
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS PADA MATERI POKOK DESCRIPTIVE TEXT KELAS VII MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING SMP NEGERI 1 PRINGSURAT
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS PADA MATERI POKOK DESCRIPTIVE TEXT KELAS VII
MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING SMP NEGERI
1 PRINGSURAT
TAHUN AJARAN 2022/2023
PENELITIHAN TINDAKAN KELAS
OLEH ARYATUN
DINAS
PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAH RAGA SMP NEGERI
1 PRINGSURAT
2022
Meningkatkan
Hasil Belajar Belajar Bahasa Inggris Pada Materi Pokok Teks Descriptive Kelas VII Melalui Model Pembelajaran Problem Based
Learning SMP Negeri 1 Pringsurat
Tahun Pelajaran 2022/2023
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model Problem Based Learning dalam
proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Inggris materi Teks Deskripsi
. Metode penelitian yang digunakan dalam adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di SMP N 1 Pringsurat Temanggung dengan subyek penelitian sebanyak
30 siswa. Penelitian dilakukan dengan
kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Penelitihan yang dilakukan adalah penelitihan Tindakan
kelas yang dilakukan 2 siklus. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingkat pencapaian hasil belajar
siswa pada matapelajaran Bahasa Inggris dengan
menggunakan model PBL secara
klasikal yang tuntas, yaitu pra siklus sebanyak 38,09 %, siklus I sebanyak 78,12 %, siklus II sebanyak 78,12 % Dengan
demikian pembelajaran Bahasa Inggris
dapat dikatakan berhasil dan ditingkatkan menggunakan model PBL. Hal ini juga dibuktikan pada peningkatan tingkat
keaktifan siswa sangat baik,
yaitu pra siklus sebanyak 9, 37 % siklus
I sebanyak 15, 62% siklus II
KATA PENGANTAR
Alhamdullilahirabbil’alamin,Puji syukur
penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat hidayat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.Dalam
penyusunan Penelitian Tindakan kelas ini, penulis
banyak mendapatkan dorongan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini peneliti menyampaikan terima kasih kepada:
1. Drs.Rupadi,M.Si selaku Kepala SMP Negeri 1
Pringsurat yang telah
memberikan ijin penelitian.
2. Ibu Lilis Suharti, S.Pd, selaku rekan Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Pringsurat yang telah memberikan
masukan.
3. Bapak dan Ibu Guru serta segenap
keluarga besar SMP Negeri 1Pringsurat.
4. Semua pihak yang telah turut serta memberikan bantuan
demi kelancaran penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini.
Harapan penulis semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi diri penulis
dan pembaca umumnya,
serta menjadi jembatan
bagi penulis-penulis selanjutnya.
Temanggung, Juli 2022
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................................... i
Halaman Pengesahan............................................................................................... ii
Abstrak.................................................................................................................... iii
A.
Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
C.
Tujuan Penelitian............................................................................... 2
D.
Manfaat Penelitian............................................................................. 2
A.
Pengertian Hasil Belajar.................................................................... 3
B.
Metode Membaca Bahasa Inggris..................................................... 3
C.
Model Problem Based Learning....................................................... 4
D. Materi Text Deskripsi........................................................................ 8
A.
Setting Penelitian............................................................................. 15
B.
Subyek Penelitian............................................................................ 15
C.
Metode dan Alat Pengumpulan Data............................................... 15
D.
Prosedur Penelitihan........................................................................ 16
E.
Analisis Data.................................................................................. 23
F.
Indikator Kinerja............................................................................. 24
BAB IV HASIL PENELITIHAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitihan.............................................................. 25
B.
Pembahasan..................................................................................... 46
A.
Kesimpulan...................................................................................... 48
LAMPIRAN.......................................................................................................... 50
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses
mewujudkan proses belajar yang diinginkan dalam perilaku manusia.
Pendidikan dapat juga didefinisikan sebagai
proses perolehan pengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan melalui
pembelajaran atau studi. Jika pendidikan menjadi efektif hendaknya
menghasilkan perubahan perubahan
dalam seluruh komponen
perilaku (pengetahuan dan gagasan, norma dan keterampilan nilai dan sikap,
serta pemahaman
dan perwujudan). Perubahan tingkah
laku ini merupakan
hasil dari proses
pendidikan yang diarahkan
pada tujuan yang hendak dicapai
oleh masing-masing individu
atau masyarakat. Perubahan-perubahan ini hendaklah dapat diterima secara sosial,
kultural, ekonomis, dan menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, sikap, serta pemahaman (Rulam,
2016 : 25).
Pembelajaran
Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang harus diberikan ditingkat
pendidikanSekolah Menengah Pertama (SMP). Muatan materi Bahasa Inggris
sangat komplek, sehingga
dalam proses pembelajarannya diperlukan metode pembelajaran agar ilmu dapat dimengerti, dipahami dan dijadikan pedoman hidup di
dunia sehingga hasil pembelajaran sesuai yang diharapkan dan bermanfaat.
Dalam sebuah pembelajaran, pemilihan
media pembelajaran haruslah dipertimbangkan
dengan baik, karena hal tersebut akan mempengaruhi hasil belajar. Rendahnya prestasi
hasil belajar siswa dapat diantisipasi dengan penggunaan media pembelajaran sebagai
motivasi siswa agar bersemangat dalam memahami materi pelajaran dengan baik, karena hal tersebut akan mempengaruhi hasil belajar. Rendahnya prestasi hasil belajar siswa dapat diantisipasi dengan penggunaan media
pembelajaran sebagai motivasi siswa agar bersemangat dalam memahami materi pelajaran.
Belajar adalah tahapan langkah perubahan
perilaku individu yang relatif menetap
sebagai hasil pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungan dan sekitar. Ada beberapa teori yang
berpendapat bahwa proses belajar pada prinsipnya
bertumpu pada stuktur kognitif, yakni penataan fakta, konsep serta prinsip-prinsip, sehingga membentuk satu kesatuan yang memiliki makna bagi subjek didik (Thobroni, 2016 : 16).
Setelah pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kualitas
hasil pembelajaran.
Pada materi pokok teks Deskripsi sebagian siswa masih
kurang bisa memahami materi dengan baik, terlebih masih banyak siswa yang belum memahami
dalam membaca teks deskripsi, siswa
masih banyak membaca teks deskripsi dengan cara mengeja karena masih ada beberapa siswa yang belum
paham dengan vowel bahkan cara membaca perkata sesuai
dengan ucapannya. Padahal
dalam pelajaran Bahasa Inggris tulisan
dan bacaannya tidak sama.
Setelah saya cermati dan pelajari secara seksama dan
didasarkan pada data serta hasil
observasi yang dilakukan ternyata memang kemampuan membaca
Bahasa Inggris sebagian
besar siswa banyak
yang belum memahami
maka saya melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui sebuah Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa
Inggris melalui Metode Problem Based Learning Siswa Kelas VII di SMP Negeri
1 Pringsurat ”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
permasalahan yang muncul dan perlu dibahas dalam penelitian ini yaitu :
1. Apakah penggunaan
pembelajaran model Problem Based Learning
dapat meningkatkan kemampuan
membaca pembelajaran Bahasa inggris pada siswa kelas
VII di SMP N 1 Pringsurat?
2. Bagaimana meningkatkan Kemampuan Membaca Bahasa Inggris Menggunakan Model Problem Based Learning Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Pringsurat Kab. Temanggung?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar
siswa SMP Negeri 1 Pringsurat kelas
VII tahun ajaran 2022/2023 pada materi pokokTeks Deskripsi melalui pembelajaran model PBL ( Problem Based Learning).
D. Manfaat Penelitian
Hasil
penelitian Tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat langsung bagi guru dan siswa. Manfaatnya
adalah sebagai berikut :
1.
Bagi Sekolah
Hasil penelitian dapat bermanfaat langsung
bagi sekolah yaitu meningkatkan kwalitas pembelajaran Bahasa Inggris
2. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan keaktifan
belajar siswa sehingga prestasi belajar
meningkat.
3.
Bagi Siswa
Siswa
dapat memperoleh pembelajaran Bahasa Inggris yang lebih menarik dan menyenangkan sehingga dapat
meningkatkan keaktifan belajar dalam memperoleh prestasi belajar siswa ikut
meningkat keaktifan belajar siswa meningkat.
BAB II KERANGKA
TEORI
A.
Pengertian Belajar
Menurut Bloom (Sudjana, 2012: 53)
membagi tiga ranah hasil belajar yaitu
: Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat memahami bahwa metode pembelajaran merupakan sebagai alat ukur untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah meningkatnya kemampuan siswa dalam membaca
teks deskriptif pada mata pelajaran
Bahasa Inggris Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,
dan evaluasi.
Menurut Bloom (Sudjana, 2012: 53)
membagi tiga ranah hasil belajar yaitu :
1. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek, yaitu pengetahuan
atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu
penerimaan, jawaban atau reaksi penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3. Ranah Psikomotorik
Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemauan
bertindak, ada enam aspek,
yaitu: gerakan refleks,
ketrampilan gerakan dasar, ketrampilan membedakan secara visual, ketrampilan dibidang fisik, ketrampilan komplek dan komunikasi.
B.
Metode Membaca Teks Descripsi
Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah
Menengah adalah mengembangkan kemampuan
membaca siswa agar mereka mampu mempelajari teks berbahasa Inggris
ketika melanjutkan studi mereka ke jenjang
yang lebih tinggi. Akan tetapi, kemampuan membaca dalam bahasa Inggris siswa Sekolah Menengah masih jauh
dari yang diharapkan dan perlu untuk dibimbing.
Pembelajaran membaca dalam bahasa Inggris di Sekolah Menengah pada saat ini umumnya
dilaksanakan secara klasikal.
Dengan cara itu, pembelajaran
membaca dilaksanakan berdasarkan perkiraan kecepatan rata- rata siswa. Ada siswa yang cepat dalam
memahami isi bacaan dan ada pula yang
lambat dalam memahami isi bacaan. Siswa, yang cepat memahami isi bacaan, begitu mudah membaca danmenemukan informasi yang terdapat dalam
bacaan. Sebaliknya, siswa yang lambat
memahami isi bacaan akan menggunakan waktu yang lama untuk dapat menemukan informasi
yang ada
dalam bacaan. Dengan kata lain, siswa yang cepat memahami isi bacaan
akan merasa bosan, sedangkan siswa yang lambat memahaminya
akan merasa bingung dan malas. Siswa
yang lambat memerlukan bantuan orang lain agar
dapat memahami isi bacaan bersama-sama dengan teman sekelasnya. Metode CL merupakan alternatif yang dapat mengatasi
permasalahan tersebut.
Selain itu, siswa pada umumnya tidak terlatih untuk
berpikir kritis dan kreatif dalam memahami isi bacaan karena pelaksanaan pembelajaran membaca cenderung menekankan pemahamantersurat dan kurang
melibatkan siswa secara aktif, baik dalam pemilihan
materi bacaan maupun dalam aktivitas membaca. Dengan demikian,
sasaran pembelajaran membaca dalam bahasa
Inggris yang memungkinkan siswa dapat memahami isi bacaan secara tersirat belum tercapai dikarenakan
siswa ada yang aktif dan ada juga yang pasif. Hal itu terlihat
pada saat siswa sulit mengekspresikan pendapat, argumentasi,
ide, dan gagasan mereka dalam bahasa
Inggris sederhana, baik secaralisan maupun tulisan.
Mengingat fakta yang ada dilapangan ,diperlukan metode
yang dapat mengefektifkan pembelajaran membaca, khususnya membaca
interpretatif dalam bahasa Inggris. Salah satu metode pembelajaran yang dapat diuji cobakan
adalah metode CL. CL menurut Stone (1990) merupakan metode yang dilakukan dengan cara siswa dapat bekerja sama satu dengan yang lainnya untuk memahami kebermaknaan isi pelajaran dan bekerja sama secara aktif dalam menyelesaikan tugas. Siswa
menginterpretasi isi pelajaran secara berkelompok. Siswa lebih aktif menyelesaikan tugas yang diberikan
kepadanya secara berkelompok dibandingkan dengan penyelesaian tugas secara
individual karena siswa ada yang aktif dalam mengerjakan dan pasif dalam pembelajaran.
