BERITA

PPDB Online

Pilihan Artikel

INFO

Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Ajaran 2023/2024 akan segera dimulai segera persiapkan diri kamu lihat info PPDB kami di artikel .

Kalender

Oktober 2025

Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb
1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31

POLLING

Apakah web ini dapat memberikan informasi tentang SMP Negeri 1 Pringsrurat .. ?

  Ya
  Tidak

  Hasil Polling

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DENGAN KARTU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MATERI TEKS DESKRIPTIVE PADA SI



 

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

 

PENERAPAN  MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE MAKE A MATCH DENGAN KARTU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS  MATERI TEKS DESKRIPTIVE  PADA SISWA KELAS 7 SEMESTER II SMPN 1 PRINGSURAT AHUN PELAJARAN 2022/ 2023

 

 

 

 

OLEH :

 

NUNUK SRI PURNAWATI                                  

 

 

SMPN 1 PRINGSURAT

KABUPATEN TEMANGGUNG

2022

 

 


KATA PENGANTAR

 

            Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan berkah-Nya kepada peneliti sehingga mendapat kemudahan dalam menyelesaikan penyusunan laporan penelitian tindakan kelas ini dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Koopertif  Tipe Make a Match Dengan Kartu Bergambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Inggris  Materi “Teks Descriptivel” bagi Peserta didik Kelas VII Semester II SMPN 1 Pringsurat  Tahun Pelajaran 2022/2023

            Peneliti menyadari dengan sepenuh hati bahwa tersusunnya laporan ini bukan hanya atas kemampuan dan usaha peneliti semata namun juga berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1.      Kepala Sekolah SMPN 1 Pringsurat

2.      Seluruh Civitas Akademik SMP N 1 Pringsurat

3.      Suami dan anak tercinta atas semangat dan motivasinya

4.      Semua pihak yang telah membantu terlaksananya laporan hingga terselesainya laporan ini.

Dalam penuyusunan laporan ini, peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan belum sempurna, karena kemampuan menulis peneliti yang masih terbatas. Oleh sebab itu, peneliti sangat terbuka terhadap segala kritik dan saran yang bersifat konstruktif terhadap laporan ini.

 

Temanggung , 20  OKtober  2022             

 

 

Nunuk Sri Purnawati, S.Pd

 

 

 

 

 

 

 


ABSTRAK

 

 

Penelitian ini dilatarbelakangi hasil pembelajaran Bahasa Inggris  di SMPN 1 Pringsurat  yang masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan hasil ulangan peserta didik dari 32 orang yang nilainya di bawah KKM  sebesar 60%. Jadi hanya 13 anak yang tuntas terhadap pembelajaran, 20 anak belum tuntas. Oleh karena itu peneliti berusaha meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan menvariasikan model pembelajaran. Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model kooperatif tipe make a match dengan bantuan kartu bergambar.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sumber data dalam penelitian berasal dari nilai peserta didik. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII semester II tahun pelajaran 2022/2023 di SMPN 1 Pringsurat dengan jumlah peserta didik 32 anak. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model kooperatif tipe make a match dengan bantuan kartu bergambar dapat meningkatkan hasil belajar materi Teks descriptive. Hasil evaluasi pada perbaikan pembelajaran siklus I menunjukkan peserta didik yang tuntas dengan nilai KKM 75 sebanyak 15 anak dan rata-rata nilai kelas sebesar 73,94. Pada perbaikan siklus II, nilai ketuntasan peserta didik meningkat menjadi 25 anak dan nilai rata-rata kelas menjadi 81,52.

 

Kata Kunci: Model kooperatif tipe Make a Match, Kartu Bergambar, Bahasa Inggris materi Teks Desdriptive , dan Hasil Belajar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………..

KATA PENGANTAR……………………………………………………

ABSTRAK……………………………………………………………….

DAFTAR ISI……………………………………………………………..

BAB I. PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah……………………………………

1.      Identifikasi Masalah ……………………………………

2.      Analisis Masalah ……………………………………….

B.     Rumusan Masalah …………… ……………………………..

C.     Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran .…………………

D.    Hipotesis Penelitian………………………………………………

E.     Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran …..……………

F.      Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian………………….

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A.    Hasil Belajar ………………  ………………………………..

