujuan Penelitian............................................................................... 2

D.     Manfaat Penelitian............................................................................. 2

BAB II    KERANGKA TEORI

A.     Pengertian Hasil Belajar.................................................................... 3

B.     Metode Membaca Bahasa Inggris..................................................... 3

C.     Model Problem Based Learning....................................................... 4

D.     Materi Text Deskripsi........................................................................ 8

BAB III METODE PENELITIAN

A.     Setting Penelitian............................................................................. 15

B.     Subyek Penelitian............................................................................ 15

C.     Metode dan Alat Pengumpulan Data............................................... 15

D.     Prosedur Penelitihan........................................................................ 16

E.      Analisis Data.................................................................................. 23

F.      Indikator Kinerja............................................................................. 24

BAB IV HASIL PENELITIHAN DAN PEMBAHASAN

A.     Deskripsi Hasil Penelitihan.............................................................. 25

B.     Pembahasan..................................................................................... 46

BAB V    KESIMPULAN DAN SARAN

A.     Kesimpulan...................................................................................... 48

B.     Saran................................................................................................ 48

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 49

LAMPIRAN.......................................................................................................... 50


 

 

BAB I PENDAHULUAN

 

A.       Latar Belakang

Pendidikan   merupakan   proses   mewujudkan    proses    belajar    yang diinginkan dalam perilaku manusia. Pendidikan dapat juga didefinisikan sebagai proses perolehan pengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan melalui pembelajaran   atau          studi. Jika                                   pendidikan    menjadi efektif hendaknya menghasilkan perubahan perubahan dalam seluruh komponen perilaku (pengetahuan dan gagasan,  norma dan keterampilan nilai dan sikap, serta pemahaman dan perwujudan). Perubahan tingkah laku ini merupakan hasil dari proses pendidikan yang diarahkan pada tujuan yang hendak dicapai oleh masing-masing individu atau masyarakat. Perubahan-perubahan ini hendaklah dapat diterima secara sosial, kultural, ekonomis, dan menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, sikap, serta pemahaman (Rulam, 2016 : 25).

Pembelajaran Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang harus diberikan ditingkat pendidikanSekolah Menengah Pertama (SMP). Muatan materi Bahasa Inggris sangat komplek, sehingga dalam proses pembelajarannya diperlukan metode pembelajaran agar ilmu dapat dimengerti, dipahami dan dijadikan pedoman hidup di dunia sehingga hasil pembelajaran sesuai yang diharapkan dan bermanfaat.

Dalam sebuah pembelajaran, pemilihan media pembelajaran haruslah dipertimbangkan dengan baik, karena hal tersebut akan mempengaruhi hasil belajar. Rendahnya prestasi hasil belajar siswa dapat diantisipasi dengan penggunaan media pembelajaran sebagai motivasi siswa agar bersemangat dalam memahami materi pelajaran dengan baik, karena hal tersebut akan mempengaruhi hasil belajar. Rendahnya prestasi hasil belajar siswa dapat diantisipasi dengan penggunaan media pembelajaran sebagai motivasi siswa agar bersemangat dalam memahami materi pelajaran.

Belajar adalah tahapan langkah perubahan perilaku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungan dan sekitar. Ada beberapa teori yang berpendapat bahwa proses belajar pada prinsipnya bertumpu pada stuktur kognitif, yakni penataan fakta, konsep serta prinsip-prinsip, sehingga membentuk satu kesatuan yang memiliki makna bagi subjek didik (Thobroni, 2016 : 16). Setelah pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran.

Pada materi pokok teks Deskripsi sebagian siswa masih kurang bisa memahami materi dengan baik, terlebih masih banyak siswa yang belum memahami dalam membaca teks deskripsi, siswa masih banyak membaca teks deskripsi dengan cara mengeja karena masih ada beberapa siswa yang belum


 

 

paham dengan vowel bahkan cara membaca perkata sesuai dengan ucapannya. Padahal dalam pelajaran Bahasa Inggris tulisan dan bacaannya tidak sama.

Setelah saya cermati dan pelajari secara seksama dan didasarkan pada data serta hasil observasi yang dilakukan ternyata memang kemampuan membaca Bahasa Inggris sebagian besar siswa banyak yang belum memahami maka saya melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui sebuah Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Inggris melalui Metode Problem Based Learning Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Pringsurat ”.

 

B.        Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang muncul dan perlu dibahas dalam penelitian ini yaitu :

1.      Apakah penggunaan pembelajaran model Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan membaca pembelajaran Bahasa inggris pada siswa kelas VII di SMP N 1 Pringsurat?

2.      Bagaimana meningkatkan Kemampuan Membaca Bahasa Inggris Menggunakan Model Problem Based Learning Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Pringsurat Kab. Temanggung?

 

C.       Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Pringsurat kelas VII tahun ajaran 2022/2023 pada materi pokokTeks Deskripsi melalui pembelajaran model PBL ( Problem Based Learning).

 

D.       Manfaat Penelitian

Hasil penelitian Tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat langsung bagi guru dan siswa. Manfaatnya adalah sebagai berikut :

1.       Bagi Sekolah

Hasil penelitian dapat bermanfaat langsung bagi sekolah yaitu meningkatkan kwalitas pembelajaran Bahasa Inggris

2.       Bagi Guru

Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa sehingga prestasi belajar meningkat.

3.       Bagi Siswa

Siswa dapat memperoleh pembelajaran Bahasa Inggris yang lebih menarik dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan keaktifan belajar dalam memperoleh prestasi belajar siswa ikut meningkat keaktifan belajar siswa meningkat.


 

 

BAB II KERANGKA TEORI

 

A.       Pengertian Belajar

Menurut Bloom (Sudjana, 2012: 53) membagi tiga ranah hasil belajar yaitu : Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat memahami bahwa metode pembelajaran merupakan sebagai alat ukur untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah meningkatnya kemampuan siswa dalam membaca teks deskriptif pada mata pelajaran Bahasa Inggris Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

Menurut Bloom (Sudjana, 2012: 53) membagi tiga ranah hasil belajar yaitu :

1.    Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2.    Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi penilaian, organisasi, dan internalisasi.

3.    Ranah Psikomotorik

Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemauan bertindak, ada enam aspek, yaitu: gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, ketrampilan membedakan secara visual, ketrampilan dibidang fisik, ketrampilan komplek dan komunikasi.

 

B.        Metode Membaca Teks Descripsi

Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Menengah adalah mengembangkan kemampuan membaca siswa agar mereka mampu mempelajari teks berbahasa Inggris ketika melanjutkan studi mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Akan tetapi, kemampuan membaca dalam bahasa Inggris siswa Sekolah Menengah masih jauh dari yang diharapkan dan perlu untuk dibimbing.

Pembelajaran membaca dalam bahasa Inggris di Sekolah Menengah pada saat ini umumnya dilaksanakan secara klasikal. Dengan cara itu, pembelajaran membaca dilaksanakan berdasarkan perkiraan kecepatan rata- rata siswa. Ada siswa yang cepat dalam memahami isi bacaan dan ada pula yang lambat dalam memahami isi bacaan. Siswa, yang cepat memahami isi bacaan, begitu mudah membaca danmenemukan informasi yang terdapat dalam bacaan. Sebaliknya, siswa yang lambat memahami isi bacaan akan menggunakan waktu yang lama untuk dapat menemukan informasi yang ada


 

 

dalam bacaan. Dengan kata lain, siswa yang cepat memahami isi bacaan akan merasa bosan, sedangkan siswa yang lambat memahaminya akan merasa bingung dan malas. Siswa yang lambat memerlukan bantuan orang lain agar dapat memahami isi bacaan bersama-sama dengan teman sekelasnya. Metode CL merupakan alternatif yang dapat mengatasi permasalahan tersebut.

Selain itu, siswa pada umumnya tidak terlatih untuk berpikir kritis dan kreatif dalam memahami isi bacaan karena pelaksanaan pembelajaran membaca cenderung menekankan pemahamantersurat dan kurang melibatkan siswa secara aktif, baik dalam pemilihan materi bacaan maupun dalam aktivitas membaca. Dengan demikian, sasaran pembelajaran membaca dalam bahasa Inggris yang memungkinkan siswa dapat memahami isi bacaan secara tersirat belum tercapai dikarenakan siswa ada yang aktif dan ada juga yang pasif. Hal itu terlihat pada saat siswa sulit mengekspresikan pendapat, argumentasi, ide, dan gagasan mereka dalam bahasa Inggris sederhana, baik secaralisan maupun tulisan.

Mengingat fakta yang ada dilapangan ,diperlukan metode yang dapat mengefektifkan pembelajaran membaca, khususnya membaca interpretatif dalam bahasa Inggris. Salah satu metode pembelajaran yang dapat diuji cobakan adalah metode CL. CL menurut Stone (1990) merupakan metode yang dilakukan dengan cara siswa dapat bekerja sama satu dengan yang lainnya untuk memahami kebermaknaan isi pelajaran dan bekerja sama secara aktif dalam menyelesaikan tugas. Siswa menginterpretasi isi pelajaran secara berkelompok. Siswa lebih aktif menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya secara berkelompok dibandingkan dengan penyelesaian tugas secara individual karena siswa ada yang aktif dalam mengerjakan dan pasif dalam pembelajaran.

Dengan demikian metode CL bertujuan meningkatkan prestasi belajar kelas dengan cara berbagi dengan teman yang berkemampuan, memecahkan masalah bersama, menanamkan tanggung jawab bersama, dan mengembangkan kehidupan sosial siswa. Aktivitas belajar siswa dipacu melalui kelompok kecil agar dapat mengembangkan keterampilan sosial, keterampilan individual, dan meningkatkan kualitas belajar dengan bantuan teman sekelompok.

Berkaitan dengan konsep membaca,menurut Hornsby et al. (1986:54) menyatakan bahwa membaca bukanlah kegiatan pasif. Pembaca harus merekonstruksi makna yang ingin disampaikan penulis dan hanya mungkin melakukannya dengan menghubungkan bacaan dengan pengetahuan, pengalaman, dan emosinya. Rekonstruksi makna itu berkembang dan Membaca terapan merupakan upaya memahami bacaan di luar teks. Artinya, membaca terapan mengikutsertakan penjabaran gagasan dari berbagai sumber atau proses memanfaatkan gagasan yang terdapat dalam teks. Pembaca yang kreatif mampu menghubungkan gagasan yang sudah ada dengan gagasan penulis teks. Hasil penjabaran ini merupakan generalisasi luas yang mencakup gagasan dari sumber yang ada pada pembaca dan terdapat pula pada teks.


 

 

C.        Model Problem Based Learning

Pembelajaran Model based Learing (PBL) adalah sebuah model pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah ( sumantri 2016:17). Model PBL juga menjadi wadah bagi siswa untuk dapat mengembangkan cara berfikir kritis dan ketrampilan berfikir yang lebih tinggi untuk memicu semangat belajar siswa sehingga siswa bisa memecahkan permasalahan pembelajaran yang dibahas. Tujuan model pembelajaran ini, yaitu menstimulasi siswa untuk berfikir aktif, kreatif

,analisis,sistematis, logis dan dapat memecahkan masalah dengan mengeksplor sumber atau data untuk membuat siswa bersikap secara ilmiah. Karakteristik model PBLyaitu :

1.       Guru memulai pembelajaran dengan memberikan suatu masalah

2.       Bahan ajar membuat menarik perhatian siswa sehingga fokus belajar

3.       Pada model PBL guru sebagai supervisor

4.      Siswa diberikan waktu untuk memberi informasi dan menentukan strategi untuk memecahkan masalah suatu masalah sehingga nyaman

5.      Kesulitan materi tidak terlalu sulit sehingga tidak menimbulkan siswa putus asa agar semangat belajar

 

Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning

Pembelajaran Problem Base Learning memiliki kelebihan siswa lebih memahami konsep yang diajarkan dalam memecahkan masalah dan menuntut ketrampilan berfikir siswa lebih tinggi (Wedyawati,2019:160). Kemudian menjadikan siswa lebih mandiri, mampu memberi aspirasi dan menerima pendapat orang lain, serta menanamkan sikap sosial yang positif dengan siswa lainnya serta mengkondisikan siswa dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi terhadap pembelajaran dan temnya, sehingga pencapaian ketuntasan belajar siswa dapat diharapkan.