Dengan demikian metode CL bertujuan meningkatkan prestasi belajar kelas dengan cara berbagi dengan teman yang berkemampuan,
memecahkan masalah bersama,
menanamkan tanggung jawab bersama, dan mengembangkan kehidupan sosial siswa. Aktivitas belajar
siswa dipacu melalui
kelompok kecil agar dapat mengembangkan keterampilan sosial, keterampilan individual, dan meningkatkan
kualitas belajar dengan bantuan teman sekelompok.
Berkaitan dengan konsep membaca,menurut Hornsby et al. (1986:54) menyatakan bahwa membaca
bukanlah kegiatan pasif. Pembaca harus merekonstruksi
makna yang ingin disampaikan penulis dan hanya mungkin melakukannya dengan
menghubungkan bacaan dengan pengetahuan, pengalaman, dan emosinya. Rekonstruksi makna itu berkembang dan Membaca terapan merupakan upaya memahami bacaan
di luar teks. Artinya, membaca terapan mengikutsertakan penjabaran gagasan dari berbagai
sumber atau proses
memanfaatkan gagasan yang terdapat dalam teks. Pembaca yang kreatif mampu menghubungkan gagasan yang sudah ada dengan gagasan penulis teks. Hasil penjabaran ini merupakan generalisasi luas yang mencakup
gagasan dari sumber yang
ada pada pembaca dan terdapat
pula pada teks.
C.
Model Problem
Based Learning
Pembelajaran Model based Learing
(PBL) adalah sebuah model pembelajaran
yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah
( sumantri 2016:17). Model PBL juga menjadi wadah bagi siswa untuk dapat mengembangkan cara berfikir kritis dan
ketrampilan berfikir yang lebih tinggi untuk memicu semangat
belajar siswa sehingga siswa
bisa memecahkan permasalahan pembelajaran yang dibahas. Tujuan model pembelajaran ini, yaitu menstimulasi siswa untuk berfikir
aktif, kreatif
,analisis,sistematis, logis dan dapat memecahkan masalah dengan mengeksplor sumber atau data untuk membuat siswa bersikap secara ilmiah.
Karakteristik model PBLyaitu
:
1.
Guru memulai pembelajaran dengan memberikan suatu masalah
2.
Bahan ajar membuat menarik perhatian
siswa sehingga fokus belajar
3.
Pada model PBL guru sebagai
supervisor
4.
Siswa diberikan waktu untuk memberi informasi
dan menentukan strategi
untuk memecahkan masalah
suatu masalah sehingga nyaman
5.
Kesulitan materi tidak terlalu sulit sehingga tidak menimbulkan siswa
putus asa agar semangat
belajar
Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning
Pembelajaran Problem Base Learning
memiliki kelebihan siswa lebih memahami
konsep yang diajarkan dalam memecahkan masalah dan menuntut ketrampilan berfikir siswa lebih tinggi (Wedyawati,2019:160). Kemudian
menjadikan siswa lebih mandiri,
mampu memberi aspirasi dan menerima
pendapat orang lain, serta menanamkan sikap sosial yang positif dengan siswa lainnya
serta mengkondisikan siswa dalam belajar kelompok
yang saling berinteraksi terhadap pembelajaran dan temnya, sehingga
pencapaian ketuntasan belajar
siswa dapat diharapkan.
Problem Based Learning (PBL ) dapat menumbuh
kembangkan kemampuan
kreativitas siswa,baik secara individual maupun kelompok, karena
hampir disetiap Langkah
menuntut adanya keaktifan
siswa kekurangan problem based learning selain sebagai kelebihan tersebut, problem based learning memiliki beberapa kekurangan yakni : Bagi siswa yang
malas ,tujuan dari penerapan model
tersebut tidak dapat tercapai. Membutuhkan banyak waktu dan tidak semua mata Pelajaran bisa diterapkan dengan metode PBL.
Langkah-langkah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
a.
Orientasi siswa pada masalah
Masalah atau pertanyaan yang diselidiki adalah masalah yang komplek memiliki
banyak penyelesaian dan sering kali bertentangan.
Selama siswa melakukan penyelidikan akan mendorong untuk mengajukan pertanyaan dan mencari informasi. Guru akan bertindak
sebagai pembimbing yang
menyediakan bantuan, sedangkan siswa berusaha untuk bekerja mandiri atau bersama temannya.
b.
Mengorganisasikan
siswa untuk belajar
Pembelajaran ini membutuhkan
pengembangan ketrampilan siswa. Oleh karena itu mereka juga membutuhkan pendampingan untuk merencanakan penyelidikan mereka dan tugas-tugas pelaporan, yang meliputi kelompok
belajar, mengorganisasikan siswa kedalam kelompok belajar. Setelah siswa diorientasikan kepada situasi masalah dan telah membentuk kelompok belajar, guru dan siswa
harus menyediakan waktu yang cukup
untuk menyediakan sub bahasa yang spesifik dan tugas-tugas penyelidikan, membimbing proses
penyelidikan dapat dilakukan secara mandiri maupun
kelompok Teknik penyelidikan.
c.
Berhipotesis, menjelaskan dan memberikan pemecahan
Pada tahap ini, guru mendorong
mengeluarkan semua ide dan menerima
sepenuhnya ide tersebut.
Selanjutnya guru mengajukan pertanyaan yang membuat
siswa memikikan kelayakan
hipotesis dan pemecahan mereka serta tentang kualitas
informasi yang telah mereka kumpulkan. Guru secara terus-menerus menunjang dan memodelkan pertukaran ide secara
bebas dan mendorong mengkaji lebih dalam masalah tersebut jika dibutuhkan. Selain itu guru
membantu menyediakan bantuan yang dibutuhkan siswa.
d.
Mengembangkan
dan menyajikan
hasil karya
Guru meminta beberapa
kelompok untuk
mempresentasikan hasil pemecahan
masalah dan membantu
siswa mengalami kesulitan
kegiatan ini berguna
untuk mengetahui hasil pemahaman dan penguasaan siswa terhadap
masalah yang berkaitan materi yang dipelajari.
e.
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa mengalisis dan
mengevaluasi proses berpikir mereka, disamping
keterampilan penyelidikan dan keterampilan intelektual yang mereka gunakan.
Kegiatan awal pembelajaran meliputi langkah
– langkah sebagai
berikut:
a)
Menyiapkan alat bantu yang sesuai dan menarik materi
yang akan disampaikan.
b)
Memberikasn motivasi untuk
meningkatkan minat belajar
siswa.
c)
Memberikan tinjauan yang jelas tentan materi yang akan disampaikan sehingga siswa mempunyai arah yang jelas saat belajar.
d)
Membagi siswa menjadi
beberapa kelompok belajar
e)
Membuka pelajaran sesuai dengan
pendekatan untuk meningkatkan rasa takut siswa.
1)
Tindakan penyampaian dan pengembangan meliputi langkah- langkah
sebagai berikut :
a) Penyampaian konsep
dasar materi
b)
Penjelasan cara menggunakan alat peraga yang digunakan dalam prosesbelajar.
c)
Penyampaian disesuaikan dengan gaya bahasa siswa sehingga siswa
dapat menerima pelajaran
dengan mudah.
d)
Belajar kelompok dan pengembangan minat individu dengan
mempraktekkan alat peraga yang sudah disiapkan.
e)
Pelatihan memecahkan suatu masalah
yang berkaitan dengan
materi baik secara individu maupun kelompok.
2) Tindakan pada tahap penerapan
a)
Memperkenalkan tentang metode membaca Bahasa Inggris
b)
Mengusahakan umpan balik.
c)
Memberikan contoh membaca
alquran yang baik dan benar
d)
Melatih siswa untuk membaca Bahasa
Inggris
e)
Review materi
pelajaran yang
belum dipahami
siswa.
3)
Tindakan pada akhir pembelajaran
a) Penarikan
kesimpulan bersama
b)
Penguatan materi yang telah didapat siswa dengan memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya.
c)
Evaluasi kinerja siswa oleh guru dan memberikan motivasi
kepada seluruh siswa.
d)
Eksplorasi kesulitan belajar siswa, hal-hal yang menarik yang telah didapat
siswa dan hal-hal yang tidak disukai siswa.
e)
Pembagian tugas rumah yang
menyenangkan sesuai materi
yang telah dipelajari.
Model yang digunakan dalam penerapan pembelajaran problem based learning meliputi:
1. Diskusi kelompok
kecil
Sudjana menyatakan pelaksanaan kelompok kecil adalah sebagai berikut
: pendidik dan peserta didik, memilih dan menentukan masalah
yang akan dipecahkan dalam kegiatanpembelajaran. Pendidik
menunjuk beberapa peserta didik untuk
membuat atau membentuk kelompok kecil. Pendidik membagikan bagian-bagian masalah kepada masing-masing kelompok
kecil. Satu kelompok
membahas satu bagian masalah. Selanjutnya, pendidik menjelaskan tentang
tugas kelompok yang harus dilakukan,
waktu pembahasan biasanya 5-15 menit. Kelompok-kelompok kecil berdiskusi untuk membahas bagian
masalah yang telah diberikan atau yang telah ditentukan. Para peserta didik dalam kelompok
kecil itu memperjelas bagian maslah, serta memberikan saran-saran untuk pemecahannya sehingga
setelah pembelajaran dapat maksimal hasilnya.
2. Diskusi Panel
Diskusi Panel adalah kegiatan
bertukar pikiran atau bertukar pendapat
dalam pegalaman antara
tiga sampai enam peserta didik yang dipandu
oleh seseorang ketua (moderator) (Rahmat,
2019:105). Diskusi panel ini biasanya membicarakan suatu subjek
tertentu, duduk dalam susunan semi melingkar, dipimpin
oleh seorang moderator
atau ketua kelompok.
3.
Menampilkan video
Menampilkan video dalam pembelajaran problem based learning
adalah salah satu cara untuk membuat siswa, aktif dan memiliki fokus yang besar, untuk memperhatikan video,
sehingga melatih kemampuan aspek afektif dan kognitif siswa. Keunggulan lain media video yaitu dapat menampilkan hal yang baru dan menarik bagi peserta
didik sehingga siswa
mudah memahami dalam pembelajaran seperti adanya video pembelajaran sehingga dapat mengurangi kejenuhan
dalam belajar konvensonal dengan buku cetak.
Media pembelajaran menggunakan video ini sangat baik untuk meningkatkan
minat hasil belajar peserta didik dengan memperlihatkan suatu hal yang menarik dan dapat menambah
daya ingat peserta didik pada
materi pembelajaran. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sanaky bahwa dengan
penggunaan media audio visual berbasis
video ini juga mampu
menambah daya tahan ingatan atau retensi
tentang objek belajar yang dipelajari pembelajar (Farid,2018:44).
D. Materi Teks Deskripsi Tentang Hewan
1. Pengertian tentang teks Deskripsi
Descriptive text merupakan teks yang bertujuan
menjelaskan, menggambarkan, atau mendeskripsikan sesuatu
secara lingkup khusus.
Sesuatu ini bentuknya bisa berupa apa saja, baik itu hewan, benda,
lokasi, dan lain sebagainya.
Generic Structure Descriptive Text
Tujuan
descriptive text adalah menggambarkan, mengungkapkan juga mendeskripsikan suatu ciri-ciri, baik itu
pada benda, hewan, tempat dan lain-lain.
Descriptive text juga dibuat tanpa
melakukan riset secara detail sebelumnya,
jadi penulis hanya perlu menuliskan cerita berdasarkan pada apa yang ia lihat dan ia dengarkan. Deskripsi teks dibagi
menjadi 2 yaitu
a. Identification
Identification (identifikasi) adalah pendahuluan, berupa gambaran umum tentang suatu topik. Misalnya pada:
My supporter is Duke of Edinburgh. he’s my acquaintance. Teman
baik saya adalah Duke of Edinburgh. Hawkeye State adalah teman kelas
saya.
b.
Description
Description (deskripsi) adalah berisi ciri-ciri khusus yang dimiliki
benda, tempat, atau bagaimana suatu benda dideskripsikan. Misalnya sifat-sifat, tampilan fisik, dan hal lain yang kemudian
dituliskan dengan spesifik.
Ciri-Ciri Descriptive Text
Ciri-Ciri Descriptive
Text sendiri di antaranya:
1. Pada Verb yang
digunakan adalah attribute verb, seperti be (am, is, are);
2. Tense yang digunakan adalah
easy tense; dan
3. Hanya berfokus
pada satu objek saja.