B.     Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match  ….........

C.     Media Kartu Bergambar……………………………………..

D.    Pembelajaran Bahasa Inggris  di SMP Negeri 1 Pringsurat

E.     Penelitian Terdahulu yang Relevan…………………………

F.      Kerangka Pikir…………………………………………………

G.    Indikator Keberhasilan Penelitian …… .……………………

BAB III. METODE PENELITIAN

A.    Pendekatan dan Jenis Penelitian……………………………..

B.     Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian serta Pihak yang Membantu Terlaksananya Penelitian ………………………………………

C.     Tahap – Tahap Penelitian……………………………………………….

D.    Teknik Analisis Data …………..….…… …………………..

 

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran Persiklus

B.     Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran Persiklus

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A.    Simpulan…………………………………………………………

B.     Saran Tindak Lanjut…………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………

 

MODUL AJAR 1 DAN 2……………………………………………………..

Refleksi Hasil Pembelajaran…………………………………………………...

Hasil Pekerjaan Siswa………………………………………………………….

i

ii

iii

iv

1

1

3

3

4

4

4

5

5

7

7

9

14

15

17

17

18

19 

19

 

20

22

31

 

33

33

41

43

43

43

44

 

46

63

65

 

 

 

 

 

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang Masalah

Seiring dengan kemajuan teknologi pada era milenial sekarang ini yang seperti kita ketahui, segala hasil usaha baik yang berupa barang maupun jasa harus bersaing dalam pemasarannya dan rata-rata menggunakan bahasa Inggris. Untuk memasarkan atau menawarkan bentuk usahanya dibutuhkan kemampuan agar konsumen tertarik untuk mengikutinya terutama apabila berhubungan dengan pangsa luar negeri. Dengan demikian masyarakat dituntut untuk memiliki keterampilan berbahasa Inggris baik lisan maupun tulisan  . Untuk mengantisipasi dan mempersiapkan hal tersebut, maka keterampilan  bahasa Inggris perlu dilatihkan pada peserta didik.

          Berdasarkan catatan harian peneliti serta hasil observasi aktivitas belajar berbicara (Speaking), penguasaan kosakata peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Pringsurat Kabupaten Temanggung sangat rendah. Lebih dari 60% peserta didik kelas VII tidak dapat menguasai kosakata dalam bahsa Inggris . Mereka tidak mempunyai rasa percaya diri dalam berbicara bahasa Inggris. Jika masalah ini tidak segera diatasi akan berdampak negatif pada peserta didik terutama dalam berkomunikasi. Hasil observasi terhadap aktivitas peserta didik pada pembelajaran keterampil menulis bahasa Inggris

                 Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah. Hasil penelitian oleh Trends in International Mathematics tahun 2015 menempatkan Indonesia di peringkat 45 dari 48 negara dalam hal kemampuan sains peserta didik, karena hanya memperoleh skor 397 dari skor ratarata dunia sebesar 500 (Barmoyo, 2014: 9). Penelitian lain yang dilakukan oleh Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2012 menempatkan Indonesia pada posisi ke 64 dari 65 negara, karena hanya memperoleh skor 382 dari skor rata-rata dunia sebesar 500 (OECD, 2014: 5), yang dianalisis dalam hal kemampuan literasi peserta didik, seperti mengidentifikasi masalah ilmiah, menggunakan fakta ilmiah, memahami sistem kehidupan dan memahami penggunaan peralatan . Hasil penelitian yang dipublikasikan oleh TIMMS dan PISA tersebut cukup dapat mencerminkan kondisi sistem pendidikan yang terjadi di Indonesia yang masih jauh dari harapan, khususnya dalam aspek pembelajaran Bahasa

Pembelajaran Bahasa Inggris  di SMPN 1 Pringsurat khususnya di kelas VII masuk dalam pembelajaran kurikulum Merdeka . Pembelajaran Bahasa Inggris memiliki peranan penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas yaitu manusia yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan teknologi. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut termasuk pembelajaran  Bahasa membawa dampak pemilihan materi, metode dan media pembelajaran serta sistem pembelajaran yang tepat agar dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik.

Pada penelitian ini, peneliti mengambil materi Teks Deskriptive. Peneliti mengambil tema ini karena berdasarkan hasil ulangan peserta didik dari 32 orang yang nilainya di bawah KKM  sebesar 60%. Jadi hanya 13 anak yang tuntas terhadap pembelajaran, 20 anak belum tuntas. Pembelajaran Bahasa Inggris  kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 75. Pembelajaran Bahasa Inggris  dianggap berhasil apabila 90% dari peserta didik mencapai KKM. Pembelajaran Bahasa Inggris tidak dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke peserta didik, namun secara aktif dibangun oleh peserta didik sendiri melalui pengalaman nyata, hal ini sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Piaget yaitu belajar merupakan proses adaptasi terhadap lingkungan yang melibatkan asimilasi, yaitu proses bergabungnya stimulus kedalam struktur kognitif. Bila stimulus baru tersebut masuk kedalam struktur kognitif diasimilasikan, maka akan terjadi proses adaptasi yang disebut kesinambungan dan struktur kognitif menjadi bertambah