Problem Based Learning (PBL ) dapat menumbuh kembangkan kemampuan kreativitas siswa,baik secara individual maupun kelompok, karena hampir disetiap Langkah menuntut adanya keaktifan siswa kekurangan problem based learning selain sebagai kelebihan tersebut, problem based learning memiliki beberapa kekurangan yakni : Bagi siswa yang malas ,tujuan dari penerapan model tersebut tidak dapat tercapai. Membutuhkan banyak waktu dan tidak semua mata Pelajaran bisa diterapkan dengan metode PBL.

 

Langkah-langkah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning

a.       Orientasi siswa pada masalah

Masalah atau pertanyaan yang diselidiki adalah masalah yang komplek memiliki banyak penyelesaian dan sering kali bertentangan.


 

 

Selama siswa melakukan penyelidikan akan mendorong untuk mengajukan pertanyaan dan mencari informasi. Guru akan bertindak sebagai pembimbing yang menyediakan bantuan, sedangkan siswa berusaha untuk bekerja mandiri atau bersama temannya.

 

b.       Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Pembelajaran ini membutuhkan pengembangan ketrampilan siswa. Oleh karena itu mereka juga membutuhkan pendampingan untuk merencanakan penyelidikan mereka dan tugas-tugas pelaporan, yang meliputi kelompok belajar, mengorganisasikan siswa kedalam kelompok belajar. Setelah siswa diorientasikan kepada situasi masalah dan telah membentuk kelompok belajar, guru dan siswa harus menyediakan waktu yang cukup untuk menyediakan sub bahasa yang spesifik dan tugas-tugas penyelidikan, membimbing proses penyelidikan dapat dilakukan secara mandiri maupun kelompok Teknik penyelidikan.

 

c.       Berhipotesis, menjelaskan dan memberikan pemecahan

Pada tahap ini, guru mendorong mengeluarkan semua ide dan menerima sepenuhnya ide tersebut. Selanjutnya guru mengajukan pertanyaan yang membuat siswa memikikan kelayakan hipotesis dan pemecahan mereka serta tentang kualitas informasi yang telah mereka kumpulkan. Guru secara terus-menerus menunjang dan memodelkan pertukaran ide secara bebas dan mendorong mengkaji lebih dalam masalah tersebut jika dibutuhkan. Selain itu guru membantu menyediakan bantuan yang dibutuhkan siswa.

 

d.       Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil pemecahan masalah dan membantu siswa mengalami kesulitan kegiatan ini berguna untuk mengetahui hasil pemahaman dan penguasaan siswa terhadap masalah yang berkaitan materi yang dipelajari.

 

e.       Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa mengalisis dan mengevaluasi proses berpikir mereka, disamping keterampilan penyelidikan dan keterampilan intelektual yang mereka gunakan.

Kegiatan awal pembelajaran meliputi langkah langkah sebagai berikut:

a)      Menyiapkan alat bantu yang sesuai dan menarik materi yang akan disampaikan.

b)      Memberikasn motivasi untuk meningkatkan minat belajar siswa.


 

 

c)      Memberikan tinjauan yang jelas tentan materi yang akan disampaikan sehingga siswa mempunyai arah yang jelas saat belajar.

d)      Membagi siswa menjadi beberapa kelompok belajar

e)      Membuka pelajaran sesuai dengan pendekatan untuk meningkatkan rasa takut siswa.

1)      Tindakan penyampaian dan pengembangan meliputi langkah- langkah sebagai berikut :

a)      Penyampaian konsep dasar materi

b)      Penjelasan cara menggunakan alat peraga yang digunakan dalam prosesbelajar.

c)      Penyampaian disesuaikan dengan gaya bahasa siswa sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan mudah.

d)      Belajar kelompok dan pengembangan minat individu dengan mempraktekkan alat peraga yang sudah disiapkan.

e)      Pelatihan memecahkan suatu masalah yang berkaitan dengan materi baik secara individu maupun kelompok.

 

2)      Tindakan pada tahap penerapan

a)      Memperkenalkan tentang metode membaca Bahasa Inggris

b)      Mengusahakan umpan balik.

c)      Memberikan contoh membaca alquran yang baik dan benar

d)      Melatih siswa untuk membaca Bahasa Inggris

e)      Review materi pelajaran yang belum dipahami siswa.

 

3)                                                 Tindakan pada akhir pembelajaran

a)      Penarikan kesimpulan bersama

b)      Penguatan materi yang telah didapat siswa dengan memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya.

c)      Evaluasi kinerja siswa oleh guru dan memberikan motivasi kepada seluruh siswa.

d)      Eksplorasi kesulitan belajar siswa, hal-hal yang menarik yang telah didapat siswa dan hal-hal yang tidak disukai siswa.

e)      Pembagian tugas rumah yang  menyenangkan sesuai materi yang telah dipelajari.

 

Model yang digunakan dalam penerapan pembelajaran problem based learning meliputi:

1.       Diskusi kelompok kecil

Sudjana menyatakan pelaksanaan kelompok kecil adalah sebagai berikut : pendidik dan peserta didik, memilih dan menentukan masalah


 

 

yang akan dipecahkan dalam kegiatanpembelajaran. Pendidik menunjuk beberapa peserta didik untuk membuat atau membentuk kelompok kecil. Pendidik membagikan bagian-bagian masalah kepada masing-masing kelompok kecil. Satu kelompok membahas satu bagian masalah. Selanjutnya, pendidik menjelaskan tentang tugas kelompok yang harus dilakukan, waktu pembahasan biasanya 5-15 menit. Kelompok-kelompok kecil berdiskusi untuk membahas bagian masalah yang telah diberikan atau yang telah ditentukan. Para peserta didik dalam kelompok kecil itu memperjelas bagian maslah, serta memberikan saran-saran untuk pemecahannya sehingga setelah pembelajaran dapat maksimal hasilnya.

 

2.       Diskusi Panel

Diskusi Panel adalah kegiatan bertukar pikiran atau bertukar pendapat dalam pegalaman antara tiga sampai enam peserta didik yang dipandu oleh seseorang ketua (moderator) (Rahmat, 2019:105). Diskusi panel ini biasanya membicarakan suatu subjek tertentu, duduk dalam susunan semi melingkar, dipimpin oleh seorang moderator atau ketua kelompok.

 

3.       Menampilkan video

Menampilkan video dalam pembelajaran problem based learning adalah salah satu cara untuk membuat siswa, aktif dan memiliki fokus yang besar, untuk memperhatikan video, sehingga melatih kemampuan aspek afektif dan kognitif siswa. Keunggulan lain media video yaitu dapat menampilkan hal yang baru dan menarik bagi peserta didik sehingga siswa mudah memahami dalam pembelajaran seperti adanya video pembelajaran sehingga dapat mengurangi kejenuhan dalam belajar konvensonal dengan buku cetak. Media pembelajaran menggunakan video ini sangat baik untuk meningkatkan minat hasil belajar peserta didik dengan memperlihatkan suatu hal yang menarik dan dapat menambah daya ingat peserta didik pada materi pembelajaran. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sanaky bahwa dengan penggunaan media audio visual berbasis video ini juga mampu menambah daya tahan ingatan atau retensi tentang objek belajar yang dipelajari pembelajar (Farid,2018:44).

 

D.       Materi Teks Deskripsi Tentang Hewan

1.       Pengertian tentang teks Deskripsi

Descriptive text merupakan teks yang bertujuan menjelaskan, menggambarkan, atau mendeskripsikan sesuatu secara lingkup khusus. Sesuatu ini bentuknya bisa berupa apa saja, baik itu hewan, benda, lokasi, dan lain sebagainya.


 

 

 

 

Generic Structure Descriptive Text

Tujuan descriptive text adalah menggambarkan, mengungkapkan juga mendeskripsikan suatu ciri-ciri, baik itu pada benda, hewan, tempat dan lain-lain. Descriptive text juga dibuat tanpa melakukan riset secara detail sebelumnya, jadi penulis hanya perlu menuliskan cerita berdasarkan pada apa yang ia lihat dan ia dengarkan. Deskripsi teks dibagi menjadi 2 yaitu

a.      Identification

Identification (identifikasi) adalah pendahuluan, berupa gambaran umum tentang suatu topik. Misalnya pada: My supporter is Duke of Edinburgh. he’s my acquaintance. Teman baik saya adalah Duke of Edinburgh. Hawkeye State adalah teman kelas saya.

 

b.      Description

Description (deskripsi) adalah berisi ciri-ciri khusus yang dimiliki benda, tempat, atau bagaimana suatu benda dideskripsikan. Misalnya sifat-sifat, tampilan fisik, dan hal lain yang kemudian dituliskan dengan spesifik.

 

Ciri-Ciri Descriptive Text

Ciri-Ciri Descriptive Text sendiri di antaranya:

1.      Pada Verb yang digunakan adalah attribute verb, seperti be (am, is, are);

2.      Tense yang digunakan adalah easy tense; dan

3.      Hanya berfokus pada satu objek saja.

 

Unsur-Unsur Descriptive Text

1.      Noun

Menggunakan kata benda principle spesifik,kata benda letaknya sesuda kata sifat seperti misalnya my cat, my swain, monument, Selain itu, sering juga menggunakan adjective (kata sifat) untuk memperjelas penggunaan noun atau kata benda, seperti a giant house, a sensible student, associate degree independence lady.

2.      Simple Tense

Menggunakan kata kerja dasar atau bentuk pertama (verb 1) kata kerja serta menggunakan kata kerja principle dapat menunjukkan kepemilikan atau keadaan sebuah objek. Descriptive text menggunakan easy tense karena descriptive text menceritakan sebuah fakta Iranian language objek principle dideskripsikan. Misalnya My workplace has twenty two floors, Azka is pretty, dan lain-lain.


 

 

3.      Action Verbs

Menggunakan kata kerja principle menunjukkan bahwa sebuah kegiatan atau sebuah aktifitas kata kerja yang melakukan principle bisa dilihat. Misalnya, sleep, walk, sing, dance, dan lain-lain.

4.      Figurative Language

Menggunakan bahasa Indonesia principle figurative atau menggambarkan sesuatu, biasanya dapat menggunakan sebuah metafora untuk memberikan ilustrasi kepada pembaca. Misalnya: My love for you is as massive because the ocean. – Cintaku padamu seluas lautan. Her skin is as white because of the snow Kulitnya seputih salju.

 

Contoh text Descripsi

 

My Lovely Cat

I have a stray cat as my pet. He is really playful, He loved to play with me and the new things he found. He has orange and white fur, his fur is so soft and I like to rubs it for him. He has a long tail. He likes to play with it. He is also always try to catch his tail sometimes. I also like to hold him in my hand, when I hold him like that he will fall asleep.