Unsur-Unsur Descriptive Text
1. Noun
Menggunakan kata benda principle spesifik,kata benda
letaknya sesuda kata sifat seperti misalnya my cat, my swain,
monument, Selain itu, sering juga menggunakan adjective
(kata sifat) untuk memperjelas penggunaan noun atau kata benda, seperti
a giant house, a sensible student, associate degree independence lady.
2. Simple Tense
Menggunakan kata kerja dasar atau bentuk pertama (verb 1)
kata kerja serta menggunakan kata kerja principle
dapat menunjukkan kepemilikan atau keadaan sebuah objek. Descriptive text menggunakan easy tense karena descriptive text
menceritakan sebuah fakta Iranian language
objek principle dideskripsikan. Misalnya My workplace has twenty
two floors, Azka is pretty, dan lain-lain.
3. Action Verbs
Menggunakan kata kerja principle menunjukkan bahwa sebuah kegiatan
atau sebuah aktifitas kata kerja yang melakukan principle bisa dilihat. Misalnya,
sleep, walk, sing, dance, dan lain-lain.
4. Figurative Language
Menggunakan bahasa Indonesia
principle figurative atau menggambarkan sesuatu,
biasanya dapat menggunakan sebuah metafora untuk
memberikan ilustrasi kepada pembaca. Misalnya: My love for you is as massive
because the ocean. – Cintaku padamu seluas
lautan. Her skin is as white because
of the snow – Kulitnya
seputih salju.
Contoh text Descripsi
My Lovely Cat
I have a stray cat as my pet. He is really playful, He loved to play
with me and the new things he found.
He has orange and white fur, his fur is so soft and I like to rubs it for him. He has a long tail. He likes to play with it. He is also always try to catch his tail
sometimes. I also like to hold him in my hand, when I hold him like that
he will fall asleep.
Terjemahan
Kucing Kesayanganku
Saya punya kucing liar
sebagai hewan peliharaan saya. Dia benar-benar
lucu, ia senang
bermain dengan saya dan hal-hal
baru yang ditemukan. Dia memiliki bulu
oranye dan putih, bulunya sangat lembut dan saya ingin selalu mengelusnya. Dia memiliki ekor panjang. Ia suka bermain
dengan ekornya. Ia juga selalu
berusaha untuk menangkap ekornya. Saya juga suka menggendingnya di tangan saya, ketika
saya menggendongnya seperti itu dia akan tertidur.
My Rabbit
I have a rabbit. His fur is white and has black spots. He
has long ears and a short tail.
He also has cute red big eyes! My rabbit
likes to eat carrot and other vegetables. When I release my rabbit
out of his cage, he used to
jump everywhere and hard to catch.
So, I could just put him on his cage because
I'm afraid that he might running away. I don't wanna lost my rabbit
because I love him very much.
Terjemahan
Kelinci Saya
Saya punya kelinci. bulunya berwarna putih dan memiliki bintik-bintik hitam. Dia memiliki
telinga panjang dan ekor pendek. Dia juga memiliki mata lucu besar
berwarna merah! kelinci
saya suka makan wortel dan sayuran lainnya.
Ketika saya melepaskan kelinci saya keluar dari kandangnya, ia sering
melompat ke mana-mana dan sulit untuk ditangkap. Jadi, saya hanya bisa menempatkan dia di kandangnya karena aku takut bahwa ia mungkin melarikan diri. Aku tidak ingin kehilangan
kelinci saya karena saya sangat mencintainya.
My Goldenfish
When I was going to carnival, I bought a beautiful goldenfish. He has golden-
yellow colour. His head and belly is round and big. I put it on my
aquarium. I love him when he's
swimming, he's really cute. It is really relaxing by just seeing him swimming.
Terjemahan:
Ikan mas ku
Ketika saya pergi ke
karnaval, saya membeli ikan mas yang cantik. Dia memiliki warna kuning
keemasan. kepala dan perutnya
bulat dan besar.
Aku meletakkannya di akuarium.
Aku menyukainya ketika dia berenang, dia benar-benar lucu. Hanya dengan melihat dia berenang aku merasa tenang.
Panda
I went to the zoo yesterday and I saw panda for the first
time. Panda is the very cute animal
I've ever seen. It has little eyes with black spots around them.
His body is black and white colored. Panda's body is almost look alike
with bear. Panda looks like tame
animals but it's actually not. Panda eats bamboo and they almost eat 40 kg bamboo in just one day. Panda is animal from china. I like Panda because they're cute.
Terjemahan:
Panda
Aku pergi ke kebun binatang kemarin
dan saya melihat
panda untuk pertama
kalinya. Panda adalah hewan yang sangat lucu yang pernah saya lihat. Dia memiliki mata kecil dengan bintik-bintik
hitam di sekitar mereka. Tubuhnya berwarna
hitam dan putih. Tubuh Panda hampir mirip dengan beruang. Panda terlihat seperti binatang jinak tapi
sebenarnya tidak. Panda makan bambu
dan mereka hampir makan 40 kg bambu hanya dalam satu hari. Panda adalah
hewan dari china. Saya suka Panda
karena mereka lucu.
Generic Structure dari Descriptive Text Identification
Bagian identification berisi pendahuluan dan gambaran umum
tentang suatu topik. Identification
berfungsi sebagai pengenalan dari apa yang kita sedang jelaskan. supaya para pembaca atau pendengar tidak salah mengerti.
Misalnya yang kita jelaskan adalah kucing, namun para pembaca/pendengar malah
salah mengerti menjadi
anjing,
Description
Pada bagian description berisi ciri-ciri khusus atau sifat-sifat yang terdapat dalam benda, orang, atau binatang yang sedang kamu jelaskan.
Sekarang coba kalian simak contoh descriptive text berikut ini dan coba amati generic structure-nya
My Lovely
Cat (Identification)
I
have a stray cat as my pet.
(Description)
He is really playful, He loved to play with me and the new
things he found. He has orange and white fur, his fur is so soft and I like to rubs it for him. He has
a long tail. He likes to play with it. He is also always try to catch his tail sometimes. I also like to hold him in my
hand, when i hold him like that he will fall asleep.
Penjelasan:
Kalimat pertama atau paragraf pertama
adalah Identification: Dalam
Kalimat ini menjelaskan bahwa si penulis
memiliki kucing liar sebagai kucing peliharaannya.
Paragraf kedua berisi tentang Description: berisi
penjelasan atau deskripsi tentang
kucing si penulis dengan memaparkan sifat-sifat dan kebiasannya seperti: Kucingnya yang suka bermain, dia
punya bulu berwarna orange dan putih yang lembut, dan dia
suka bermain dengan buntutnya.
Ciri-Ciri Descriptive Text
Menggunakan Simple Present Tense. Tenses ini digunakan
karena dalam descriptive text kita akan menjelaskan
suatu fakta atau kebenaran yang terdapat dalam suatu hal atau orang.
Menggunakan banyak kata Adjective . Kata Adjective
digunakan karena dalam descriptive
text kita akan menjelaskan sifat - sifat dari suatu benda, manusia,
atau binatang.
Kita akan sering menjumpai banyak kata "is" atau
relating verb (kata kerja penghubung) dalam descriptive text. karena 'is' itu berarti 'adalah' yang mengarahkan pada
penjelasan benda,orang atau binatang yang sedang kita jelaskan.
Descriptive text hanya fokus menjelaskan pada satu objek.
D. Kerangka Berpikir Kritis
Terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar
mengajar antara lain kondisi siswa, maupun metode pembelajaran
yang digunakan oleh guru. Penggunaan metode pembelajaran kooperatif merupakan salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa di SMP Negeri 1 Pringsurat. Karena dengan metode ini siswa diupayakan lebih aktif kreatif dan
tidak sekedar menjadi pendengar dalam kegiatan
belajar di kelas.
Penggunaan metode pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan kerja sama
siswa. Sehingga diharapkan metode ini dapat meningkatkan penguasaan materi pelajaran. Oleh sebab itu, metode
pembelajaran kooperatif ini sangat mungkin meningkatkan hasil belajar Bahasa inggris..
E.
Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka
berpikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis
dalam penelitian ini yaitu: Penerapan
metode pembelajaran problem
based learning dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa inggris pada materi pokok teks
deskripsi tentang hewan pada siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Pringsurat tahun ajaran
2022/2023.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1.
Tempat Penelitian
Penelitian tindakan
kelas ini dilaksanakan pada kelas VII SMPNegeri 1 Pringsurat tahun ajaran
2022/2023.
2.
Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2022
B.
Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas
VII SMP Negeri 1 Pringsurat tahun pelajaran 2022/2023 yang berjumlah
30 siswa, dengan siswa laki-laki sebanyak
14 siswa dan siswa perempuan sebanyak
16 siswa.
C. Metode dan Alat Pengumpulan
data
1. Metode Pengumpulan Data
Untuk
mendapatkan data yang akurat, maka pengumpulan data yang dilakukan
sebagai berikut:
a.
Metode Dokumentasi
Menurut
Arikunto (2006: 231) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan,transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang bersumber
dari dokumen-dokumen yang sudah ada, misalnya tentang
nama-nama siswa dan nilai ujian tengah semester
siswa VII SMP Negeri 1 Pringsurat tahun pelajaran 2022/2023.
b.
Metode Observasi Siswa
Metode
Observasi siswa digunakan
untuk mengamati siswa secara langsung sehingga diperoleh data tentang keaktifan
siswa dalam mengikuti
pelajaran.
c.
Metode Tes
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan belajar siswa materi pokok teks deskripsi tentang
hewan. Hal ini dilakukan
untuk memperoleh data nilai siswa dan digunakan sebagai refleksi untuk mengembangkan tindakan siklus selanjutnya.
d.
Metode Angket
Angket ini digunakan untuk memperoleh data tentang respon siswa dalam mengikuti pembelajaran kooperatif
yang dibagikan pada setiap akhir siklus.
2.
Alat Pengumpulan Data
Adapun alat atau instrumen
yang digunakan sebagai
alat bantu adalah:
a.
Lembar Dokumentasi
b.
Lembar Observasi
c.
Soal Tes Tertulis
d.
Angket Respon Siswa
D.
Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 3 siklus,
Dimana kegiatan setiap siklusnya meliputi
perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection).
Adapun rincian kegiatan pada setiap siklusnya yaitu sebagai berikut:
1.
Perencanaan (planning)
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap
perencanaan antara lain :
a.
Menyiapkan Modul ajar dan LembarKerja Peserta Didik (LKPD) yang
berkaitan dengan materi pelajaran.
b.
Membentuk kelompok-kelompok pembelajaran kooperati secara
heterogen (berdasarkan nilai ujian tengah
semester gasal)
c.
Membuat gulungan kertas yang bertuliskan angka sesuai dengan
jumlah anggota dalam kelompok
yang telah dibentuk
d.
Membuat lembar observasi keaktifan
siswa, lembar pengamat
anak aktivitas guru dan angket respon siswa
2. Membuat Pelaksanaan Tindakan (action)
Tahap ini pelaksanaan tindakan ini dilakukan
dengan mengadakan pembelajaran yang dalam satu siklus ada dua kali pertemuan yang masing- masing
alokasi waktu satu kali pertemuan
adalah 2 x 40 menit, sesuai dengan Modul ajar
3. Observasi (observation)
Tahap observasi dilakukan oleh observer yang dilaksanakan
saat proses pembelajaran. Pada waktu observasi
dilakukan, observer mengamati
proses pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai segala
yang terjadi pada saat proses pembelajaran. Pengamatan
berdasarkan pedoman dalam lembar observasi
yang telah disiapkan oleh peneliti.
4. Refleksi (reflection)
Refleksi merupakan tindakan berfikir atau perenungan
kembali terhadap apa yang telah
dilakukan. Refleksi dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang
telah dikumpulkan, kemudian
dilakukan evaluasi untuk menyempurnakan tindakan
selanjutnya.
Adapun rincian tahapan yang dilakukan dalam tiap siklus
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Pertemuan pertama
1)
Perencanaan
a)
Guru mempersiapkan instrumen
penelitian dan perangkat pembelajaran yang berupa Modul Ajar,
lembar kerja peserta didik (LKPD),
lembar observasi untuk guru dan lembar observasi
untuk siswa.
b)
Guru membagi kelas dalam kelompok yang heterogen (berdasarkan nilai ujian tengah
semester gasal).