Selama ini pembelajaran Bahasa Inggris yaitu peserta didik hanya belajar melalui gambar pada buku teks saja untuk materi Teks Deskriptive, belum ada media pembelajaran untuk memperjelas materi. Peserta didik juga belum terbiasa untuk membaca materi dalam buku sebelum dibahas dengan guru. Jadi memang kebiasaan membaca berpengaruh pada tingkat penguasaan konsep belajar. Selanjutnya model pembelajaran yang dilakukan guru juga masih teacher centered sehingga kurang mengembangkan potensi dan kemampuan peserta didik.

Berdasarkan rata- rata ulangan tersebut dan observasi terhadap peserta didik, peneliti berupaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan model pembelajaran yang efektif. Model pembelajaran yang peneliti terapkan adalah koopertatif tipe Make a Match dengan menggunakan kartu bergambar. Peserta didik akan dibagi menjadi dua kelompok besar, kemudian masing- masing peserta didik dibagi kartu bergambar untuk dicocokan sesuai dengan pasangannya. Media kartu bergambar sangat menarik untuk pembelajaran. Model pembelajaran yang variatif diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris.

1.      Identifikasi Masalah

Ketika proses pembelajaran guru telah memberikan motivasi dan mengkaitkan pembelajaran dengan pengalaman sehari-hari, namun respon peserta didik kurang aktif dan hasil belajar kurang dari KKM. Berdasarkan hasil pengamatan terdapat beberapa masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran. Masalah tersebut antara lain:

a.    Peserta didik hanya belajar melalui buku teks

b.   Peserta didik belum ada kebiasaan membaca materi sebelum materi disampaikan.

c.    Rendahnya hasil belajar Bahasa Inggris .

d.   Model pembelajaran yang digunakan guru tidak sesuai dengan materi yang disampaikan.

e.    Media pembelajaran kurang menarik dalam penyampaian materi

 

2.      Analisis Masalah

Dari masalah-masalah pembelajaran yang teridentifikasi tersebut, peneliti membatasi masalah yang harus segera diselesaikan adalah rendahnya hasil belajar mapel Bahasa Inggris  Materi Teks Deskriptive  Bagi peserta didik kelas VII SMPN 1 Pringsurat semester II tahun pelajaran 2022/2023.

Adapun alasan peneliti memilih masalah tersebut untuk segera diselesaikan adalah rendahnya motivasi belajar berdampak pada hasil belajar yang rendah. Peserta didik tidak termotivasi metode maupun model belajar yang dilakukan guru. Oleh karena itu guru mengembangkan metode belajar yang dapat memfasilitasi belajar mandiri oleh peserta didik.

Analisis masalah penyebab dari rendahnya hasil belajar peserta didik pada muatan Pelajaran Bahasa Inggris  materi “Teks Descriptive” di  kelas VII SMPN 1 Pringsurat pada Semester II Tahun pelajaran 2022/2023, diantaranya adalah

1)      Media pembelajaran kurang interaktif ketika peserta didik belajar

2)      Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang tepat dengan materi yang diajarkan.

3)      Peserta didik hanya belajar melalui buku teks

B.     Rumusan Masalah

Bagaimana peningkatan hasil belajar  Bahasa Inggris  materi Teks Descriptive melalui  penggunaan Kartu bergambar dan Metode kooperatif tipe Make a Match bagi peserta didik kelas VII SMPN 1 Pringsurat pada semester II tahun pelajaran 2022/2023?

 

 

 

C.    Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Tujuan umum ;

Meningkatan hasil belajar  Bahasa Inggris materi Teks Descriptive melalui  penggunaan Kartu bergambar dan Metode kooperatif tipe Make a Match bagi peserta didik kelas VII SMP

Tujuan khusus ;

Meningkatan hasil belajar Bahasa Inggris materi Teks Descriptive melalui penggunaan Kartu bergambar dan Metode kooperatif tipe Make a Match bagi peserta didik kelas VII SMPN 1 Pringsurat  pada semester II tahun pelajaran 2022/2023

 

 

 

D.    Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Diduga, melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match  dapat meningkatkan  hasil belajar Bahasa Inggris  materi Teks Descriptive bagi peserta didik kelas VII SMPN 1 Pringsurat pada semester II tahun pelajaran 2022/2023”.