 

Terjemahan

Kucing Kesayanganku

Saya punya kucing liar sebagai hewan peliharaan saya. Dia benar-benar lucu, ia senang bermain dengan saya dan hal-hal baru yang ditemukan. Dia memiliki bulu oranye dan putih, bulunya sangat lembut dan saya ingin selalu mengelusnya. Dia memiliki ekor panjang. Ia suka bermain dengan ekornya. Ia juga selalu berusaha untuk menangkap ekornya. Saya juga suka menggendingnya di tangan saya, ketika saya menggendongnya seperti itu dia akan tertidur.

 

My Rabbit

I have a rabbit. His fur is white and has black spots. He has long ears and a short tail. He also has cute red big eyes! My rabbit likes to eat carrot and other vegetables. When I release my rabbit out of his cage, he used to jump everywhere and hard to catch. So, I could just put him on his cage because I'm afraid that he might running away. I don't wanna lost my rabbit because I love him very much.

Terjemahan

Kelinci Saya


 

 

Saya punya kelinci. bulunya berwarna putih dan memiliki bintik-bintik hitam. Dia memiliki telinga panjang dan ekor pendek. Dia juga memiliki mata lucu besar berwarna merah! kelinci saya suka makan wortel dan sayuran lainnya. Ketika saya melepaskan kelinci saya keluar dari kandangnya, ia sering melompat ke mana-mana dan sulit untuk ditangkap. Jadi, saya hanya bisa menempatkan dia di kandangnya karena aku takut bahwa ia mungkin melarikan diri. Aku tidak ingin kehilangan kelinci saya karena saya sangat mencintainya.

 

My Goldenfish

When I was going to carnival, I bought a beautiful goldenfish. He has golden- yellow colour. His head and belly is round and big. I put it on my aquarium. I love him when he's swimming, he's really cute. It is really relaxing by just seeing him swimming.

 

Terjemahan:

Ikan mas ku

Ketika saya pergi ke karnaval, saya membeli ikan mas yang cantik. Dia memiliki warna kuning keemasan. kepala dan perutnya bulat dan besar. Aku meletakkannya di akuarium. Aku menyukainya ketika dia berenang, dia benar-benar lucu. Hanya dengan melihat dia berenang aku merasa tenang.

 

Panda

I went to the zoo yesterday and I saw panda for the first time. Panda is the very cute animal I've ever seen. It has little eyes with black spots around them. His body is black and white colored. Panda's body is almost look alike with bear. Panda looks like tame animals but it's actually not. Panda eats bamboo and they almost eat 40 kg bamboo in just one day. Panda is animal from china. I like Panda because they're cute.

 

Terjemahan:

Panda

Aku pergi ke kebun binatang kemarin dan saya melihat panda untuk pertama kalinya. Panda adalah hewan yang sangat lucu yang pernah saya lihat. Dia memiliki mata kecil dengan bintik-bintik hitam di sekitar mereka. Tubuhnya berwarna hitam dan putih. Tubuh Panda hampir mirip dengan beruang. Panda terlihat seperti binatang jinak tapi sebenarnya tidak. Panda makan bambu dan mereka hampir makan 40 kg bambu hanya dalam satu hari. Panda adalah hewan dari china. Saya suka Panda karena mereka lucu.


 

 

 

 

Generic Structure dari Descriptive Text Identification

Bagian identification berisi pendahuluan dan gambaran umum tentang suatu topik. Identification berfungsi sebagai pengenalan dari apa yang kita sedang jelaskan. supaya para pembaca atau pendengar tidak salah mengerti. Misalnya yang kita jelaskan adalah kucing, namun para pembaca/pendengar malah salah mengerti menjadi anjing,

 

Description

Pada bagian description berisi ciri-ciri khusus atau sifat-sifat yang terdapat dalam benda, orang, atau binatang yang sedang kamu jelaskan.

Sekarang coba kalian simak contoh descriptive text berikut ini dan coba amati generic structure-nya

 

My Lovely Cat (Identification)

I have a stray cat as my pet. (Description)

He is really playful, He loved to play with me and the new things he found. He has orange and white fur, his fur is so soft and I like to rubs it for him. He has a long tail. He likes to play with it. He is also always try to catch his tail sometimes. I also like to hold him in my hand, when i hold him like that he will fall asleep.

 

 

Penjelasan:

Kalimat pertama atau paragraf pertama adalah Identification: Dalam Kalimat ini menjelaskan bahwa si penulis memiliki kucing liar sebagai kucing peliharaannya.

Paragraf kedua berisi tentang Description: berisi penjelasan atau deskripsi tentang kucing si penulis dengan memaparkan sifat-sifat dan kebiasannya seperti: Kucingnya yang suka bermain, dia punya bulu berwarna orange dan putih yang lembut, dan dia suka bermain dengan buntutnya.

 

Ciri-Ciri Descriptive Text

Menggunakan Simple Present Tense. Tenses ini digunakan karena dalam descriptive text kita akan menjelaskan suatu fakta atau kebenaran yang terdapat dalam suatu hal atau orang.


 

 

Menggunakan banyak kata Adjective . Kata Adjective digunakan karena dalam descriptive text kita akan menjelaskan sifat - sifat dari suatu benda, manusia, atau binatang.

Kita akan sering menjumpai banyak kata "is" atau relating verb (kata kerja penghubung) dalam descriptive text. karena 'is' itu berarti 'adalah' yang mengarahkan pada penjelasan benda,orang atau binatang yang sedang kita jelaskan.

Descriptive text hanya fokus menjelaskan pada satu objek.

 

D.       Kerangka Berpikir Kritis

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar mengajar antara lain kondisi siswa, maupun metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Penggunaan metode pembelajaran kooperatif merupakan salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa di SMP Negeri 1 Pringsurat. Karena dengan metode ini siswa diupayakan lebih aktif kreatif dan tidak sekedar menjadi pendengar dalam kegiatan belajar di kelas.

Penggunaan metode pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kerja sama siswa. Sehingga diharapkan metode ini dapat meningkatkan penguasaan materi pelajaran. Oleh sebab itu, metode pembelajaran kooperatif ini sangat mungkin meningkatkan hasil belajar Bahasa inggris..

 

E.        Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini yaitu: Penerapan metode pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa inggris pada materi pokok teks deskripsi tentang hewan pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pringsurat tahun ajaran 2022/2023.


 

 

BAB III METODE PENELITIAN

 

A.       Setting Penelitian

1.      Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada kelas VII SMPNegeri 1 Pringsurat tahun ajaran 2022/2023.

2.      Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2022

 

B.        Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pringsurat tahun pelajaran 2022/2023 yang berjumlah 30 siswa, dengan siswa laki-laki sebanyak 14 siswa dan siswa perempuan sebanyak 16 siswa.

 

C.       Metode dan Alat Pengumpulan data

1.       Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang akurat, maka pengumpulan data yang dilakukan sebagai berikut:

a.       Metode Dokumentasi

Menurut Arikunto (2006: 231) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang bersumber dari dokumen-dokumen yang sudah ada, misalnya tentang nama-nama siswa dan nilai ujian tengah semester siswa VII SMP Negeri 1 Pringsurat tahun pelajaran 2022/2023.

b.      Metode Observasi Siswa

Metode Observasi siswa digunakan untuk mengamati siswa secara langsung sehingga diperoleh data tentang keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran.

c.       Metode Tes

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan belajar siswa materi pokok teks deskripsi tentang hewan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data nilai siswa dan digunakan sebagai refleksi untuk mengembangkan tindakan siklus selanjutnya.

d.      Metode Angket


 

 

Angket ini digunakan untuk memperoleh data tentang respon siswa dalam mengikuti pembelajaran kooperatif yang dibagikan pada setiap akhir siklus.

 

2.       Alat Pengumpulan Data

Adapun alat atau instrumen yang digunakan sebagai alat bantu adalah:

a.       Lembar Dokumentasi

b.      Lembar Observasi

c.       Soal Tes Tertulis

d.      Angket Respon Siswa

 

 

 

D.       Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 3 siklus, Dimana kegiatan setiap siklusnya meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Adapun rincian kegiatan pada setiap siklusnya yaitu sebagai berikut:

1.       Perencanaan (planning)

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan antara lain :

a.       Menyiapkan Modul ajar dan LembarKerja Peserta Didik (LKPD) yang berkaitan dengan materi pelajaran.

b.      Membentuk    kelompok-kelompok    pembelajaran    kooperati    secara heterogen (berdasarkan nilai ujian tengah semester gasal)

c.       Membuat gulungan kertas yang bertuliskan angka sesuai dengan jumlah anggota dalam kelompok yang telah dibentuk

d.      Membuat lembar observasi keaktifan siswa, lembar pengamat anak aktivitas guru dan angket respon siswa

2.       Membuat Pelaksanaan Tindakan (action)

Tahap ini pelaksanaan tindakan ini dilakukan dengan mengadakan pembelajaran yang dalam satu siklus ada dua kali pertemuan yang masing- masing alokasi waktu satu kali pertemuan adalah 2 x 40 menit, sesuai dengan Modul ajar

3.       Observasi (observation)

Tahap observasi dilakukan oleh observer yang dilaksanakan saat proses pembelajaran. Pada waktu observasi dilakukan, observer mengamati proses pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai segala yang terjadi pada saat proses pembelajaran. Pengamatan berdasarkan pedoman dalam lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti.


 

 

4.       Refleksi (reflection)

Refleksi merupakan tindakan berfikir atau perenungan kembali terhadap apa yang telah dilakukan. Refleksi dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah dikumpulkan, kemudian dilakukan evaluasi untuk menyempurnakan tindakan selanjutnya.

 

Adapun rincian tahapan yang dilakukan dalam tiap siklus dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.      Siklus I

a.    Pertemuan pertama

1)        Perencanaan

a)    Guru mempersiapkan instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran yang berupa Modul Ajar, lembar kerja peserta didik (LKPD), lembar observasi untuk guru dan lembar observasi untuk siswa.

b)    Guru membagi kelas dalam kelompok yang heterogen (berdasarkan nilai ujian tengah semester gasal).

2)        Pelaksanaan Tindakan

a)    Guru mempersilahkan salah satu siswa/ ketua kelas untuk memimpin berdoa sebelum KBM dimulai dan memeriksa absensi siswa beserta kebersihan atau kerapian kelas.

b)    Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa dengan memberi penjelasan tentang pentingnya pembelajaran materi sistem persamaan linear dua variabel.

c)    Guru mempresentasikan materi pokok bahasan teks Deskripsi , sub pokok mendiskripsikan tentang hewan dan menginformasikan pendekatan pembelajaran yang akan dilakukan.

d)    Siswa belajar dalam kelompok yang terdiri dari 6 siswa.

e)    Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).

f)     Guru memantau kerja masing-masing kelompok.

g)    Guru     meminta     siswa     mengumpulkan      hasil     kerja kelompoknya.

h)    Guru meminta siswa untuk kembali ke tempat duduk semula.

i)     Guru memberikan tugas (PR) kepada siswa secara individu.

j)     Guru menutup pelajaran dan menginformasikan pertemuan selanjutnya adalah kegiatan presentasi dan mengerjakan soal evaluasi individu.


 

 

b.      Pertemuan kedua

1)     Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, semua sudah disiapkan pada pertemuan pertama. Namun ada beberapa hal yang ditambahkan, yaitu sebagai berikut:

a)   Gulungan kertas yang berisikan nomor urut (1 4).

b)   Guru menyiapkan angket respon siswa siklus I.

c)      Guru menyiapkan soal evaluasi siklus I.