2)
Pelaksanaan Tindakan
a)
Guru mempersilahkan salah satu
siswa/ ketua kelas untuk memimpin
berdoa sebelum KBM dimulai dan memeriksa absensi siswa beserta kebersihan atau kerapian kelas.
b)
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan memotivasi siswa dengan memberi penjelasan tentang pentingnya pembelajaran materi sistem persamaan linear dua variabel.
c)
Guru mempresentasikan materi pokok bahasan teks Deskripsi
, sub pokok mendiskripsikan tentang hewan
dan menginformasikan pendekatan pembelajaran yang akan dilakukan.
d)
Siswa belajar dalam kelompok yang terdiri dari 6 siswa.
e)
Guru membagikan Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD).
f)
Guru memantau kerja
masing-masing kelompok.
g)
Guru meminta siswa mengumpulkan hasil kerja
kelompoknya.
h)
Guru meminta
siswa untuk kembali ke tempat
duduk semula.
i)
Guru memberikan tugas (PR) kepada
siswa secara individu.
j)
Guru menutup pelajaran dan
menginformasikan pertemuan selanjutnya adalah
kegiatan presentasi dan mengerjakan soal evaluasi individu.
b. Pertemuan kedua
1) Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, semua sudah disiapkan pada pertemuan pertama.
Namun ada beberapa
hal yang ditambahkan, yaitu sebagai berikut:
a)
Gulungan kertas yang berisikan
nomor urut (1 – 4).
b)
Guru menyiapkan angket
respon siswa siklus
I.
c)
Guru menyiapkan soal evaluasi
siklus I.
2) Pelaksanaan Tindakan
a)
Guru mempersilahkan salah satu
siswa/ ketua kelas untuk memimpin
berdoa sebelum KBM dimulai dan memeriksa absensi siswa beserta kebersihan atau kerapian kelas.
b)
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
c)
Siswa diminta
berkumpul kembali dengan
kelompoknya.
d)
Guru membahas beberapa
tugas individu (PR).
e)
Guru membagikan hasil kerja kelompok yang telah dikumpulkan pada pertemuan pertama
dan gulungan kertas
yangberisikan nomor urut (1 – 4).
f)
Guru menunjuk salah satu kelompok
secara acak sambil menyebutkan satu nomor (secara
acak) yang akan dipersilahkan
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Hal ini juga
dilakukan untuk menunjuk
dua siswa selanjutnya yang mewakili kelompoknya mempresentasikan hasil kerja mereka.
g)
Kelompok lain memperhatikan dan apabila ada perbedaan
pendapat maka kelompok lain dipersilahkan untuk menanggapi.
h)
Guru membimbing
siswa dan
mengevaluasi jawaban siswa.
i)
Guru memberikan penghargaan/ pujian bagi kelompok
yangprestasinya baik.
j)
Guru meminta siswa untuk kembali ke tempat duduk
semula.
k)
Guru membagikan soal evaluasi
siklus I untuk dikerjakan secaraindividu.
l)
Guru membagikan angket
respon siswa siklus
I.
m)
Guru menutup pelajaran dan menginformasikan pertemuan selanjutnya.
3) Observasi
Kegiatan observasi dilakukan oleh seorang observer yang dilaksanakan saat proses pembelajaran. Pada waktu observasi
dilaksanakan, observer mengamati proses pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai segala yang
terjadi pada saat proses pembelajaran. Pengamatan berdasarkan pedoman
dalam lembar observasi
yang telah disiapkan
oleh peneliti.
4) Refleksi
Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan sementara terhadap pelaksanaan pembelajaran pada
siklus I dan digunakan bahan pertimbangan perencanaan pembelajaran siklus selanjutnya.
2. Siklus II
a. Pertemuan pertama
1)
Perencanaan
a)
Guru mempersiapkan instrumen
penelitian dan perangkat pembelajaran yang berupa Modul ajar, lembar kerja peserta didik (LKPD), lembar observasi
untuk guru dan lembar observasi
untuk siswa.
b)
Guru membagi kelas dalam kelompok yang heterogen
(berdasarkan nilai ujian tengah semester
gasal).
2)
Pelaksanaan Tindakan
a)
Guru mempersilahkan salah satu siswa/ ketua kelas untuk memimpin berdoa sebelum KBM dimulai dan
memeriksa absensi siswa
beserta kebersihan atau kerapian kelas.
b)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa dengan memberi penjelasan tentang
pentingnya pembelajaran materi sistem persamaan linear dua variabel.
c)
Guru mempresentasikan materi pokok bahasan Teks Deskripsi, sub mendeskripsikan tentang
hewan dan menginformasikan pendekatan pembelajaran
yang akan dilakukan.
d) Siswa belajar dalam kelompok
yang terdiri dari 4 siswa.
e)
Guru membagikan Lembar
Kerja Peserta didik (LKPD).
f)
Guru memantau kerja
masing-masing kelompok
g)
Guru meminta siswa mengumpulkan hasil kerja kelompoknya.
h)
Guru meminta siswa untuk kembali ke
tempat duduk semula.
i)
Guru memberikan tugas (PR) kepada
siswa secara
individu.
j)
Guru menutup pelajaran dan menginformasikan pertemuan
selanjutnya adalah kegiatan
presentasi dan mengerjakan soal evaluasi individu.
b.
Pertemuan kedua
1) Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, semua sudah disiapkan pada pertemuan pertama.
Namun ada beberapa
hal yang ditambahkan, yaitu sebagai berikut:
a)
Gulungan kertas yang berisikan
nomor urut (1 – 4).
b)
Guru menyiapkan angket respon siswa
siklus II.
c)
Guru menyiapkan soal evaluasi
siklus II.
2) Pelaksanaan Tindakan
a)
Guru mempersilahkan salah satu
siswa/ ketua kelas untuk memimpin
berdoa sebelum KBM dimulai dan memeriksa absensi siswa
beserta kebersihan atau kerapian kelas.
b)
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
c)
Siswa diminta
berkumpul kembali dengan
kelompoknya.
d)
Guru membahas beberapa
tugas individu (PR).
e)
Guru membagikan hasil kerja kelompok yang telah dikumpulkan pada pertemuan pertama
dan gulungan kertas
yangberisikan nomor urut (1 – 4).
f)
Guru menunjuk salah satu kelompok
secara acak sambil menyebutkan satu nomor (secara
acak) yang akan dipersilahkan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Hal ini juga dilakukan untuk
menunjuk dua siswa selanjutnya yang mewakili kelompoknya mempresentasikan hasil kerja mereka.
g)
Kelompok lain memperhatikan dan apabila ada perbedaan pendapat
maka kelompok lain dipersilahkan untuk menanggapi.
h)
Guru membimbing siswa dan mengevaluasi jawaban
siswa.
i)
Guru memberikan penghargaan/ pujian bagi kelompok yang prestasinya baik.
j)
Guru meminta siswa untuk kembali ke tempat duduk
semula.
k)
Guru membagikan soal evaluasi
siklus II untuk dikerjakan secara individu.
l)
Guru membagikan angket
respon siswa siklus
II.
m)
Guru menutup pelajaran dan menginformasikan pertemuan
selanjutnya.
3) Observasi
Kegiatan observasi dilakukan oleh seorang observer
yang dilaksanakan saat proses pembelajaran. Pada waktu observasi
dilaksanakan, observer mengamati
proses pembelajaran dan
mengumpulkan data mengenai segala yang terjadi pada saat proses pembelajaran. Pengamatan berdasarkan pedoman dalam lembar
observasi yang telah disiapkan oleh peneliti.
4) Refleksi
Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan sementara terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dan digunakan bahan pertimbangan perencanaan pembelajaran siklus selanjutnya.
3. Siklus III
a. Pertemuan pertama
1) Perencanaan
a)
Guru mempersiapkan instrumen
penelitian dan perangkat pembelajaran yang berupa Modul ajar, lembar
kerja peserta didik (LKPD), lembar observasi untuk
guru dan lembar observasi untuk siswa.
b)
Guru membagi kelas dalam kelompok yang heterogen (berdasarkan nilai ujian tengah
semester gasal).
2)
Pelaksanaan Tindakan
a)
Guru mempersilahkan salah satu
siswa/ ketua kelas untuk memimpin
berdoa sebelum KBM dimulai dan memeriksa absensi siswa beserta kebersihan atau kerapian kelas.
b)
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan memotivasi siswa
dengan memberi penjelasan tentang pentingnya pembelajaran materi sistem
persamaan linear dua variabel.
c)
Guru mempresentasikan materi pokok bahasan Teks deskripsi, sub pokok bahasan
mendiskripsikan tentang hewan dan
menginformasikan pendekatan pembelajaran yang akan dilakukan.
d)
Siswa belajar dalam kelompok yang terdiri dari 4 siswa.
e)
Guru membagikan Lembar
Kerja Peserta didik (LKPD).
f)
Guru memantau kerja
masing-masing kelompok.
g)
Guru meminta siswa mengumpulkan hasil kerja
kelompoknya.
h)
Guru meminta siswa untuk kembali ke tempat duduk
semula.
i)
Guru memberikan
tugas (PR)
kepada siswa
secara individu.
j)
Guru menutup pelajaran dan menginformasikan pertemuan selanjutnya adalah kegiatan presentasi dan mengerjakan soal evaluasi individu.
b. Pertemuan kedua
1) Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, semua sudah disiapkan pada pertemuan pertama.
Namun ada beberapa
hal yang ditambahkan, yaitu sebagai berikut:
a) Gulungan kertas yang berisikan nomor urut (1 – 4).
b)
Guru menyiapkan angket respon siswa siklus III.
c)
Guru menyiapkan soal evaluasi
siklus III.
2) Pelaksanaan Tindakan
a)
Guru mempersilahkan salah satu
siswa/ ketua kelas untuk memimpin
berdoa sebelum KBM dimulai dan memeriksa absensi siswa beserta kebersihan atau kerapian
kelas.
b)
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
c)
Siswa diminta
berkumpul kembali dengan
kelompoknya.
d)
Guru membahas beberapa
tugas individu (PR).
e)
Guru membagikan hasil kerja kelompok yang telah dikumpulkan pada pertemuan pertama
dan gulungan kertas
yangberisikan nomor urut (1 – 4).
f)
Guru menunjuk salah satu kelompok
secara acak sambil menyebutkan satu nomor (secara
acak) yang akan dipersilahkan
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Hal ini juga dilakukan
untuk menunjuk dua siswa selanjutnya yang mewakili kelompoknya mempresentasikan hasil kerja mereka.
g)
Kelompok lain memperhatikan dan
apabila ada perbedaan pendapat maka kelompok lain dipersilahkan untuk menanggapi.
h)
Guru membimbing
siswa dan
mengevaluasi jawaban siswa.
i)
Guru memberikan penghargaan/ pujian bagi kelompok
yang prestasinya baik.
j)
Guru meminta siswa untuk kembali ke tempat duduk
semula.
k)
Guru membagikan soal evaluasi siklus III untuk dikerjakan secara
individu.
l)
Guru membagikan angket respon siswa siklus III.
m)
Guru menutup pelajaran.
3) Observasi
Kegiatan observasi dilakukan oleh seorang observer
yang dilaksanakan saat proses pembelajaran. Pada waktu observasi
dilaksanakan, observer mengamati
proses pembelajaran dan
mengumpulkan data mengenai segala yang terjadi pada saat proses pembelajaran. Pengamatan berdasarkan pedoman dalam lembar observasi
yang telah disiapkan
oleh peneliti.
4) Refleksi
Menganalisis hasil pengamatan untuk mengetahui kendala- kendala yang dihadapi pada
pelaksanaan siklus III. Dalam hal ini
peneliti menganggap bahwa kendala-kendala sudah dapat diatasi
dengan melihat indikator keberhasilan sudah tercapai pada pelaksannan siklus III
sehingga siklus IV tidak diperlukan.
E.
Analisis Data
Untuk mengetahui seberapa
hasil belajar dan kerjasama siswa dalam belajar
digunakan metode teknik deskriptif melalui metode persentase.
Adapun perhitungannya sebagai
berikut:
1.
Menghitung skor tiap item
Jumlah siswa yang
berhasil
Skor penilaian
(%) =
___
_ _ _
_
_
_
_
_
_
_ _ x 100 %
Jumlah seluruh
siswa
2.
Menghitung skor persentase hasil belajar secara
menyeluruh
Jumlah skor semua item
Persentase keaktifan siswa (%) =
___ _ _
_
_
_
_
_
_
_
_
x 100 %
Jumlah item
Dengan persentase kriteria sebagai berikut:
a)
< 50%,
kriteria hasil belajar siswa rendah.
b)
50% - 70%, kriteria hasil belajar siswa sedang.
c)
> 70%, kriteria
hasil belajar siswa tinggi.
3.
Menghitung skor persentase respon siswa tiap item (tiap siklus)
Jumlah skor keseluruhan tiap item
Skor rata-rata tiap item = _
_ _ _
_ _ _
_
_
_
_
_
_
_
x 100 %
Banyak siswa (yang hadir)
Dengan kriteria
sebagai berikut:
a)
25% ≤ Persentase skor rata-rata ≤ 50%, siswa tidak setuju
dengan pernyataan.
b)
50% < Persentase skor rata-rata ≤ 75%, siswa
setuju dengan pernyataan.
c)
75% < Persentase skor rata-rata ≤ 100%, siswa sangat setujudengan pernyataan.
F.
Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah apabila
siswa dalam pengamatan mempunyai
kriteria penilaian baik yaitu dengan jumlah persentase keaktifan mencapai
> 70% dari indikator hasil belajar
yang telah ada.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Pelaksanaan tindakan kelas dengan menggunakan
metodepembelajaran kooperatif ini
dilaksanakan dalam 3 siklus karena pada siklus III indikator keberhasilan sudah tercapai. Masing-masing siklus meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan
(action), observasi (observation), dan refleksi (reflection).
Pokok penelitian ini adalah mengamati tentang keaktifan siswa belajar Bahasa inggris, yang meliputi: (1). Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru; (2). Membaca buku paket, LKPD atau buku pedoman
lain yang relevan; (3). Mencatat/ merangkum yang
dijelaskan guru; (4). Bertanya atau berpendapat; (5). Keaktifan siswa dalam diskusi
kelompok.
1.
Siklus I
Siklus I terdapat 4 jam pelajaran atau 2 kali pertemuan.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada jam ke empat dan lima (2 x 40 menit). Kemudian pertemuan kedua dilaksanakan pada jam ke lima dan enam (2 x 40 menit). Kegiatan belajar mengajar dilakukan oleh peneliti sendiri
sebagai guru dengan dibantu
oleh seorang guru mata pelajaran Bahasa
inggris sebagai pengamat. Materi
pelajaran yang diberikan pada siklus I adalah
menyelesaikan sistem. Adapun rincian tindakan pada siklus ini adalah sebagai berikut
:
a.
Tahap Perencanaan
Sebelum melakukan
tindakan, terlebih dahulu guru melakukan
observasi di SMP Negeri 1 Pringsurat kelas VII dan diperoleh data awal mengenai keaktifan siswa belajar Bahasa
inggris yaitu 47,22% siswa aktif
dalam proses pembelajaran. Hasil
pengamatan mengenai hasil belajar Bahasa Inggris
disajikan dalam tabel
berikut:
Tabel 4.1
Skor dan Persentase hasil belajar Belajar
Bahasa Inggris Sebelum
Dilaksanakan Tindakan
No. |
Aspek yang diamati |
Jumlah siswa
yang melakukan |
Persentase |
1 |
Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru. |
20 |
55,56% (sedang) |
2 |
Membaca
buku paket, LKPD atau buku pedoman lain yang relevan. |
23 |
63,89% (sedang) |
3 |
Mencatat/ merangkum yang dijelaskan guru. |
21 |
58,33% (sedang) |
4 |
Bertanya atau
berpendapat. |
4 |
11,11% (rendah) |
Jumlah |
68 |
188,89% |
|
Skor rata-rata |
17 |
47,22% (rendah) |
Peneliti menyusun Modul ajar, menyiapkan
lembar pengamatan aktivitas guru, lembar observasi
hasil belajar siswa, angket respon
siswa, dan membuat
kelompok sesuai dengan nilai ujian tengah semester gasal tahun ajaran 2022/2023 yang
digolongkan dalam siswa yang
berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Dari data nilai yang diperoleh 30 siswa, peneliti
membagi siswa menjadi 9 kelompok dimana
setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Tiap kelompok terdiri dari siswa yang berkemampuan heterogen. Kemudian peneliti menyiapkan LKPD (Lembar Kerja peserta didik) yang
terdiri dari materi yang akan disampaikan dan soal-soal yang nantinya digunakan siswa untuk diskusi
kelompok. Guru juga menyiapkan soal evaluasi siklus I untuk mengetahui kemampuan
individu siswa dalam menguasai materi pelajaran yang telah disajikan.
b.
Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tindakan pada siklus
I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan.
Adapun rincian tindakan
yang dilaksanakan adalah:
1)
Pertemuan pertama (2 x 40 menit)
Pada pertemuan pertama, peneliti bekerjasama dengan seorang guru Bahasa inggris kelas VIII SMP Negeri
1 Pringsurat sebagai pengamat yang tugasnya mengamati kegiatan siswa dan
peneliti selama proses belajar mengajar.
Guru pengamat diberi lembar observasi siswa dan lembar observasi guru
yang harus diisi sesuai dengan
petunjuk pengisian dan diisi sesuai apa yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas. Sedangkan
peneliti disini bertindak sebagai guru.Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi penjelasan
kepada siswa tentang pembelajaran kooperatif
yang akan dilaksanakan selama proses belajar
mengajar. Guru kemudian
membacakan pembagian kelompok
dan siswa dipersilahkan berkumpul dengan kelompok
masing-masing. Kemudian guru
membagikan LKPD yang berisikan materi yang akan
disampaikan dan soal-soal yang nantinya didiskusikan siswa.
Guru menjelaskan materi dan memberikan
beberapa contoh soal sesuai dengan
Modul Ajar. Selama menjelaskan materi, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang dijelaskan guru.Selama proses pembelajaran, siswa mulai berani bertanya, namun masih banyak siswa yang malu atau
ragu untuk bertanya, melamun ketika diberi penjelasan materi dan tidak mencatat. Selanjutnya siswa diminta berdiskusi dan mengerjakansoal yang
telah diberikan guru dan dikerjakan sesuai waktu yang
diberikan yaitu 30 menit. Dalam
kegiatan diskusi ini, dapat dilihat keaktifan
siswa dalam belajar matematika. Guru berperan sebagai fasilitator yaitu memimpin dan mengarahkan siswa dalam
berdiskusi.Selama diskusi
berlangsung, guru berkeliling dan menegur siswa yang gaduh dan tidak berdiskusi dengan teman satu kelompoknya. Sebelum waktu pembelajaran selesai, setiap kelompok
diminta mengumpulkan hasil
diskusi mereka. Kemudian guru memberikan PR
dan menginformasikan pertemuan
selanjutnya yaitu presentasi dan mengerjakan evaluasi siklus I.
2)
Pertemuan ke dua (2X40 menit)
Pada
pertemuan kedua, guru meminta siswa kembali berkumpul dengan kelompoknya seperti
pertemuan pertama. Guru membahas PR yang dianggap
sulit selama 10 menit. Guru kemudian membagikan hasil diskusi kelompok yang
pada pertemuan pertama telah dikerjakan siswa. Setiap siswa dipersilahkan berdiskusi selama 5 menit untuk mengingat kembali hasil diskusi
mereka sebelumnya. Siswa mengambil gulungan kertas yang
berisikan nomor urut yang diberikan guru kepada setiap kelompok. Siswa tiap kelompok
memiliki nomor yang berbeda.
Kemudian guru menunjuk
salah satu kelompok secara acak sambil menyebutkan satu nomor (secara
acak) untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Salah satu siswa mempresentasikan hasil
diskusikelompoknya di depan kelas. Kemudian
guru memberikan kesempatan kepada kelompok
lain untuk menaggapi hasil
diskusi tersebut, apabila ada yang berbeda hasil jawabannya boleh mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Setelah semua siswa yang dipanggil selesai
mempresentasikan hasil diskusinya, kemudian guru mengevaluasi hasil diskusi siswa. Guru memberikan pujian kepada kelompok yang hasil presentasinya benar. Kegiatan presentasi siswa ini dilakukan selama 25 menit.Siswa diminta
kembali ke tempat duduk mereka
semula untuk mengerjakan soal
evaluasi siklus I secara individu.Soal evaluasi ini digunakan
untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa. Siswa mengarjakan soal evaluasi siklus I secara individu. Kemudian diminta mengisi
angket respon siswa dalam mengikuti pembelajaran kooperatif siklus I. Kemudian guru menutup pelajaran
dan menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
c.
Tahap Observasi
Selama
proses pembelajaran berlangsung, guru pengamat melakukan
pengamatan terhadap kegiatan
siswa dan peneliti
yang berperan sebagai
guru. Pengamat mengamati
dan menulis hasil pengamatan pada lembar pengamatan yang telah disiapkan
sesuai dengan petunjuk
yang ada.
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh
guru Bahasa Inggris kelas VII SMP Negeri
1 Pringsurat adalah sebagai berikut:
1) Keaktifan siswa
Hasil pengamatan keaktifan siswa disajikan pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.2
Skor dan
Persentase hasil belajar
Siklus I
No |
Aspek yang diamati |
Jumlah siswa yang melakukan |
Persentase |
1 |
Mendengarkan / memperhatikan penjelasan guru. |
23 |
63,89% (sedang) |
2 |
Membaca
buku paket, LKPD atau buku pedoman lain yang relevan. |
21 |
58,33% (sedang) |
3 |
Mencatat/ merangkum yang dijelaskan guru. |
19 |
52,78% (sedang) |
4 |
Bertanya atau
berpendapat. |
8 |
22,22% (rendah) |
5. |
Keaktifan siswa
dalam diskusi kelompok. |
24 |
66.67% (sedang) |
Jumlah |
95 |
263,89% |
|
Skor rata-rata |
19 |
52,78% (sedang) |
Dari pengamatan secara
keseluruhan diperoleh hasil sebagai berikut:
a)
Ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan atau mendengarkan pelajaran. Ketika guru menyampaikan materi pelajaran,
ada beberapa siswa yang bercanda dengan teman di sampingnya.
b)
Ada beberapa siswa yang tidak membaca
materi yang dibagikan guru atau buku pedoman lain yang dimiliki
siswa.
c)
Ada beberapa siswa yang tidak
mencatat apa yang disampaikan guru.
d)
Ada beberapa siswa yang berani bertanya atau berpendapat, meskipun hanya 8 siswa. Tetapi hal ini menunjukan peningkatan dibandingkan
dengan sebelum diberikan tindakan yaitu 4 siswa yang berani bertanya atau berpendapat.
e)
Masih ada siswa yang tidak berdiskusi bersama
kelompoknya.
f)
Hasil pengamatan menunjukan bahwa persentase keaktifan
siswa belajar Bahasa inggris pada siklus I adalah 52,78%. Hal ini menunjukan adanya peningkatan. Karena sebelum dilakukan tindakan, persentase keaktifan
siswa belajar Bahasa inggris hanya 47,22%.
g)
Hasil evaluasi siklus I didapat
nilai rata-rata evaluasinya adalah 71,92,
yang dibawah KKM sebanyak 9 siswa dan yang diatas KKM sebanyak 21 siswa. Hal ini menunjukan adanya peningkatan
nilai rata-rata belajarbahasa inggris dimana nilai rata-rata ujian tengah
semester gasal hanya
61,94, yang dibawah
KKM sebanyak 9 siswa dan yang diatas KKM sebanyak 21 siswa.
2)
Pengamatan Aktivitas Guru
Pengamatan aktivitas guru dalam proses
pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 14. Dari hasil
pengamatan diperoleh:
a)
Hasil perhitungan lembar pengamatan aktivitas guru menunjukan persentase aktivitas guru adalah 76,25%.
Dalam hal ini dapat dikatakan
pembelajaran berlangsung baik.
b)
Baik dalam mengatur siswa untuk belajar dengan
kelompoknya.
c) Cukup baik dalam penyajian materi dan pengelolaan waktu.
d)
Keterampilan menggunakan model
pembelajara kooperatif dan membimbing siswa dalam keterampilan kooperatif sudah dilaksanakan dengan cukup baik.
3)
Respon siswa
Setiap akhir siklus pada proses
pembelajaran, siswa diminta mengisi angket respon siswa. Angket ini digunakan untuk memperoleh data tentang pendapat
siswa mengenai aktivitas
pembelajaran kooperatif pada setiap siklus.