2)      Pelaksanaan Tindakan

a)      Guru mempersilahkan salah satu siswa/ ketua kelas untuk memimpin berdoa sebelum KBM dimulai dan memeriksa absensi siswa beserta kebersihan atau kerapian kelas.

b)      Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

c)      Siswa diminta berkumpul kembali dengan kelompoknya.

d)      Guru membahas beberapa tugas individu (PR).

e)      Guru membagikan hasil kerja kelompok yang telah dikumpulkan pada pertemuan pertama dan gulungan kertas yangberisikan nomor urut (1 4).

f)       Guru menunjuk salah satu kelompok secara acak sambil menyebutkan satu nomor (secara acak) yang akan dipersilahkan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Hal ini juga dilakukan untuk menunjuk dua siswa selanjutnya yang           mewakili kelompoknya mempresentasikan hasil kerja mereka.

g)      Kelompok lain memperhatikan dan apabila ada perbedaan pendapat maka kelompok lain dipersilahkan untuk menanggapi.

h)      Guru membimbing siswa dan mengevaluasi jawaban siswa.

i)        Guru memberikan penghargaan/ pujian bagi kelompok yangprestasinya baik.

j)        Guru meminta siswa untuk kembali ke tempat duduk semula.

k)      Guru membagikan soal evaluasi siklus I untuk dikerjakan secaraindividu.

l)        Guru membagikan angket respon siswa siklus I.

m)    Guru      menutup     pelajaran      dan     menginformasikan pertemuan selanjutnya.

3)      Observasi

Kegiatan observasi dilakukan oleh seorang observer yang dilaksanakan saat proses pembelajaran. Pada waktu observasi


 

 

dilaksanakan, observer mengamati proses pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai segala yang terjadi pada saat proses pembelajaran. Pengamatan berdasarkan pedoman dalam lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti.

4)      Refleksi

Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan sementara terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dan digunakan bahan pertimbangan perencanaan pembelajaran siklus selanjutnya.

 

2.      Siklus II

a.       Pertemuan pertama

1)         Perencanaan

a)    Guru mempersiapkan instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran yang berupa Modul ajar, lembar kerja peserta didik (LKPD), lembar observasi untuk guru dan lembar observasi untuk siswa.

b)    Guru membagi kelas dalam kelompok yang heterogen (berdasarkan nilai ujian tengah semester gasal).

 

2)         Pelaksanaan Tindakan

a)    Guru mempersilahkan salah satu siswa/ ketua kelas untuk memimpin berdoa sebelum KBM dimulai dan memeriksa absensi siswa beserta kebersihan atau kerapian kelas.

b)    Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa dengan memberi penjelasan tentang pentingnya pembelajaran materi sistem persamaan linear dua variabel.

c)    Guru mempresentasikan materi pokok bahasan Teks Deskripsi, sub mendeskripsikan tentang hewan dan menginformasikan pendekatan pembelajaran yang akan dilakukan.

d)    Siswa belajar dalam kelompok yang terdiri dari 4 siswa.

e)    Guru membagikan Lembar Kerja Peserta didik (LKPD).

f)     Guru memantau kerja masing-masing kelompok

g)    Guru    meminta     siswa    mengumpulkan     hasil     kerja kelompoknya.

h)    Guru meminta siswa untuk kembali ke  tempat duduk semula.

i)     Guru memberikan tugas (PR) kepada siswa secara


 

 

individu.

j)     Guru menutup pelajaran dan menginformasikan pertemuan selanjutnya adalah kegiatan presentasi dan mengerjakan soal evaluasi individu.

b.      Pertemuan kedua

1)     Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, semua sudah disiapkan pada pertemuan pertama. Namun ada beberapa hal yang ditambahkan, yaitu sebagai berikut:

a)      Gulungan kertas yang berisikan nomor urut (1 4).

b)      Guru menyiapkan angket respon siswa siklus II.

c)      Guru menyiapkan soal evaluasi siklus II.

 

2)     Pelaksanaan Tindakan

a)      Guru mempersilahkan salah satu siswa/ ketua kelas untuk memimpin berdoa sebelum KBM dimulai dan memeriksa absensi siswa beserta kebersihan atau kerapian kelas.

b)      Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

c)      Siswa diminta berkumpul kembali dengan kelompoknya.

d)      Guru membahas beberapa tugas individu (PR).

e)      Guru membagikan hasil kerja kelompok yang telah dikumpulkan pada pertemuan pertama dan gulungan kertas yangberisikan nomor urut (1 4).

f)       Guru menunjuk salah satu kelompok secara acak sambil menyebutkan satu nomor (secara acak) yang akan dipersilahkan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Hal ini juga dilakukan untuk menunjuk dua siswa selanjutnya yang mewakili kelompoknya mempresentasikan hasil kerja mereka.

g)      Kelompok lain memperhatikan dan apabila ada perbedaan pendapat maka kelompok lain dipersilahkan untuk menanggapi.

h)      Guru membimbing siswa dan mengevaluasi jawaban siswa.

i)        Guru memberikan penghargaan/ pujian bagi kelompok yang prestasinya baik.

j)        Guru meminta siswa untuk kembali ke tempat duduk semula.

k)      Guru membagikan soal evaluasi siklus II untuk dikerjakan secara individu.


 

 

l)        Guru membagikan angket respon siswa siklus II.

m)    Guru menutup pelajaran dan menginformasikan pertemuan selanjutnya.

 

3)     Observasi

Kegiatan observasi dilakukan oleh seorang observer yang dilaksanakan saat proses pembelajaran. Pada waktu observasi dilaksanakan, observer mengamati proses pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai segala yang terjadi pada saat proses pembelajaran. Pengamatan berdasarkan pedoman dalam lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti.

 

4)     Refleksi

Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan sementara terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dan digunakan bahan pertimbangan perencanaan pembelajaran siklus selanjutnya.

 

3.      Siklus III

a.       Pertemuan pertama

1)   Perencanaan

a)      Guru mempersiapkan instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran yang berupa Modul ajar, lembar kerja peserta didik (LKPD), lembar observasi untuk guru dan lembar observasi untuk siswa.

b)      Guru membagi kelas dalam kelompok yang heterogen (berdasarkan nilai ujian tengah semester gasal).

2)      Pelaksanaan Tindakan

a)      Guru mempersilahkan salah satu siswa/ ketua kelas untuk memimpin berdoa sebelum KBM dimulai dan memeriksa absensi siswa beserta kebersihan atau kerapian kelas.

b)      Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa dengan memberi penjelasan tentang pentingnya pembelajaran materi sistem persamaan linear dua variabel.

c)      Guru mempresentasikan materi pokok bahasan Teks deskripsi, sub pokok bahasan mendiskripsikan tentang hewan dan menginformasikan pendekatan pembelajaran yang akan dilakukan.

d)      Siswa belajar dalam kelompok yang terdiri dari 4 siswa.


 

 

e)      Guru membagikan Lembar Kerja Peserta didik (LKPD).

f)       Guru memantau kerja masing-masing kelompok.

g)      Guru     meminta     siswa     mengumpulkan     hasil     kerja kelompoknya.

h)      Guru meminta siswa untuk kembali ke tempat duduk semula.

i)        Guru memberikan tugas (PR) kepada siswa secara individu.

j)        Guru menutup pelajaran dan menginformasikan pertemuan selanjutnya adalah kegiatan presentasi dan mengerjakan soal evaluasi individu.

 

b.      Pertemuan kedua

1)      Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, semua sudah disiapkan pada pertemuan pertama. Namun ada beberapa hal yang ditambahkan, yaitu sebagai berikut:

a)      Gulungan kertas yang berisikan nomor urut (1 4).

b)      Guru menyiapkan angket respon siswa siklus III.

c)      Guru menyiapkan soal evaluasi siklus III.

 

2)      Pelaksanaan Tindakan

a)      Guru mempersilahkan salah satu siswa/ ketua kelas untuk memimpin berdoa sebelum KBM dimulai dan memeriksa absensi siswa beserta kebersihan atau kerapian kelas.

b)      Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

c)      Siswa diminta berkumpul kembali dengan kelompoknya.

d)      Guru membahas beberapa tugas individu (PR).

e)      Guru membagikan hasil kerja kelompok yang telah dikumpulkan pada pertemuan pertama dan gulungan kertas yangberisikan nomor urut (1 4).

f)       Guru menunjuk salah satu kelompok secara acak sambil menyebutkan satu nomor (secara acak) yang akan dipersilahkan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Hal ini juga dilakukan untuk menunjuk dua siswa selanjutnya yang mewakili kelompoknya mempresentasikan hasil kerja mereka.

g)      Kelompok lain memperhatikan dan apabila ada perbedaan pendapat maka kelompok lain dipersilahkan untuk menanggapi.

h)      Guru membimbing siswa dan mengevaluasi jawaban siswa.


 

 

i)        Guru memberikan penghargaan/ pujian bagi kelompok yang prestasinya baik.

j)        Guru meminta siswa untuk kembali ke tempat duduk semula.

k)      Guru membagikan soal evaluasi siklus III untuk dikerjakan secara individu.

l)        Guru membagikan angket respon siswa siklus III.

m)    Guru menutup pelajaran.

 

3)      Observasi

Kegiatan observasi dilakukan oleh seorang observer yang dilaksanakan saat proses pembelajaran. Pada waktu observasi dilaksanakan, observer mengamati proses pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai segala yang terjadi pada saat proses pembelajaran. Pengamatan berdasarkan pedoman dalam lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti.

 

4)      Refleksi

Menganalisis hasil pengamatan untuk mengetahui kendala- kendala yang dihadapi pada pelaksanaan siklus III. Dalam hal ini peneliti menganggap bahwa kendala-kendala sudah dapat diatasi dengan melihat indikator keberhasilan sudah tercapai pada pelaksannan siklus III sehingga siklus IV tidak diperlukan.

 

E.        Analisis Data

Untuk mengetahui seberapa hasil belajar dan kerjasama siswa dalam belajar digunakan metode teknik deskriptif melalui metode persentase.

Adapun perhitungannya sebagai berikut:

1.       Menghitung skor tiap item

Jumlah siswa yang berhasil


Skor penilaian (%)       =


___


        _

       


_ _ x 100 %


Jumlah seluruh siswa

 

2.       Menghitung skor persentase hasil belajar secara menyeluruh

 

Jumlah skor semua item


Persentase keaktifan siswa (%)    =


___            _

         


x 100 %


Jumlah item


 

 

 

 

Dengan persentase kriteria sebagai berikut:

a)      < 50%, kriteria hasil belajar siswa rendah.

b)      50% - 70%, kriteria hasil belajar siswa sedang.

c)      > 70%, kriteria hasil belajar siswa tinggi.

3.                                        Menghitung skor persentase respon siswa tiap item (tiap siklus)

Jumlah skor keseluruhan tiap item


Skor rata-rata tiap item   = _


_    _       _


         _

        


x 100 %


Banyak siswa (yang hadir)

 

Dengan kriteria sebagai berikut:

a)      25% Persentase skor rata-rata 50%, siswa tidak setuju dengan pernyataan.

b)      50% < Persentase skor rata-rata 75%, siswa setuju dengan pernyataan.

c)      75% < Persentase skor rata-rata 100%, siswa sangat setujudengan pernyataan.