Data persentase respon
siswa disajikan pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.3
Data Angket Respon Siswa
Dalam Mengikuti Pembelajaran
Kooperatif Pada Siklus I
No |
Pernyataan |
Skor |
Persen |
Pembelajaran Bahasa
Inggris yang baru
saja saya ikuti |
|||
1. |
Lebih menyenangkan daripada biasanya |
2,89 |
72,25 |
2. |
Membantu saya
lebih mudah memahami materi |
2,92 |
73,00 |
3. |
Mendorong saya lebih giat |
3,11 |
77,75 |
4. |
Membuat saya berani bertanya pada guru |
2,97 |
74,25 |
5. |
Menimbulkan rasa
senang dalam berdiskusi |
3,06 |
76,50 |
6. |
Menimbulkan keberanian dalam berpendapat |
3,03 |
75,75 |
7. |
Menumbuhkan percaya
diri dalam menyajikan |
2,83 |
70,75 |
8. |
Menjadi tertantang dalam menyelesaikan soal |
3,25 |
81,25 |
9. |
Melatih berkreativitas |
3,17 |
79,25 |
10. |
Menumbuhkan sifat
kritis |
2,56 |
64,00 |
11. |
Lebih terasa
manfaatnya dalam kehidupan sehari- hari |
3,06 |
76,50 |
12. |
Menumbuhkan rasa putus asa
dalam mengikutinya |
1,94 |
48,50 |
13. |
Menumbuhkan rasa
tegang dan tidak
nyaman dalam Belajar |
2,11 |
52,75 |
14. |
Merasakan beban
mental untuk mempersiapkannya |
2,31 |
57,75 |
15. |
Rasanya ingin
menghindar |
1,75 |
43,75 |
Dari data angket respon siswa di atas dapat disimpulkan bahwa:
a)
Siswa menyatakan sangat setuju
bahwa pembelajaran Bahasa inggris pada
siklus I mendorong siswa lebih giat belajar, menumbuhkan rasa senang dalam berdiskusi, menimbulkan
keberanian dalam berpendapat, membuat siswa tertantang dalam menyelesaikan soal, melatih berkreativitas, dan lebihtersa manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
b)
Siswa menyatakan setuju bahwa
pembelajaran Bahasa Inggris pada siklus I lebih menyenangkan daripada
biasanya, lebih membantu
memahami materi, membuat siswa lebih berani bertanya kepada guru, menumbuhkan rasa percaya diri, dan
menumbuhkan sikap kritis.
c)
Namun, siswa juga setuju bahwa pembelajaran pada siklus I ini membuat mereka tegang dan tidak nyaman
dalam belajar, serta siswa merasakan beban mental untuk mempersiapkannya.
d)
Siswa tidak setuju bahwa
pembelajaran pada siklus I ini menumbuhkan
rasa putus asa dalam mengikuti pelajaran Bahasa inggris dan membuat siswa ingin menghindar
dari pelajaran ini.
d.
Refleksi
Peneliti dibantu pengamat bersama-sama
melakukan analisis dan refleksi
terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Pada siklus I masih ada siswa yang kurang aktif dalam belajar, misalnya mengganggu teman lainnya ketika pelajaran, tidak mencatat penjelasan yang diberikan guru, serta
masih banyak siswa yang malu bertanyaatau berpendapat.
Secara
keseluruhan para siswa menunjukan peningkatan keaktifan belajar Bahasa inggris. Dari data
observasi awal (sebelum tindakan) persentase
keaktifan siswa belajar Bahasa inggris adalah47,22%
dan termasuk dalam kriteria keaktifan
siswa rendah. Kemudian setelah
diberikan tindakan pada siklus I, persentase keaktifan siswa belajar Bahasa inggris adalah 52,78% dan termasuk
dalamkriteria keaktifan siswa sedang.Meskipun telah menunjukan peningkatan keaktifan belajar, namun indikator kerja belum tercapai
yaitu persentase keaktifan
siswa belajar Bahasa inggris > 70%. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan
selanjutnya yaitu pada siklus II.
Agar pada siklus II tidak terjadi
penurunan persentasekeaktifan siswa
belajar Bahasa inggris, maka perlu diadakan perbaikan tidakan. Pada siklus II guru memberikan penjelasan
materi kepada siswa secara lebih mendalam,
serta memberikan motivasi
yang lebih agar siswa lebih
aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
2.
Siklus II
Siklus II terdapat 4 jam pelajaran atau
2 kali pertemuan. Pertemuan pertama
dilaksanakan pada jam ke tiga dan empat (2 x 40 menit).
Kemudian pertemuan
kedua dilaksanakan jam ke empat dan lima (2 x 40 menit). Materi
pelajaran yang diberikan pada siklus II adalah membuat model Bahasa inggris dari masalah
yang berkaitan dengan
teks descriptive Adapun
rincian tindakan pada siklus ini adalah sebagai
berikut:
a.
Tahap Perencanaan
Peneliti membuat Modul ajar yang
berkaitan dengan materi dari masalah yang berkaitan dengan teks
deskripsi dengan menggunakan metode pembelajaran koopertif. Peneliti menyiapkan menyiapkan
lembar pengamatan aktivitasguru, lembar observasi keaktifan
siswa, angket respon siswa, LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) yang berhubungan dengan materi yang akan
disampaikan, dan soal evaluasi siklus
II.
b.
Tahap Pelakasanaan Tindakan
Tindakan pada siklus
II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan.
Adapun rincian tindakan yang dilaksanakan adalah:
1) Pertemuan pertama (2 x 40 menit)
Pada pertemuan pertama, peneliti bekerjasama dengan seorang guru Bahasa inggris kelas VII SMP Negeri
1 Pringsurat sebagai pengamat yang tugasnya mengamati kegiatan siswa dan
peneliti selama proses belajar mengajar.
Guru pengamat diberi lembar observasi siswa dan lembar observasi guru
yang harus diisi sesuai dengan
petunjuk pengisian dan diisi sesuai apa yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas. Sedangkan
peneliti disini bertindak sebagai guru.
Pada
pertemuan pertama, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi penjelasan kepada siswa tentang
pembelajaran kooperatif yang
akan dilaksanakan selama proses belajar
mengajar. Guru kemudian
membacakan pembagian kelompok yang telah
dibentuk sebelumnya, dan siswa dipersilahkan berkumpul dengan kelompok
masing-masing.
Guru membagikan LKPD yang berisikan
materi yang akan disampaikan dan
soal-soal yang nantinya didiskusikan siswa. Guru menjelaskan materi dan memberikan beberapa contoh soal sesuai dengan Modul Ajar. Selama menjelaskan
materi, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang dijelaskan guru.
Selanjutnya siswa diminta berdiskusi dan mengerjakansoal yang telah diberikan
guru dan dikerjakan sesuai waktu yang diberikan
yaitu 30 menit. Dalam kegiatan diskusi ini, dapat dilihat keaktifan siswa dalam belajar Bahasa inggris.
Guru berperan sebagai
fasilitator yaitu memimpin
dan mengarahkan siswa dalam berdiskusi.
Saat diskusi berlangsung, guru
berkeliling dan menegur siswa yang gaduh dan tidak berdiskusi dengan
teman satu kelompoknya. Sebelum waktu pembelajaran selesai, setiap kelompok
diminta mengumpulkan hasil diskusi mereka. Kemudian
guru memberikan PR dan menginformasikan pertemuan selanjutnya yaitu presentasi dan mengerjakan evaluasi
siklus II.
Selama
proses pembelajaran, siswa cukup antusias
dalam mengerjakan soal secara
kelompok. Dibandingkan dengan kegiatan pada siklus I, antusias
siswa untuk bekerjasama untuk menyelesaikan soal lebih meningkat.
2) Pertemuan kedua (2 x 40 menit)
Pada
pertemuan kedua, guru meminta siswa kembali berkumpul dengan kelompoknya seperti
pertemuan pertama. Guru membahas PR yang dianggap
sulit selama 10 menit. Guru kemudian membagikan hasil diskusi kelompok yang
pada pertemuan pertama telah dikerjakan siswa. Setiap siswa dipersilahkan berdiskusi selama 5 menit untuk mengingat kembali hasil diskusi
mereka sebelumnya. Siswa mengambil gulungan kertas yang
berisikan nomor urut yang diberikan guru kepada setiap kelompok. Siswa tiap kelompok
memiliki nomor yang berbeda.
Kemudian guru menunjuk
salah satu kelompok secara acak sambil menyebutkan satu nomor (secara
acak) untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Salah satu siswa mempresentasikan hasil diskusidari kelompoknya di depan kelas. Kemudian guru memberikan kesempatan
kepada kelompok lain untuk menaggapi hasil diskusi tersebut,
apabila ada yang berbeda hasil
jawabannya boleh mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Setelah semua siswa yang dipanggil
selesai mempresentasikan hasil
diskusinya, kemudian guru mengevaluasi hasil diskusi
siswa. Guru memberikan pujian
kepada kelompok yang hasil presentasinya benar. Kegiatan presentasi siswa ini dilakukan
selama 25 menit.
Siswa
diminta kembali ke tempat duduk
mereka semula untuk
mengerjakan soal evaluasi siklus II secara
individu. Soal evaluasi
ini digunakan untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa. Kemudian
siswa diminta mengisi angket respon siswa siklus II. Selanjutnya guru menutup pelajaran dan
menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
c.
Tahap Observasi
Selama
proses pembelajaran berlangsung, guru pengamat melakukan
pengamatan terhadap kegiatan
siswa dan peneliti
yang berperan sebagai
guru. Pengamat mengamati
dan menulis hasil pengamatan pada lembar pengamatan yang telah disiapkan
sesuai dengan petunjuk
yang ada.
Hasil pengamatan yang dilakukan
oleh guru Bahasa inggris kelas VII SMP Negeri
1 Pringsurat adalah sebagai berikut:
1)
Keaktifan siswa
Hasil pengamatan keaktifan
siswa disajikan pada tabel dibawah
ini.
Tabel 4.4
Skor dan Persentase
hasil belajar Siswa Siklus II
No. |
Aspek yang diamati |
Jumlah siswa yang melakukan |
Persentase |
1 |
Mendengarkan / memperhatikan penjelasan guru. |
24 |
66,67% (sedang) |
2 |
Membaca
buku paket, LKPD atau buku
pedoman lain yang relevan. |
26 |
72,22% (tinggi) |
3 |
Mencatat/ merangkum yang dijelaskan guru. |
31 |
86,11% (tinggi) |
4 |
Bertanya atau berpendapat. |
11 |
30,56% (rendah) |
5. |
Keaktifan siswa
dalam diskusi kelompok. |
21 |
58,33% (sedang) |
Jumlah |
113 |
313,89% |
|
Skor rata-rata |
22,6 |
62,78% (sedang) |
Dari pengamatan secara keseluruhan
diperoleh hasil sebagai berikut:
a)
Dari 30 siswa, ada 12 siswa yang tidak mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru. Siswa
tersebut lebih banyak berbicara dengan
teman sebangkunya.
b)
Ada peningkatan jumlah siswa yang
mau membaca buku paket, LKPD atau buku pedoman
lain yang relevan
dibandingkan dengan tindakan
pada siklus I dari yang hanya 21 siswa menjadi
26 siswa.
c)
Hampir semua siswa mencatat/
merangkum yang dijelaskan guru.
d)
Ada beberapa siswa yang berani bertanya atau berpendapat, meskipun hanya 11 siswa. Tetapi hal ini menunjukan peningkatan dibandingkan dengan tindakan
pada siklus I yaitu 8 siswa yang berani bertanya
atau berpendapat.
e)
Hasil pengamatan menunjukan bahwa persentase keaktifan
siswa belajar Bahasa inggris pada siklus II adalah 62,78%. Hal
ini menunjukan adanya peningkatan. Karena pada tindakan
siklusI, persentase keaktifan siswa belajar Bahasa Inggris
hanya 52,78%.
f)
Hasil evaluasi siklus II didapat nilai rata-rata evaluasinya adalah 73,5, yang dibawah KKM sebanyak 6 siswa
dan yang diatas KKM sebanyak
30 siswa. Hal ini menunjukan adanya peningkatan
nilai rata-rata belajar Bahasa inggris dimana
nilai rata-rata evaluasi siklus I
adalah 71,92, yang dibawah KKM sebanyak 11 siswa dan yang diatas
KKM sebanyak 25 siswa.
2)
Pengamatan Aktivitas Guru
Pengamatan aktivitas guru dalam proses
pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 22. Dari hasil
pengamatan diperoleh:
a)
Hasil perhitungan lembar pengamatan aktivitas guru menunjukan persentase aktivitas guru adalah 80,75%. Dalam hal ini dapat dikatakan
pembelajaran berlangsung baik.
b) Baik dalam mengatur siswa untuk belajar
dengan kelompoknya.
c)
Cukup baik dalam penyajian materi dan pengelolaan waktu.
d)
Keterampilan menggunakan model pembelajaran problem based
learning dan membimbing siswa dalam keterampilan membaca sudah
dilaksanakan dengan baik.
3)
Respon siswa
Setiap akhir siklus pada proses
pembelajaran, siswa diminta mengisi angket respon siswa. Angket ini digunakan untuk memperoleh data tentang pendapat
siswa mengenai aktivitas
pembelajaran Bahasa Inggris pada
setiap siklus. Data persentase respon siswa disajikan pada tabel dibawah
ini.
Tabel 4.5
Data Angket
Respon Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran Bahasa Inggris Pada Siklus
II
No |
Pernyataan |
Skor |
Persen |
Pembelajaran
Bahasa inggris yang baru saja saya ikuti |
|||
1. |
Lebih menyenangkan daripada biasanya |
2,94 |
73,50 |
2. |
Membantu saya
lebih mudah memahami materi |
2,89 |
72,25 |
3. |
Mendorong saya lebih giat |
2,94 |
73,50 |
4. |
Membuat saya berani bertanya pada guru |
3,08 |
77,00 |
5. |
Menimbulkan rasa
senang dalam berdiskusi |
2,94 |
73,50 |
6. |
Menimbulkan keberanian dalam berpendapat |
2,92 |
73,00 |
7. |
Menumbuhkan percaya
diri dalam menyajikan |
2,83 |
70,75 |
8. |
Menjadi tertantang dalam menyelesaikan soal |
3,06 |
76,50 |
9. |
Melatih berkreativitas |
3,08 |
77,00 |
10. |
Menumbuhkan sifat
kritis |
2,56 |
64,00 |
11. |
Lebih terasa
manfaatnya dalam kehidupan sehari- hari |
2,78 |
69,50 |
12. |
Menumbuhkan rasa putus asa
dalam mengikutinya |
1,67 |
41,75 |
13. |
Menumbuhkan rasa
tegang dan tidak
nyaman dalam Belajar |
1,89 |
47,25 |
14. |
Merasakan
beban mental untuk mempersiapkannya |
1,97 |
49,25 |
15. |
Rasanya ingin
menghindar |
1,67 |
41,75 |
Dari data angket respon siswa di atas dapat disimpulkan bahwa :
a)
Siswa menyatakan sangat setuju
bahwa pembelajaran Bahasa inggris pada
siklus II membuat siswa berani bertanya kepada guru, menjadi tertantang dalam menyelesaikan soal, melatih berkreativitas.
b)
Siswa menyatakan setuju bahwa pembelajaran Bahasa Inggris pada siklsu II lebih menyenangkan daripada
biasanya, lebih membantu
memahami materi, mendorong
siswa lebih giat, menimbulkan rasa senang dalam berdiskusi, menimbulkan
keberanian dalam berpendapat, menumbuhkan rasa percaya diri dalam menyelesaikan soal, menumbuhkan sifat kritis, dan lebih terasa manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
c)
Siswa tidak setuju bahwa pembelajaran pada siklus II ini menumbuhkan rasa putus asa dalam mengikuti
pelajaran Bahasa inggris,
menumbuhkan rasa tegang dan tidak nyaman dalam belajar, siswa
merasakan beban mental untuk mempersiapkannya dan membuat siswa ingin
menghindar dari pelajaran ini.
d.
Refleksi
Peneliti dibantu pengamat bersama-sama
melakukan analisa dan refleksi
terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Pada siklus II masih ada siswa yang kurang aktif dalam belajar,
misalnya mengganggu teman
lainnya ketika pelajaran, tidak mencatat penjelasan yang diberikan guru, serta
masih banyak siswa yang malu bertanya atau berpendapat. Tetapi hampir semua siswa mencatat/ merangkum
yang dijelaskan guru.
Secara keseluruhan para siswa menunjukan
peningkatan keaktifan belajar
Bahasa inggris meskipun masih dalam kriteria keaktifan siswa sedang.
Pada siklus I, persentase keaktifan siswa belajar Bahasa inggris
adalah 52,78% dan termasuk dalam kriteria keaktifan siswa sedang. Kemudian
setelah diberikan tindakan
pada siklus II, persentase keaktifan siswa belajar Bahasa inggris
adalah 62,78% dan termasuk dalam kriteria
keaktifan siswa sedang.
Meskipun telah menunjukan peningkatan keaktifan belajar, namun
indikator kerja belum tercapai yaitu persentase keaktifan siswa belajar Bahasa inggris > 70%. Oleh karena itu perlu dilakukan
tindakan selanjutnya yaitu pada siklus III.
Agar pada siklus III tidak terjadi
penurunan persentase keaktifan siswa
belajar Bahasa inggris , maka perlu diadakan perbaikan tidakan. Pada siklus III guru perlu memberikan
motivasi yang lebih agar siswa lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
3.
Siklus III
Siklus III terdapat 4 jam pelajaran atau
2 kali pertemuan. Pertemuan pertama
dilaksanakan pada jam ke lima dan enam (2 x 40 menit). Kemudian
pertemuan kedua dilaksanakan pada jam
ke tiga dan empat (2 x 40 menit). Materi
pelajaran yang diberikan pada siklus III adalah menyelesaikan model koopratif
dari masalah yang berkaitan
dengan teks deskripsi
tentang hewan. Adapun
rincian tindakan pada siklus ini adalah sebagai
berikut:
a.
Tahap Perencanaan
Peneliti membuat Modul ajar yang berkaitan
dengan materi menyelesaikan dari masalah yang berkaitan dengan teks
deskripsi tentang hewan dengan
menggunakan metode pembelajaran Problem Based learning
(PBL).
Peneliti menyiapkan menyiapkan lembar pengamatan aktivitas
guru, lembar observasi keaktifan siswa, angket respon siswa, LKPD (Lembar Kerja peserta Didik) yang
berhubungan dengan materi yang akan disampaikan, dan soal evaluasi
siklus III.
b.
Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tindakan pada siklus III dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan.
Adapun rincian tindakan
yang dilaksanakan adalah:
1) Pertemuan pertama
(2 x 40 menit)
Pada pertemuan pertama, peneliti bekerjasama dengan seorang guru Bahasa Inggris kelas VII SMP Negeri
1 Pringsurat sebagai pengamat yang tugasnya mengamati kegiatan siswa dan
peneliti selama proses belajar mengajar.
Guru pengamat diberi lembar observasi siswa dan lembar observasi guru
yang harus diisi sesuai dengan
petunjuk pengisian dan diisi sesuai apa yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas. Sedangkan
peneliti disinibertindak sebagai guru.
Pada
pertemuan pertama, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi penjelasan kepada siswa tentang
pembelajaran kooperatif yang akan dilaksanakan selama proses belajar
mengajar. Guru kemudian
membacakan pembagian kelompok yang telah
dibentuk sebelumnya, dan siswa dipersilahkan berkumpul dengan kelompok
masing-masing.
Guru membagikan LKPD yang berisikan
materi yang akan disampaikan dan
soal-soal yang nantinya didiskusikan siswa. Guru menjelaskan materi dan memberikan beberapa contoh soal sesuai dengan Modul ajar. Selama menjelaskan materi, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan yang berkaitan
dengan materi yang dijelaskan guru.
Selanjutnya siswa diminta berdiskusi dan mengerjakansoal yang telah diberikan
guru dan dikerjakan sesuai waktu yang diberikan
yaitu 30 menit. Dalam kegiatan diskusi ini, dapat dilihat keaktifan siswa dalam belajar Bahasa inggris.
Guru berperan sebagai
fasilitator yaitu memimpin
dan mengarahkan siswa dalam berdiskusi.
Saat diskusi berlangsung, guru
berkeliling dan menegur siswa yang
gaduh dan tidak berdiskusi dengan teman satu kelompoknya. Sebelum waktu pembelajaran telah selesai,
setiap kelompok diminta
mengumpulkan hasil diskusi mereka. Kemudian guru memberikan PR dan menginformasikan pertemuan selanjutnya yaitu presentasi dan mengerjakan evaluasi
siklus III.
Selama
proses pembelajaran, siswa cukup antusias
dalam mengejakan soal secara
kelompok. Dibandingkan dengan kegiatan pada siklus II, antusias
siswa untuk bekerjasama untuk menyelesaikan soal lebih meningkat.
2) Pertemuan kedua (2 x 40
menit)
Pada pertemuan kedua, guru meminta siswa kembali
berkumpul dengan kelompoknya seperti
pertemuan pertama. Guru membahas PR yang dianggap
sulit selama 10 menit. Guru kemudian membagikan hasil diskusi kelompok
yang pada pertemuan pertama telah dikerjakan siswa. Setiap siswa dipersilahkan berdiskusi selama 5 menit untuk mengingat kembali
hasil diskusi mereka
sebelumnya.
Siswa mengambil gulungan kertas yang
berisikan nomor urut yang diberikan
guru kepada setiap kelompok. Siswa tiap kelompok memiliki nomor yang berbeda. Kemudian guru memanggil nomor tertentu,
dan siswa dengan nomor yang sama dipersilahkan mempresentasikan jawaban hasil diskusi mereka.
Guru memberikan kesempatan kepada
kelompok lain untuk menaggapi hasil
diskusi tersebut, apabila ada yang berbeda hasil jawabannya boleh mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya seperti
tampak pada Gambar 4.8. Setelah
semua siswa yang dipanggil selesai
mempresentasikan hasil diskusinya, kemudian guru
mengevaluasi hasil diskusi siswa. Guru
memberikan pujian kepada kelompok
yang hasil presentasinya benar. Kegiatan presentasi siswa ini dilakukan selama 25 menit.
Siswa
diminta kembali ke tempat duduk
mereka semula untuk mengerjakan
soal evaluasi siklus III secara individu. Soal evaluasi ini digunakan untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa. Kemudian
siswa diminta mengisi
angket respon siswa dalam mengikuti
pembelajaran kooperatif .
c.
Tahap Observasi
Selama
proses pembelajaran berlangsung, guru melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa dan peneliti
yang berperan sebagai
guru. Pengamat mengamati dan menulis hasil pengamatan pada lembar pengamatan yang telah disiapkan sesuai
dengan petunjuk yang ada.
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh
guru Bahasa inggris kelas VII SMP Negeri 1 Pringsurat adalah sebagai berikut:
1) Keaktifan siswa
Hasil pengamatan keaktifan siswa disajikan
pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.6
Skor dan Persentase Keaktifan Siswa Siklus
III
No. |
Aspek yang diamati |
Jumlah siswa yang melakukan |
Persentase |
1 |
Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru. |
27 |
75,00% (tinggi) |
2 |
Membaca buku
paket, LKPD atau buku pedoman
lain yang relevan. |
25 |
69,44% (sedang) |
3 |
Mencatat/ merangkum yang dijelaskan guru. |
33 |
91,67% (tinggi) |
4 |
Bertanya atau berpendapat. |
16 |
44,44% (rendah) |
5. |
Keaktifan siswa dalam
diskusi kelompok. |
29 |
80,56% (tinggi) |
Jumlah |
130 |
361,11% |
|
Skor rata-rata |
26 |
72,22% (tinggi) |
Dari pengamatan secara keseluruhan diperoleh
hasil sebagai berikut:
a)
Dari 30 siswa, ada 9 siswa yang tidak mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru. Ini menunjukan adanya peningkatan dibandingkan dengan tindakan pada siklus II.
b)
Ada penurunan jumlah siswa yang mau
membaca buku paket, LKS atau buku pedoman
lain yang relevan
dibandingkan dengan tindakan pada siklus II dari yang
sebelumnya 26 siswa menjadi 25 siswa.
c)
Hampir semua siswa mencatat/
merangkum yang dijelaskan guru.
d)
Ada beberapa siswa yang berani bertanya atau berpendapat, meskipun
hanya 16 siswa. Tetapi hal ini menunjukan peningkatan dibandingkan dengan tindakan pada siklus II yaitu 11 siswa yang berani bertanya
atau berpendapat.
e)
Hasil pengamatan menunjukan bahwa persentase keaktifan
siswa belajar Bahasa Inggris pada siklus III adalah 72,22%. Hal ini menunjukan adanya peningkatan. Karena pada tindakan
siklus II, persentase keaktifan siswa belajar
Bahasa inggris hanya 62,78%.
f)
Ada
satu siswa putri yang tidak bisa mengikuti tes evaluasi individu karena sakit.
g)
Hasil evaluasi siklus III didapat nilai rata-rata evaluasinya adalah 76,34. Hal ini menunjukan adanya peningkatan nilai rata- rata
belajar Bahasa inggris dimana nilai rata-rata evaluasi siklus II adalah 73,5.