 

F.        Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah apabila siswa dalam pengamatan mempunyai kriteria penilaian baik yaitu dengan jumlah persentase keaktifan mencapai > 70% dari indikator hasil belajar yang telah ada.


 

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

 

A.     Deskripsi Hasil Penelitian

Pelaksanaan tindakan kelas dengan menggunakan metodepembelajaran kooperatif ini dilaksanakan dalam 3 siklus karena pada siklus III indikator keberhasilan sudah tercapai. Masing-masing siklus meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Pokok penelitian ini adalah mengamati tentang keaktifan siswa belajar Bahasa inggris, yang meliputi: (1). Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru; (2). Membaca buku paket, LKPD atau buku pedoman lain yang relevan; (3). Mencatat/ merangkum yang dijelaskan guru; (4). Bertanya atau berpendapat; (5). Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok.

1.      Siklus I

Siklus I terdapat 4 jam pelajaran atau 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada jam ke empat dan lima (2 x 40 menit). Kemudian pertemuan kedua dilaksanakan pada jam ke lima dan enam (2 x 40 menit). Kegiatan belajar mengajar dilakukan oleh peneliti sendiri sebagai guru dengan dibantu oleh seorang guru mata pelajaran Bahasa inggris sebagai pengamat. Materi pelajaran yang diberikan pada siklus I adalah menyelesaikan sistem. Adapun rincian tindakan pada siklus ini adalah sebagai berikut :

a.      Tahap Perencanaan

Sebelum melakukan tindakan, terlebih dahulu guru melakukan observasi di SMP Negeri 1 Pringsurat kelas VII dan diperoleh data awal mengenai keaktifan siswa belajar Bahasa inggris yaitu 47,22% siswa aktif dalam proses pembelajaran. Hasil pengamatan mengenai hasil belajar Bahasa Inggris disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.1

Skor dan Persentase hasil belajar Belajar Bahasa Inggris Sebelum Dilaksanakan Tindakan

 

No.

 

Aspek yang diamati

Jumlah siswa yang

melakukan

 

Persentase

1

Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru.

20

55,56%

(sedang)

2

Membaca buku paket, LKPD atau buku pedoman lain yang relevan.

23

63,89%

(sedang)

3

Mencatat/ merangkum yang

dijelaskan guru.

21

58,33%

(sedang)

4

Bertanya atau berpendapat.

4

11,11%

(rendah)

Jumlah

68

188,89%

Skor rata-rata

17

47,22%

(rendah)


 

 

Peneliti menyusun Modul ajar, menyiapkan lembar pengamatan aktivitas guru, lembar observasi hasil belajar siswa, angket respon siswa, dan membuat kelompok sesuai dengan nilai ujian tengah semester gasal tahun ajaran 2022/2023 yang digolongkan dalam siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Dari data nilai yang diperoleh 30 siswa, peneliti membagi siswa menjadi 9 kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Tiap kelompok terdiri dari siswa yang berkemampuan heterogen. Kemudian peneliti menyiapkan LKPD (Lembar Kerja peserta didik) yang terdiri dari materi yang akan disampaikan dan soal-soal yang nantinya digunakan siswa untuk diskusi kelompok. Guru juga menyiapkan soal evaluasi siklus I untuk mengetahui kemampuan individu siswa dalam menguasai materi pelajaran yang telah disajikan.

 

b.      Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan.

Adapun rincian tindakan yang dilaksanakan adalah:

1)      Pertemuan pertama (2 x 40 menit)

Pada pertemuan pertama, peneliti bekerjasama dengan seorang guru Bahasa inggris kelas VIII SMP Negeri 1 Pringsurat sebagai pengamat yang tugasnya mengamati kegiatan siswa dan peneliti selama proses belajar mengajar. Guru pengamat diberi lembar observasi siswa dan lembar observasi guru yang harus diisi sesuai dengan petunjuk pengisian dan diisi sesuai apa yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas. Sedangkan peneliti disini bertindak sebagai guru.Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi penjelasan kepada siswa tentang pembelajaran kooperatif yang akan dilaksanakan selama proses belajar mengajar. Guru kemudian membacakan pembagian kelompok dan siswa dipersilahkan berkumpul dengan kelompok masing-masing. Kemudian guru membagikan LKPD yang berisikan materi yang akan disampaikan dan soal-soal yang nantinya didiskusikan siswa.

Guru menjelaskan materi dan memberikan beberapa contoh soal sesuai dengan Modul Ajar. Selama menjelaskan materi, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang dijelaskan guru.Selama proses pembelajaran, siswa mulai berani bertanya, namun masih banyak siswa yang malu atau ragu untuk bertanya, melamun ketika diberi penjelasan materi dan tidak mencatat. Selanjutnya siswa diminta berdiskusi dan mengerjakansoal yang


 

 

telah diberikan guru dan dikerjakan sesuai waktu yang diberikan yaitu 30 menit. Dalam kegiatan diskusi ini, dapat dilihat keaktifan siswa dalam belajar matematika. Guru berperan sebagai fasilitator yaitu memimpin dan mengarahkan siswa dalam berdiskusi.Selama diskusi berlangsung, guru berkeliling dan menegur siswa yang gaduh dan tidak berdiskusi dengan teman satu kelompoknya. Sebelum waktu pembelajaran selesai, setiap kelompok diminta mengumpulkan hasil diskusi mereka. Kemudian guru memberikan PR dan menginformasikan pertemuan selanjutnya yaitu presentasi dan mengerjakan evaluasi siklus I.

 

2)      Pertemuan ke dua (2X40 menit)

Pada pertemuan kedua, guru meminta siswa kembali berkumpul dengan kelompoknya seperti pertemuan pertama. Guru membahas PR yang dianggap sulit selama 10 menit. Guru kemudian membagikan hasil diskusi kelompok yang pada pertemuan pertama telah dikerjakan siswa. Setiap siswa dipersilahkan berdiskusi selama 5 menit untuk mengingat kembali hasil diskusi mereka sebelumnya. Siswa mengambil gulungan kertas yang berisikan nomor urut yang diberikan guru kepada setiap kelompok. Siswa tiap kelompok memiliki nomor yang berbeda. Kemudian guru menunjuk salah satu kelompok secara acak sambil menyebutkan satu nomor (secara acak) untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Salah satu siswa mempresentasikan hasil diskusikelompoknya di depan kelas. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menaggapi hasil diskusi tersebut, apabila ada yang berbeda hasil jawabannya boleh mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Setelah semua siswa yang dipanggil selesai mempresentasikan hasil diskusinya, kemudian guru mengevaluasi hasil diskusi siswa. Guru memberikan pujian kepada kelompok yang hasil presentasinya benar. Kegiatan presentasi siswa ini dilakukan selama 25 menit.Siswa diminta kembali ke tempat duduk mereka semula untuk mengerjakan soal evaluasi siklus I secara individu.Soal evaluasi ini digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. Siswa mengarjakan soal evaluasi siklus I secara individu. Kemudian diminta mengisi angket respon siswa dalam mengikuti pembelajaran kooperatif siklus I. Kemudian guru menutup pelajaran dan menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.


 

 

c.       Tahap Observasi

Selama proses pembelajaran berlangsung, guru pengamat melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa dan peneliti yang berperan sebagai guru. Pengamat mengamati dan menulis hasil pengamatan pada lembar pengamatan yang telah disiapkan sesuai dengan petunjuk yang ada.

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru Bahasa Inggris kelas VII SMP Negeri 1 Pringsurat adalah sebagai berikut:

1)      Keaktifan siswa

Hasil pengamatan keaktifan siswa disajikan pada tabel dibawah ini.

 

Tabel 4.2

Skor dan Persentase hasil belajar Siklus I

 

 

No

Aspek yang diamati

Jumlah siswa

yang melakukan

Persentase

1

Mendengarkan / memperhatikan

penjelasan guru.

23

63,89%

(sedang)

2

Membaca buku paket, LKPD atau buku pedoman lain yang

relevan.

21

58,33%

(sedang)

3

Mencatat/ merangkum yang

dijelaskan guru.

19

52,78%

(sedang)

4

Bertanya atau berpendapat.

8

22,22%

(rendah)

5.

Keaktifan siswa dalam diskusi

kelompok.

24

66.67%

(sedang)

Jumlah

95

263,89%

Skor rata-rata

19

52,78%

(sedang)

 

Dari pengamatan secara keseluruhan diperoleh hasil sebagai berikut:

a)      Ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan atau mendengarkan pelajaran. Ketika guru menyampaikan materi pelajaran, ada beberapa siswa yang bercanda dengan teman di sampingnya.

b)      Ada beberapa siswa yang tidak membaca materi yang dibagikan guru atau buku pedoman lain yang dimiliki siswa.

c)      Ada beberapa siswa yang tidak mencatat apa yang disampaikan guru.


 

 

d)      Ada beberapa siswa yang berani bertanya atau berpendapat, meskipun hanya 8 siswa. Tetapi hal ini menunjukan peningkatan dibandingkan dengan sebelum diberikan tindakan yaitu 4 siswa yang berani bertanya atau berpendapat.

e)      Masih ada siswa yang tidak berdiskusi bersama kelompoknya.

f)       Hasil pengamatan menunjukan bahwa persentase keaktifan siswa belajar Bahasa inggris pada siklus I adalah 52,78%. Hal ini menunjukan adanya peningkatan. Karena sebelum dilakukan tindakan, persentase keaktifan siswa belajar Bahasa inggris hanya 47,22%.

g)      Hasil evaluasi siklus I didapat nilai rata-rata evaluasinya adalah 71,92, yang dibawah KKM sebanyak 9 siswa dan yang diatas KKM sebanyak 21 siswa. Hal ini menunjukan adanya peningkatan nilai rata-rata belajarbahasa inggris dimana nilai rata-rata ujian tengah semester gasal hanya 61,94, yang dibawah KKM sebanyak 9 siswa dan yang diatas KKM sebanyak 21 siswa.

 

2)      Pengamatan Aktivitas Guru

Pengamatan aktivitas guru dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 14. Dari hasil pengamatan diperoleh:

a)      Hasil perhitungan lembar pengamatan aktivitas guru menunjukan persentase aktivitas guru adalah 76,25%. Dalam hal ini dapat dikatakan pembelajaran berlangsung baik.

b)      Baik dalam mengatur siswa untuk belajar dengan kelompoknya.

c)      Cukup baik dalam penyajian materi dan pengelolaan waktu.

d)      Keterampilan menggunakan model pembelajara kooperatif dan membimbing siswa dalam keterampilan kooperatif sudah dilaksanakan dengan cukup baik.

 

3)      Respon siswa

Setiap akhir siklus pada proses pembelajaran, siswa diminta mengisi angket respon siswa. Angket ini digunakan untuk memperoleh data tentang pendapat siswa mengenai aktivitas pembelajaran kooperatif pada setiap siklus. Data persentase respon siswa disajikan pada tabel dibawah ini.


 

 

Tabel 4.3

Data Angket Respon Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran Kooperatif Pada Siklus I

 

 

No

Pernyataan

 

Skor

 

Persen

Pembelajaran Bahasa Inggris yang baru saja

saya ikuti

1.

Lebih menyenangkan daripada biasanya

2,89

72,25

2.

Membantu saya lebih mudah memahami materi

2,92

73,00

3.

Mendorong saya lebih giat

3,11

77,75

4.

Membuat saya berani bertanya pada guru

2,97

74,25

5.

Menimbulkan rasa senang dalam berdiskusi

3,06

76,50

6.

Menimbulkan keberanian dalam berpendapat

3,03

75,75

7.

Menumbuhkan percaya diri dalam menyajikan

2,83

70,75

8.

Menjadi tertantang dalam menyelesaikan soal

3,25

81,25

9.

Melatih berkreativitas

3,17

79,25

10.

Menumbuhkan sifat kritis

2,56

64,00

11.

Lebih terasa manfaatnya dalam kehidupan sehari-

hari

3,06

76,50

12.

Menumbuhkan rasa putus asa dalam mengikutinya

1,94

48,50

13.

Menumbuhkan rasa tegang dan tidak nyaman

dalam Belajar

2,11

52,75

14.

Merasakan beban mental untuk

mempersiapkannya

2,31

57,75

15.

Rasanya ingin menghindar

1,75

43,75

 

Dari data angket respon siswa di atas dapat disimpulkan bahwa:

a)      Siswa menyatakan sangat setuju bahwa pembelajaran Bahasa inggris pada siklus I mendorong siswa lebih giat belajar, menumbuhkan rasa senang dalam berdiskusi, menimbulkan keberanian dalam berpendapat, membuat siswa tertantang dalam menyelesaikan soal, melatih berkreativitas, dan lebihtersa manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

b)      Siswa menyatakan setuju bahwa pembelajaran Bahasa Inggris pada siklus I lebih menyenangkan daripada biasanya, lebih membantu memahami materi, membuat siswa lebih berani bertanya kepada guru, menumbuhkan rasa percaya diri, dan menumbuhkan sikap kritis.

c)      Namun, siswa juga setuju bahwa pembelajaran pada siklus I ini membuat mereka tegang dan tidak nyaman dalam belajar, serta siswa merasakan beban mental untuk mempersiapkannya.


 

 

d)      Siswa tidak setuju bahwa pembelajaran pada siklus I ini menumbuhkan rasa putus asa dalam mengikuti pelajaran Bahasa inggris dan membuat siswa ingin menghindar dari pelajaran ini.

 

d.      Refleksi

Peneliti dibantu pengamat bersama-sama melakukan analisis dan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Pada siklus I masih ada siswa yang kurang aktif dalam belajar, misalnya mengganggu teman lainnya ketika pelajaran, tidak mencatat penjelasan yang diberikan guru, serta masih banyak siswa yang malu bertanyaatau berpendapat.

Secara keseluruhan para siswa menunjukan peningkatan keaktifan belajar Bahasa inggris. Dari data observasi awal (sebelum tindakan) persentase keaktifan siswa belajar Bahasa inggris adalah47,22% dan termasuk dalam kriteria keaktifan siswa rendah. Kemudian setelah diberikan tindakan pada siklus I, persentase keaktifan siswa belajar Bahasa inggris adalah 52,78% dan termasuk dalamkriteria keaktifan siswa sedang.Meskipun telah menunjukan peningkatan keaktifan belajar, namun indikator kerja belum tercapai yaitu persentase keaktifan siswa belajar Bahasa inggris > 70%. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan selanjutnya yaitu pada siklus II.

Agar pada siklus II tidak terjadi penurunan persentasekeaktifan siswa belajar Bahasa inggris, maka perlu diadakan perbaikan tidakan. Pada siklus II guru memberikan penjelasan materi kepada siswa secara lebih mendalam, serta memberikan motivasi yang lebih agar siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.

 

2.      Siklus II

Siklus II terdapat 4 jam pelajaran atau 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada jam ke tiga dan empat (2 x 40 menit). Kemudian pertemuan kedua dilaksanakan jam ke empat dan lima (2 x 40 menit). Materi pelajaran yang diberikan pada siklus II adalah membuat model Bahasa inggris dari masalah yang berkaitan dengan teks descriptive Adapun rincian tindakan pada siklus ini adalah sebagai berikut:

 

a.      Tahap Perencanaan

Peneliti membuat Modul ajar yang berkaitan dengan materi dari masalah yang berkaitan dengan teks deskripsi dengan menggunakan metode pembelajaran koopertif. Peneliti menyiapkan menyiapkan


 

 

lembar pengamatan aktivitasguru, lembar observasi keaktifan siswa, angket respon siswa, LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan, dan soal evaluasi siklus II.

 

b.      Tahap Pelakasanaan Tindakan

Tindakan pada siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan.

Adapun rincian tindakan yang dilaksanakan adalah:

1)      Pertemuan pertama (2 x 40 menit)

Pada pertemuan pertama, peneliti bekerjasama dengan seorang guru Bahasa inggris kelas VII SMP Negeri 1 Pringsurat sebagai pengamat yang tugasnya mengamati kegiatan siswa dan peneliti selama proses belajar mengajar. Guru pengamat diberi lembar observasi siswa dan lembar observasi guru yang harus diisi sesuai dengan petunjuk pengisian dan diisi sesuai apa yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas. Sedangkan peneliti disini bertindak sebagai guru.

Pada pertemuan pertama, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi penjelasan kepada siswa tentang pembelajaran kooperatif yang akan dilaksanakan selama proses belajar mengajar. Guru kemudian membacakan pembagian kelompok yang telah dibentuk sebelumnya, dan siswa dipersilahkan berkumpul dengan kelompok masing-masing.

Guru membagikan LKPD yang berisikan materi yang akan disampaikan dan soal-soal yang nantinya didiskusikan siswa. Guru menjelaskan materi dan memberikan beberapa contoh soal sesuai dengan Modul Ajar. Selama menjelaskan materi, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang dijelaskan guru.

Selanjutnya siswa diminta berdiskusi dan mengerjakansoal yang telah diberikan guru dan dikerjakan sesuai waktu yang diberikan yaitu 30 menit. Dalam kegiatan diskusi ini, dapat dilihat keaktifan siswa dalam belajar Bahasa inggris. Guru berperan sebagai fasilitator yaitu memimpin dan mengarahkan siswa dalam berdiskusi.

Saat diskusi berlangsung, guru berkeliling dan menegur siswa yang gaduh dan tidak berdiskusi dengan teman satu kelompoknya. Sebelum waktu pembelajaran selesai, setiap kelompok diminta mengumpulkan hasil diskusi mereka. Kemudian


 

 

guru memberikan PR dan menginformasikan pertemuan selanjutnya yaitu presentasi dan mengerjakan evaluasi siklus II.

Selama proses pembelajaran, siswa cukup antusias dalam mengerjakan soal secara kelompok. Dibandingkan dengan kegiatan pada siklus I, antusias siswa untuk bekerjasama untuk menyelesaikan soal lebih meningkat.

 

2)      Pertemuan kedua (2 x 40 menit)

Pada pertemuan kedua, guru meminta siswa kembali berkumpul dengan kelompoknya seperti pertemuan pertama. Guru membahas PR yang dianggap sulit selama 10 menit. Guru kemudian membagikan hasil diskusi kelompok yang pada pertemuan pertama telah dikerjakan siswa. Setiap siswa dipersilahkan berdiskusi selama 5 menit untuk mengingat kembali hasil diskusi mereka sebelumnya. Siswa mengambil gulungan kertas yang berisikan nomor urut yang diberikan guru kepada setiap kelompok. Siswa tiap kelompok memiliki nomor yang berbeda. Kemudian guru menunjuk salah satu kelompok secara acak sambil menyebutkan satu nomor (secara acak) untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Salah satu siswa mempresentasikan hasil diskusidari kelompoknya di depan kelas. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menaggapi hasil diskusi tersebut, apabila ada yang berbeda hasil jawabannya boleh mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Setelah semua siswa yang dipanggil selesai mempresentasikan hasil diskusinya, kemudian guru mengevaluasi hasil diskusi siswa. Guru memberikan pujian kepada kelompok yang hasil presentasinya benar. Kegiatan presentasi siswa ini dilakukan selama 25 menit.

Siswa diminta kembali ke tempat duduk mereka semula untuk mengerjakan soal evaluasi siklus II secara individu. Soal evaluasi ini digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. Kemudian siswa diminta mengisi angket respon siswa siklus II. Selanjutnya guru menutup pelajaran dan menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

c.       Tahap Observasi

Selama proses pembelajaran berlangsung, guru pengamat melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa dan peneliti yang berperan sebagai guru. Pengamat mengamati dan menulis hasil pengamatan pada lembar pengamatan yang telah disiapkan sesuai dengan petunjuk yang ada.


 

 

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru Bahasa inggris kelas VII SMP Negeri 1 Pringsurat adalah sebagai berikut:

1)      Keaktifan siswa

Hasil pengamatan keaktifan siswa disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.4

Skor dan Persentase hasil belajar Siswa Siklus II

No.

Aspek yang diamati

Jumlah siswa

yang melakukan

Persentase

1

Mendengarkan / memperhatikan

penjelasan guru.

24

66,67%

(sedang)

2

Membaca buku paket, LKPD atau buku pedoman lain yang

relevan.

26

72,22%

(tinggi)

3

Mencatat/ merangkum yang

dijelaskan guru.

31

86,11%

(tinggi)

4

Bertanya atau berpendapat.

11

30,56%

(rendah)

5.

Keaktifan siswa dalam diskusi

kelompok.

21

58,33%

(sedang)

Jumlah

113

313,89%

Skor rata-rata

22,6

62,78%

(sedang)

Dari pengamatan secara keseluruhan diperoleh hasil sebagai berikut:

a)      Dari 30 siswa, ada 12 siswa yang tidak mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru. Siswa tersebut lebih banyak berbicara dengan teman sebangkunya.

b)      Ada peningkatan jumlah siswa yang mau membaca buku paket, LKPD atau buku pedoman lain yang relevan dibandingkan dengan tindakan pada siklus I dari yang hanya 21 siswa menjadi 26 siswa.

c)      Hampir semua siswa mencatat/ merangkum yang dijelaskan guru.

d)      Ada beberapa siswa yang berani bertanya atau berpendapat, meskipun hanya 11 siswa. Tetapi hal ini menunjukan peningkatan dibandingkan dengan tindakan pada siklus I yaitu 8 siswa yang berani bertanya atau berpendapat.

e)      Hasil pengamatan menunjukan bahwa persentase keaktifan siswa belajar Bahasa inggris pada siklus II adalah 62,78%. Hal


 

 

ini menunjukan adanya peningkatan. Karena pada tindakan siklusI, persentase keaktifan siswa belajar Bahasa Inggris hanya 52,78%.

f)       Hasil evaluasi siklus II didapat nilai rata-rata evaluasinya adalah 73,5, yang dibawah KKM sebanyak 6 siswa dan yang diatas KKM sebanyak 30 siswa. Hal ini menunjukan adanya peningkatan nilai rata-rata belajar Bahasa inggris dimana nilai rata-rata evaluasi siklus I adalah 71,92, yang dibawah KKM sebanyak 11 siswa dan yang diatas KKM sebanyak 25 siswa.

 

2)      Pengamatan Aktivitas Guru

Pengamatan aktivitas guru dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 22. Dari hasil pengamatan diperoleh:

a)      Hasil perhitungan lembar pengamatan aktivitas guru menunjukan persentase aktivitas guru adalah 80,75%. Dalam hal ini dapat dikatakan pembelajaran berlangsung baik.

b)      Baik dalam mengatur siswa untuk belajar dengan kelompoknya.

c)      Cukup baik dalam penyajian materi dan pengelolaan waktu.

d)      Keterampilan menggunakan model pembelajaran problem based learning dan membimbing siswa dalam keterampilan membaca sudah dilaksanakan dengan baik.