2) Pengamatan Aktivitas
Guru
Pengamatan aktivitas guru dalam proses
pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 30. Dari hasil
pengamatan diperoleh:
a)
Hasil perhitungan lembar pengamatan aktivitas guru menunjukan persentase aktivitas guru adalah 83,75%.
Dalam hal ini dapat dikatakan
pembelajaran berlangsung baik.
b)
Baik dalam mengatur
siswa untuk belajar
dengan kelompoknya.
c) Cukup baik dalam penyajian
materi dan pengelolaan waktu.
d)
Keterampilan menggunakan model pembelajaran problem based learning
dan membimbing siswa
dalam keterampilan kooperatif sudah dilaksanakan
dengan baik.
3) Respon siswa
Setiap akhir siklus pada proses
pembelajaran, siswa diminta mengisi angket respon siswa. Angket ini digunakan untuk memperoleh data tentang pendapat
siswa mengenai aktivitas
pembelajaran Bahasa inggris pada setiap siklus. Data persentase respon
siswa disajikan pada tabel dibawah
ini.
Tabel 4.7
Data Angket
Respon Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran Bahasa Inggris Pada Siklus III
No |
Pernyataan |
Skor |
Persen |
Pembelajaran Bahasa
Inggris yang baru
saja saya ikuti |
|||
1. |
Lebih menyenangkan daripada biasanya |
3,17 |
79,25 |
2. |
Membantu saya
lebih mudah memahami materi |
3,09 |
77,25 |
3. |
Mendorong saya lebih giat |
3,20 |
80,00 |
4. |
Membuat saya berani bertanya pada guru |
3,14 |
78,50 |
5. |
Menimbulkan rasa
senang dalam berdiskusi |
3,00 |
75,00 |
6. |
Menimbulkan keberanian dalam berpendapat |
3,17 |
79,25 |
7. |
Menumbuhkan percaya
diri dalam menyajikan |
3,03 |
75,75 |
8. |
Menjadi tertantang dalam menyelesaikan soal |
3,26 |
81,50 |
9. |
Melatih berkreativitas |
2,89 |
72,25 |
10. |
Menumbuhkan sifat
kritis |
2,69 |
67,25 |
11. |
Lebih terasa
manfaatnya dalam kehidupan sehari- hari |
2,83 |
70,75 |
12. |
Menumbuhkan rasa putus asa dalam mengikutinya |
1,86 |
46,50 |
13. |
Menumbuhkan rasa tegang dan tidak nyaman dalam Belajar |
1,77 |
44,25 |
14. |
Merasakan
beban mental untuk mempersiapkannya |
1,74 |
43,50 |
15. |
Rasanya ingin
menghindar |
1,60 |
40,00 |
Dari data angket respon siswa di atas dapat disimpulkan
bahwa:
a)
Siswa menyatakan sangat setuju
bahwa pembelajaran Bahasa inggris
pada siklus III lebih menyenangkan daripada biasanya, membantu siswa lebih mudah memahami materi, mendorong siswa lebih giat belajar, membuat siswa
berani bertanya pada guru, menimbulkan keberanian dalam berpendapat, menumbuhkan percaya diri dalam menyajikan,membuat siswa tertantang dalam menyelesaikan soal.
b)
Siswa menyatakan setuju bahwa
pembelajaran Bahasa inggris pada siklsu III menimbulkan rasa senang dalam berdiskusi, melatih
berkreativitas, menumbuhkan sifat kritis, dan lebih terasa manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
c)
Siswa tidak setuju bahwa pembelajaran pada siklus I ini menumbuhkan rasa putus asa dalam mengikuti
pelajaran ini, menumbuhkan rasa
tegang dan tidak nyaman dalam belajar, siswa
merasakan beban mental untuk mempersiapkannya, dan membuat siswa ingin menghindar dari pelajaran
ini.
d.
Refleksi
Peneliti dibantu pengamat bersama-sama
melakukan analisa dan refleksi terhadap
pelaksanaan pembelajaran pada siklus III.
Pelaksanaan siklus III menunjukan bahwa siswa sudah
cukup aktif, misalnya hampir semua siswa mencatat/
merangkum yang dijelaskan guru, siswa
juga mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, serta siswa juga sudah aktif dalam kegiatan diskusi
kelompok.
Sacara keseluruhan para siswa
menunjukan peningkatankeaktifan belajar
matematika. Pada siklus II, persentase keaktifan
siswa belajar Bahasa inggris adalah
62,78% dan termasuk dalam kriteria keaktifan
siswa sedang. Kemudian setelah diberikan
tindakan pada siklus III, persentase
keaktifan siswa belajar Bahasa inggris adalah
72,22% dan termasuk dalam kriteria keaktifan
siswa tinggi.
Indikator keberhasilan ini adalah dapat
meningkatkan keaktifan siswa belajar
Bahasa inggris > 70%, sedangkan
pada siklus III indikator keberhasilan sudah tercapai yaitu
72,22%. Maka sudah dapat dikatakan bahwa peneliti
sudah cukup melakukan tindakan
sampai tigasiklus saja.
4.
Hasil Gabungan Siklus I, Siklus II dan Siklus
III
Peningkatan persentase keaktifan
siswa belajar Bahasa inggris dari sebelum tindakan
hingga siklus III disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.8
Keaktifan Siswa Belajar Bahasa
inggris Sebelum Tindakan,Siklus I, Siklus II dan Siklus III
Keaktifan Siswa |
Persentase |
Sebelum Tindakan |
47,22% |
Siklus I |
52,78% |
Siklus II |
62,78% |
Siklus III |
72,22% |
Peningkatan persentase keaktifan siswa belajar Bahasa inggris dari sebelum tindakan
hingga siklus III disajikan pada grafik berikut
ini:
Gambar 4.9 Grafik Persentase Keaktifan Siswa Belajar
Bahasa inggris Peningkatan nilai rata-rata siswa pada ujian tengah semester, siklus I, siklus II dan siklus
III disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.9
Nilai Rata-rata Siswa Pada Ujian Tengah
Semester, Siklus I, Siklus
II dan Siklus III
Tindakan |
Nilai rata-rata |
Sebelum Tindakan |
61,94 |
Siklus I |
71,92 |
Siklus II |
73,50 |
Siklus III |
76,34 |
Peningkatan nilai rata-rata siswa sejak sebelum
tindakan hingga siklus III disajikan dalam grafik
berikut:
![]() |
Gambar 4.10 Grafik Nilai Rata-rata Siswa
Peningkatan kualitas pembelajaran guru pada siklus I, siklus
IIdan sikus III disajikan dalam
tabel berikut:
Tabel 4.10
Kualitas Pembelajaran Guru pada Siklus
I, Siklus II danSiklus
III
Aktivitas Guru |
Persentase |
Siklus I |
76,25% |
Siklus II |
80,75% |
Siklus III |
83,75% |
Peningkatan kualitas pembelajaran guru pada siklus
I, siklus IIdan
siklus III disajikan dalam
grafik berikut:
![]() |
Gambar 4.11 Grafik Kualitas Pembelajaran Guru
Persentase respon siswa
dalam mengikuti pembelajaran kooperatif pada siklus I, siklus II dan siklus III disajikan pada tebel berikut:
Tabel 4.11
Persentase Respon
Siswa Dalam Mengikuti
Pembelajaran Bahasa Inggris
Tindakan |
Rata-rata Persentase |
|
Respon Positif |
Respon Negatif |
|
Siklus I |
74,66% |
50,69% |
Siklus II |
72,77% |
45,00% |
Siklus III |
76,07% |
43,56% |
Persentase respon siswa
dalam mengikuti pembelajaran Bahasa inggris pada
siklus I, siklus II dan siklus
III disajikan pada grafik berikut:
![]() |
Gambar 4.12 Grafik Angket Respon Siswa
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dari siklus I, siklus II dan siklus III menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan keaktifan siswa belajar Bahasa Inggris. Aktivitas-aktivitas dalam belajar, seperti
mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, membaca buku paket, LKS atau pedoman lain yang relevan, mencatat,
merangkum yang djelaskan guru, bertanya
atau berpendapat, serta
keaktifan siswa dalam diskusi kelompok
secara keseluruhan mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dari hasil pengamatan pada siklus I dengan persentase keaktifan siswa sebesar 52,78%, siklus II
dengan persentase keaktifan
siswa sebesar 62,78% dan siklus III dengan persentase
keaktifan siswa sebesar 72,22%. Sehingga pada siklus III indikator keberhasilan telah tercapai, maka tujuan penelitian sudah tercapai.
Hasil analisis evaluasi menunjukan
bahawa nilai rata-rata siklus Iadalah 71,92.
Pada siklus II nilai rata-rata evaluasi adalah 73,50 dan pada siklus III nilai rata-rata evaluasi
adalah 76,34.
Kualitas pembelajaran guru dalam
mengajar juga mengalami
peningkatan. Terbukti
dari persentase aktivitas
guru dalam pembelajaran pada siklus I adalah 76,25%, pada siklus II adalah 80,75% dan
pada siklus III adalah 83,75%. Dari keseluruhan persentase tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran berlangsung dengan baik.
Pada siklus I guru sudah cukup baik mengelola waktu dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Kemampuan guru dalam mengelola diskusi
kelompok sudah baik. Setelah diadakan perbaikan pada siklus I, cara mengajar
guru menjadi lebih baik. Karena pada siklus II indikator keberhasilan belum tercapai,
maka langkah perbaikan
pada siklus III adalah
dengan memberikan
motivasi belajar yang lebih kepada siswa agar lebih aktif
dalam kegiatan belajar
mengajar.
Selain itu juga berdasarkan persentase respon siswa dalam mengikuti pembelajaran kooperatif (Tabel 4.11) menunjukkan bahwa:
1.
Pembelajaran Bahasa Inggris
lebih menyenangkan daripada
biasanya.
2.
Siswa lebih mudah memahami materi
dan lebih giat belajar.
3.
Membuat siswa berani bertanya pada guru dan senang dalam berdiskusi.
4.
Menimbulkan keberanian dalam mengemukakan pendapat.
5.
Menumbuhkan rasa percaya
diri dalam menyajikan.
6.
Menjadi lebih tertantang dalam menyelesaikan soal.
7.
Melatih kreativitas dan menumbuhkan rasa kritis.
8.
Lebih terasa manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
9.
Respon negatif mengalami
penurunan dari siklus
ke siklus
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, dengan subjek siswa kelas
VII SMPN 1 Pringsurat, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Melalui model pembelajaran problem based learning
dapat meningkatkan keaktifan siswa
belajar Bahasa inggris pada pokok bahasan teks deskripsi tentang hewan pada siswa kelas VII SMPN 1 Pringsurat dengan persentase jumlah siswa yang aktif dalam belajar sebesar 72,22% dari jumlah seluruh
siswa kelas VII.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan
kelas, maka peneliti
dapat menyampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Hendaknya dalam menyampaikan materi sistem persamaan
linear dua variabel,
guru dapat menggunakan model pembelajaran problembased learning sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dan berdampak
pada keberhasilan siswa yang lebih baik dalam belajar.
2. Agar siswa lebih tertarik
untuk meningkatkan prestasi
belajar Bahasa Inggris
maka guru perlu meningkatkan kinerja
dan mengembangkan kreatifitasnya untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dan mendukung proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, A. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta Huda, M. 2011. Coopertive Learning
Metode, Teknik, Struktur
dan Model
Penerapan. Yogyakarta: Putaka Pelajar.
Isjoni. 2011. Cooperative
Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya,W.
2008. Stretegi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan.
Jakarta: Kencan
N Hayati. 2021. Meningkatkan Keaktifan dan Belajar
Siswa dengan Menggunakan Metode Role Playing di MAN
5 Sleman.
S.Setyawati,F Kristian (2019)
Penerapan Model Pembelajaran
Based learning (PBL)
untuk meningkatkan keaktifan
dan hasil belajar siswa kelas
2
N Nurbaeti, 2021, Meningkatkan Hasil Belajar Peserta
Didik dalam Pembelajaran Bahasa Inggris
dengan Menggunakan Model Pembelajaran .
48