 

3)      Respon siswa

Setiap akhir siklus pada proses pembelajaran, siswa diminta mengisi angket respon siswa. Angket ini digunakan untuk memperoleh data tentang pendapat siswa mengenai aktivitas pembelajaran Bahasa Inggris pada setiap siklus. Data persentase respon siswa disajikan pada tabel dibawah ini.


 

 

Tabel 4.5

Data Angket Respon Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran Bahasa Inggris Pada Siklus II

 

 

 

 

No

Pernyataan

 

Skor

 

Persen

Pembelajaran Bahasa inggris yang baru saja saya ikuti

1.

Lebih menyenangkan daripada biasanya

2,94

73,50

2.

Membantu saya lebih mudah memahami materi

2,89

72,25

3.

Mendorong saya lebih giat

2,94

73,50

4.

Membuat saya berani bertanya pada guru

3,08

77,00

5.

Menimbulkan rasa senang dalam berdiskusi

2,94

73,50

6.

Menimbulkan keberanian dalam berpendapat

2,92

73,00

7.

Menumbuhkan percaya diri dalam menyajikan

2,83

70,75

8.

Menjadi tertantang dalam menyelesaikan soal

3,06

76,50

9.

Melatih berkreativitas

3,08

77,00

10.

Menumbuhkan sifat kritis

2,56

64,00

11.

Lebih terasa manfaatnya dalam kehidupan sehari- hari

2,78

69,50

12.

Menumbuhkan rasa putus asa dalam mengikutinya

1,67

41,75

13.

Menumbuhkan rasa tegang dan tidak nyaman dalam Belajar

1,89

47,25

14.

Merasakan beban mental untuk mempersiapkannya

1,97

49,25

15.

Rasanya ingin menghindar

1,67

41,75

Dari data angket respon siswa di atas dapat disimpulkan bahwa :

a)      Siswa menyatakan sangat setuju bahwa pembelajaran Bahasa inggris pada siklus II membuat siswa berani bertanya kepada guru, menjadi tertantang dalam menyelesaikan soal, melatih berkreativitas.


 

 

b)      Siswa menyatakan setuju bahwa pembelajaran Bahasa Inggris pada siklsu II lebih menyenangkan daripada biasanya, lebih membantu memahami materi, mendorong siswa lebih giat, menimbulkan rasa senang dalam berdiskusi, menimbulkan keberanian dalam berpendapat, menumbuhkan rasa percaya diri dalam menyelesaikan soal, menumbuhkan sifat kritis, dan lebih terasa manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

c)      Siswa tidak setuju bahwa pembelajaran pada siklus II ini menumbuhkan rasa putus asa dalam mengikuti pelajaran Bahasa inggris, menumbuhkan rasa tegang dan tidak nyaman dalam belajar, siswa merasakan beban mental untuk mempersiapkannya dan membuat siswa ingin menghindar dari pelajaran ini.

 

d.      Refleksi

Peneliti dibantu pengamat bersama-sama melakukan analisa dan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Pada siklus II masih ada siswa yang kurang aktif dalam belajar, misalnya mengganggu teman lainnya ketika pelajaran, tidak mencatat penjelasan yang diberikan guru, serta masih banyak siswa yang malu bertanya atau berpendapat. Tetapi hampir semua siswa mencatat/ merangkum yang dijelaskan guru.

Secara keseluruhan para siswa menunjukan peningkatan keaktifan belajar Bahasa inggris meskipun masih dalam kriteria keaktifan siswa sedang. Pada siklus I, persentase keaktifan siswa belajar Bahasa inggris adalah 52,78% dan termasuk dalam kriteria keaktifan siswa sedang. Kemudian setelah diberikan tindakan pada siklus II, persentase keaktifan siswa belajar Bahasa inggris adalah 62,78% dan termasuk dalam kriteria keaktifan siswa sedang.

Meskipun telah menunjukan peningkatan keaktifan belajar, namun indikator kerja belum tercapai yaitu persentase keaktifan siswa belajar Bahasa inggris > 70%. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan selanjutnya yaitu pada siklus III.

Agar pada siklus III tidak terjadi penurunan persentase keaktifan siswa belajar Bahasa inggris , maka perlu diadakan perbaikan tidakan. Pada siklus III guru perlu memberikan motivasi yang lebih agar siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.


 

 

3.      Siklus III

Siklus III terdapat 4 jam pelajaran atau 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada jam ke lima dan enam (2 x 40 menit). Kemudian pertemuan kedua dilaksanakan pada jam ke tiga dan empat (2 x 40 menit). Materi pelajaran yang diberikan pada siklus III adalah menyelesaikan model koopratif dari masalah yang berkaitan dengan teks deskripsi tentang hewan. Adapun rincian tindakan pada siklus ini adalah sebagai berikut:

a.      Tahap Perencanaan

Peneliti membuat Modul ajar yang berkaitan dengan materi menyelesaikan dari masalah yang berkaitan dengan teks deskripsi tentang hewan dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Based learning (PBL).

Peneliti menyiapkan menyiapkan lembar pengamatan aktivitas guru, lembar observasi keaktifan siswa, angket respon siswa, LKPD (Lembar Kerja peserta Didik) yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan, dan soal evaluasi siklus III.

 

b.      Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tindakan pada siklus III dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan.

Adapun rincian tindakan yang dilaksanakan adalah:

1)      Pertemuan pertama (2 x 40 menit)

Pada pertemuan pertama, peneliti bekerjasama dengan seorang guru Bahasa Inggris kelas VII SMP Negeri 1 Pringsurat sebagai pengamat yang tugasnya mengamati kegiatan siswa dan peneliti selama proses belajar mengajar. Guru pengamat diberi lembar observasi siswa dan lembar observasi guru yang harus diisi sesuai dengan petunjuk pengisian dan diisi sesuai apa yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas. Sedangkan peneliti disinibertindak sebagai guru.

Pada pertemuan pertama, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi penjelasan kepada siswa tentang pembelajaran kooperatif yang akan dilaksanakan selama proses belajar mengajar. Guru kemudian membacakan pembagian kelompok yang telah dibentuk sebelumnya, dan siswa dipersilahkan berkumpul dengan kelompok masing-masing.

Guru membagikan LKPD yang berisikan materi yang akan disampaikan dan soal-soal yang nantinya didiskusikan siswa. Guru menjelaskan materi dan memberikan beberapa contoh soal sesuai dengan Modul ajar. Selama menjelaskan materi, guru memberikan


 

 

kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang dijelaskan guru.

Selanjutnya siswa diminta berdiskusi dan mengerjakansoal yang telah diberikan guru dan dikerjakan sesuai waktu yang diberikan yaitu 30 menit. Dalam kegiatan diskusi ini, dapat dilihat keaktifan siswa dalam belajar Bahasa inggris. Guru berperan sebagai fasilitator yaitu memimpin dan mengarahkan siswa dalam berdiskusi.

Saat diskusi berlangsung, guru berkeliling dan menegur siswa yang gaduh dan tidak berdiskusi dengan teman satu kelompoknya. Sebelum waktu pembelajaran telah selesai, setiap kelompok diminta mengumpulkan hasil diskusi mereka. Kemudian guru memberikan PR dan menginformasikan pertemuan selanjutnya yaitu presentasi dan mengerjakan evaluasi siklus III.

Selama proses pembelajaran, siswa cukup antusias dalam mengejakan soal secara kelompok. Dibandingkan dengan kegiatan pada siklus II, antusias siswa untuk bekerjasama untuk menyelesaikan soal lebih meningkat.

 

2)      Pertemuan kedua (2 x 40 menit)

Pada   pertemuan    kedua,   guru    meminta    siswa    kembali berkumpul dengan kelompoknya seperti pertemuan pertama. Guru membahas PR yang dianggap sulit selama 10 menit. Guru kemudian membagikan hasil diskusi kelompok yang pada pertemuan pertama telah dikerjakan siswa. Setiap siswa dipersilahkan berdiskusi selama 5 menit untuk mengingat kembali hasil diskusi mereka sebelumnya.

Siswa mengambil gulungan kertas yang berisikan nomor urut yang diberikan guru kepada setiap kelompok. Siswa tiap kelompok memiliki nomor yang berbeda. Kemudian guru memanggil nomor tertentu, dan siswa dengan nomor yang sama dipersilahkan mempresentasikan jawaban hasil diskusi mereka.

Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menaggapi hasil diskusi tersebut, apabila ada yang berbeda hasil jawabannya boleh mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya seperti tampak pada Gambar 4.8. Setelah semua siswa yang dipanggil selesai mempresentasikan hasil diskusinya, kemudian guru mengevaluasi hasil diskusi siswa. Guru memberikan pujian kepada kelompok yang hasil presentasinya benar. Kegiatan presentasi siswa ini dilakukan selama 25 menit.


 

 

Siswa diminta kembali ke tempat duduk mereka semula untuk mengerjakan soal evaluasi siklus III secara individu. Soal evaluasi ini digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. Kemudian siswa diminta mengisi angket respon siswa dalam mengikuti pembelajaran kooperatif .

 

c.       Tahap Observasi

Selama proses pembelajaran berlangsung, guru melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa dan peneliti yang berperan sebagai guru. Pengamat mengamati dan menulis hasil pengamatan pada lembar pengamatan yang telah disiapkan sesuai dengan petunjuk yang ada.

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru Bahasa inggris kelas VII SMP Negeri 1 Pringsurat adalah sebagai berikut:

 

1)      Keaktifan siswa

Hasil pengamatan keaktifan siswa disajikan pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.6

Skor dan Persentase Keaktifan Siswa Siklus III

 

 

No.

Aspek yang diamati

Jumlah siswa

yang melakukan

Persentase

1

Mendengarkan/ memperhatikan

penjelasan guru.

27

75,00%

(tinggi)

2

Membaca buku paket, LKPD atau

buku pedoman lain yang relevan.

25

69,44%

(sedang)

3

Mencatat/ merangkum yang

dijelaskan guru.

33

91,67%

(tinggi)

4

Bertanya atau berpendapat.

16

44,44%

(rendah)

5.

Keaktifan siswa dalam diskusi

kelompok.

29

80,56%

(tinggi)

Jumlah

130

361,11%

Skor rata-rata

26

72,22%

(tinggi)

Dari pengamatan secara keseluruhan diperoleh hasil sebagai berikut:

a)      Dari 30 siswa, ada 9 siswa yang tidak mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru. Ini menunjukan adanya peningkatan dibandingkan dengan tindakan pada siklus II.


 

 

b)      Ada penurunan jumlah siswa yang mau membaca buku paket, LKS atau buku pedoman lain yang relevan dibandingkan dengan tindakan pada siklus II dari yang sebelumnya 26 siswa menjadi 25 siswa.

c)      Hampir semua siswa mencatat/ merangkum yang dijelaskan guru.

d)      Ada beberapa siswa yang berani bertanya atau berpendapat, meskipun hanya 16 siswa. Tetapi hal ini menunjukan peningkatan dibandingkan dengan tindakan pada siklus II yaitu 11 siswa yang berani bertanya atau berpendapat.

e)      Hasil pengamatan menunjukan bahwa persentase keaktifan siswa belajar Bahasa Inggris pada siklus III adalah 72,22%. Hal ini menunjukan adanya peningkatan. Karena pada tindakan siklus II, persentase keaktifan siswa belajar Bahasa inggris hanya 62,78%.

f)       Ada satu siswa putri yang tidak bisa mengikuti tes evaluasi individu karena sakit.

g)      Hasil evaluasi siklus III didapat nilai rata-rata evaluasinya adalah 76,34. Hal ini menunjukan adanya peningkatan nilai rata- rata belajar Bahasa inggris dimana nilai rata-rata evaluasi siklus II adalah 73,5.

 

2)      Pengamatan Aktivitas Guru

Pengamatan aktivitas guru dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 30. Dari hasil pengamatan diperoleh:

a)      Hasil perhitungan lembar pengamatan aktivitas guru menunjukan persentase aktivitas guru adalah 83,75%. Dalam hal ini dapat dikatakan pembelajaran berlangsung baik.

b)      Baik dalam mengatur siswa untuk belajar dengan kelompoknya.

c)      Cukup baik dalam penyajian materi dan pengelolaan waktu.

d)      Keterampilan menggunakan model pembelajaran problem based learning dan membimbing siswa dalam keterampilan kooperatif sudah dilaksanakan dengan baik.

 

3)      Respon siswa

Setiap akhir siklus pada proses pembelajaran, siswa diminta mengisi angket respon siswa. Angket ini digunakan untuk memperoleh data tentang pendapat siswa mengenai aktivitas pembelajaran Bahasa inggris pada setiap siklus. Data persentase respon siswa disajikan pada tabel dibawah ini.


 

 

Tabel 4.7

Data Angket Respon Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran Bahasa Inggris Pada Siklus III

 

 

No

Pernyataan

 

Skor

 

Persen

Pembelajaran Bahasa Inggris yang baru saja

saya ikuti

1.

Lebih menyenangkan daripada biasanya

3,17

79,25

2.

Membantu saya lebih mudah memahami materi

3,09

77,25

3.

Mendorong saya lebih giat

3,20

80,00

4.

Membuat saya berani bertanya pada guru

3,14

78,50

5.

Menimbulkan rasa senang dalam berdiskusi

3,00

75,00

6.

Menimbulkan keberanian dalam berpendapat

3,17

79,25

7.

Menumbuhkan percaya diri dalam menyajikan

3,03

75,75

8.

Menjadi tertantang dalam menyelesaikan soal

3,26

81,50

9.

Melatih berkreativitas

2,89

72,25

10.

Menumbuhkan sifat kritis

2,69

67,25

11.

Lebih terasa manfaatnya dalam kehidupan sehari-

hari

2,83

70,75

12.

Menumbuhkan rasa putus asa dalam mengikutinya

1,86

46,50

13.

Menumbuhkan rasa tegang dan tidak nyaman

dalam Belajar

1,77

44,25

14.

Merasakan beban mental untuk mempersiapkannya

1,74

43,50

15.

Rasanya ingin menghindar

1,60

40,00

 

Dari data angket respon siswa di atas dapat disimpulkan bahwa:

a)      Siswa menyatakan sangat setuju bahwa pembelajaran Bahasa inggris pada siklus III lebih menyenangkan daripada biasanya, membantu siswa lebih mudah memahami materi, mendorong siswa lebih giat belajar, membuat siswa berani bertanya pada guru, menimbulkan keberanian dalam berpendapat, menumbuhkan percaya diri dalam menyajikan,membuat siswa tertantang dalam menyelesaikan soal.

b)      Siswa menyatakan setuju bahwa pembelajaran Bahasa inggris pada siklsu III menimbulkan rasa senang dalam berdiskusi, melatih berkreativitas, menumbuhkan sifat kritis, dan lebih terasa manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.


 

 

c)      Siswa tidak setuju bahwa pembelajaran pada siklus I ini menumbuhkan rasa putus asa dalam mengikuti pelajaran ini, menumbuhkan rasa tegang dan tidak nyaman dalam belajar, siswa merasakan beban mental untuk mempersiapkannya, dan membuat siswa ingin menghindar dari pelajaran ini.

 

d.      Refleksi

Peneliti dibantu pengamat bersama-sama melakukan analisa dan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus III.

Pelaksanaan siklus III menunjukan bahwa siswa sudah cukup aktif, misalnya hampir semua siswa mencatat/ merangkum yang dijelaskan guru, siswa juga mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, serta siswa juga sudah aktif dalam kegiatan diskusi kelompok.

Sacara keseluruhan para siswa menunjukan peningkatankeaktifan belajar matematika. Pada siklus II, persentase keaktifan siswa belajar Bahasa inggris adalah 62,78% dan termasuk dalam kriteria keaktifan siswa sedang. Kemudian setelah diberikan tindakan pada siklus III, persentase keaktifan siswa belajar Bahasa inggris adalah 72,22% dan termasuk dalam kriteria keaktifan siswa tinggi.

Indikator keberhasilan ini adalah dapat meningkatkan keaktifan siswa belajar Bahasa inggris > 70%, sedangkan pada siklus III indikator keberhasilan sudah tercapai yaitu 72,22%. Maka sudah dapat dikatakan bahwa peneliti sudah cukup melakukan tindakan sampai tigasiklus saja.

4.      Hasil Gabungan Siklus I, Siklus II dan Siklus III

Peningkatan persentase keaktifan siswa belajar Bahasa inggris  dari sebelum tindakan hingga siklus III disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.8

Keaktifan Siswa Belajar Bahasa inggris Sebelum Tindakan,Siklus I, Siklus II dan Siklus III

 

Keaktifan Siswa

Persentase

Sebelum Tindakan

47,22%

Siklus I

52,78%

Siklus II

62,78%

Siklus III

72,22%

Peningkatan persentase keaktifan siswa belajar Bahasa inggris dari sebelum tindakan hingga siklus III disajikan pada grafik berikut ini:


 

 

 

 

Gambar 4.9 Grafik Persentase Keaktifan Siswa Belajar

 

Bahasa inggris Peningkatan nilai rata-rata siswa pada ujian tengah semester, siklus I, siklus II dan siklus III disajikan dalam tabel berikut:

 

Tabel 4.9

Nilai Rata-rata Siswa Pada Ujian Tengah Semester, Siklus I, Siklus II dan Siklus III

Tindakan

Nilai rata-rata

Sebelum Tindakan

61,94

Siklus I

71,92

Siklus II

73,50

Siklus III

76,34

 

Peningkatan nilai rata-rata siswa sejak sebelum tindakan hingga siklus III disajikan dalam grafik berikut:


Gambar 4.10 Grafik Nilai Rata-rata Siswa


 

 

Peningkatan kualitas pembelajaran guru pada siklus I, siklus IIdan sikus III disajikan dalam tabel berikut:

 

Tabel 4.10

Kualitas Pembelajaran Guru pada Siklus I, Siklus II danSiklus III

Aktivitas Guru

Persentase

Siklus I

76,25%

Siklus II

80,75%

Siklus III

83,75%

Peningkatan kualitas pembelajaran guru pada siklus I, siklus IIdan siklus III disajikan dalam grafik berikut:


Gambar 4.11 Grafik Kualitas Pembelajaran Guru

Persentase respon siswa dalam mengikuti pembelajaran kooperatif pada siklus I, siklus II dan siklus III disajikan pada tebel berikut:

 

 

Tabel 4.11

Persentase Respon Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran Bahasa Inggris

 

 

Tindakan

Rata-rata Persentase

Respon Positif

Respon Negatif

Siklus I

74,66%

50,69%

Siklus II

72,77%

45,00%

Siklus III

76,07%

43,56%


 

 

Persentase respon siswa dalam mengikuti pembelajaran Bahasa inggris pada siklus I, siklus II dan siklus III disajikan pada grafik berikut:


 

Gambar 4.12 Grafik Angket Respon Siswa

B.     Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dari siklus I, siklus II dan siklus III menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan keaktifan siswa belajar Bahasa Inggris. Aktivitas-aktivitas dalam belajar, seperti mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, membaca buku paket, LKS atau pedoman lain yang relevan, mencatat, merangkum yang djelaskan guru, bertanya atau berpendapat, serta keaktifan siswa dalam diskusi kelompok secara keseluruhan mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dari hasil pengamatan pada siklus I dengan persentase keaktifan siswa sebesar 52,78%, siklus II dengan persentase keaktifan siswa sebesar 62,78% dan siklus III dengan persentase keaktifan siswa sebesar 72,22%. Sehingga pada siklus III indikator keberhasilan telah tercapai, maka tujuan penelitian sudah tercapai.

Hasil analisis evaluasi menunjukan bahawa nilai rata-rata siklus Iadalah 71,92. Pada siklus II nilai rata-rata evaluasi adalah 73,50 dan pada siklus III nilai rata-rata evaluasi adalah 76,34.

Kualitas pembelajaran guru dalam mengajar juga mengalami peningkatan. Terbukti dari persentase aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus I adalah 76,25%, pada siklus II adalah 80,75% dan pada siklus III adalah 83,75%. Dari keseluruhan persentase tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran berlangsung dengan baik.

Pada siklus I guru sudah cukup baik mengelola waktu dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Kemampuan guru dalam mengelola diskusi kelompok sudah baik. Setelah diadakan perbaikan pada siklus I, cara mengajar guru menjadi lebih baik. Karena pada siklus II indikator keberhasilan belum tercapai, maka langkah perbaikan pada siklus III adalah


 

 

dengan memberikan motivasi belajar yang lebih kepada siswa agar lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

Selain itu juga berdasarkan persentase respon siswa dalam mengikuti pembelajaran kooperatif (Tabel 4.11) menunjukkan bahwa:

1.      Pembelajaran Bahasa Inggris lebih menyenangkan daripada biasanya.

2.      Siswa lebih mudah memahami materi dan lebih giat belajar.

3.      Membuat siswa berani bertanya pada guru dan senang dalam berdiskusi.

4.      Menimbulkan keberanian dalam mengemukakan pendapat.

5.      Menumbuhkan rasa percaya diri dalam menyajikan.

6.      Menjadi lebih tertantang dalam menyelesaikan soal.

7.      Melatih kreativitas dan menumbuhkan rasa kritis.

8.      Lebih terasa manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

9.      Respon negatif mengalami penurunan dari siklus ke siklus


 

 

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

 

A.     Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dengan subjek siswa kelas VII SMPN 1 Pringsurat, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Melalui model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan keaktifan siswa belajar Bahasa inggris pada pokok bahasan teks deskripsi tentang hewan pada siswa kelas VII SMPN 1 Pringsurat dengan persentase jumlah siswa yang aktif dalam belajar sebesar 72,22% dari jumlah seluruh siswa kelas VII.

 

 

B.     Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas, maka peneliti dapat menyampaikan saran-saran sebagai berikut:

1.      Hendaknya dalam menyampaikan materi sistem persamaan linear dua variabel, guru dapat menggunakan model pembelajaran problembased learning sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dan berdampak pada keberhasilan siswa yang lebih baik dalam belajar.

2.      Agar siswa lebih tertarik untuk meningkatkan prestasi belajar Bahasa Inggris maka guru perlu meningkatkan kinerja dan mengembangkan kreatifitasnya untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dan mendukung proses pembelajaran.


 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Arikunto, A. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Huda, M. 2011. Coopertive Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model

Penerapan. Yogyakarta: Putaka Pelajar.

 

Isjoni. 2011. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.

 

Sanjaya,W. 2008. Stretegi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencan

 

N Hayati. 2021. Meningkatkan Keaktifan dan Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Role Playing di MAN 5 Sleman.

 

S.Setyawati,F Kristian (2019) Penerapan Model  Pembelajaran Based learning (PBL) untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas 2

 

N Nurbaeti, 2021, Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran Bahasa Inggris dengan Menggunakan Model Pembelajaran .

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

48