 

E.     Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Bagi peserta didik :

  1. Meningkatkan prestasi belajar Bahasa Inggris di SMPN 1 Pringsurat
  2. Menumbuhkan motivasi belajar peserta didik
  3. Mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran di kelas

Bagi guru :

  1. Untuk memperbaiki proses  pembelajaran yang dikelola
  2. Untuk meningkatkan ketrampilan tugas pokok guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
  3. Menambah wawasan guru dalam menentukan strategi dan metode pembelajaran.

Bagi sekolah :

  1. Meningkatkan kualitas pendidikan sekolah.
  2. Meningkatan mutu pendidikan sekolah.
  3. Menumbuh kembangkan sekolah ke arah yang lebih maju.

Bagi dunia pendidikan :

1.      Menambah wawasan literasi penelitian tindakan kelas.

2.      Meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

 

F.     Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Model pembelajaran yang digunakan guru merupakan alternatif tindakan pemecahan masalah yang sudah difokuskan untuk diselesaikan berdasarkan kajian pustaka dan atau kajian penelitian terdahulu yang relevan dan atau diskusi dengan pakar. Peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Menurut pendapat Slavin melalui Nurhadi (2014) menyatakan bahwa “Cooperative learning methods share the idea that students work together to learn and responsible for their teammates learning as well as their own”, Dia menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif mengandung pengertian bahwa dalam pembelajaran kooperatif peserta didik belajar bersama, saling berbagi ide, dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar baik secara individu maupun kelompok.

Dalam penelitian ini peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe make a match untuk meningkatkan hasil belajar dengan berbantuan kartu bergambar. Melalui model kooperatif dan media kartu bergambar diharapkan peserta didik akan antusias belajar dan dapat mengembangkan potensi belajarnya.

 

 

 

 

 

 


BAB II

 KAJIAN PUSTAKA

 

A.    Hasil Belajar

Menurut Brunner yang dikutip Sugihartono et al., (2007: 111) belajar adalah interaksi peserta didik dengan lingkungannya melalui eksplorasi dan manipulasi objek, membuat pertanyaan, dan melaksanakan eksperimen untuk mengkonstruksi pengetahuan. Peserta didik disarankan berusaha sendiri untuk memecahkan masalah yang berinteraksi dengan lingkungannya.

Menurut Isjoni dan Arif (2008:150), belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen. Tidak semua tingkah laku dikategorikan sebagai aktivitas belajar. Menurut Trianto (2009:16), belajar merupakan perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir.

Menurut  Jogiyanto (2006:12), pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang berasal atau berubah lewat interaksi dari suatu situasi yang dihadapi. Karakteristik-karakteristik dari perubahan aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan berdasarkan kecenderungan-kecenderungan reaksi asli, kematangan, atau perubahan-perubahan sementara dari organisme.

Menurut Anitah (2019:1.3) belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan itu tidak dapat diamati orang lain namun akan terasa oleh orang yang bersangkutan.

Menurut Ernest R Hilgrad yang dikutip Anitah (2019:2.4) belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang diperoleh dari latihan. Perubahan itu disebabkan karena ada dukungan dari lingkungan yang positif yang menyebabkan terjadinya interaksi edukatif.

Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Kegiatan belajar ini membutuhkan mental dan emosional untuk berpikir dan mendapatkan pengalaman pengetahuan. Proses perubahan tingkah laku ini berpengaruh dengan meningkatnya kemampuan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Menurut Sudjana (2009: 22) hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajar. Kemampuan peserta didik ini merupakan pencapaian pengalaman belajar dalam kompetensi dasar.

Menurut Anitah (2019:1.5) hasil belajar adalah perubahan tingkah laku setelah mengalami pembelajaran. Seorang yang belajar maka pengetahuan, sikap,dan keterampilannya bertambah baik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut,Anitah (2019 : 2.7) :

a.          Faktor yang ada dari dalam diri individu

Faktor dalam antara lain kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan, serta kebiasaan peserta didik. Salah satu hal penting dalam kegiatan belajar yang harus ditanamkan dalam diri peserta didik bahwa belajar yang dilakukannya merupakan kebutuhan dirinya. Minat belajar berkaitan dengan seberapa besar individu merasa suka atau tidak suka terhadap suatu materi yang dipelajari peserta didik. Minat inilah yang harus dimunculkan lebih awal dalam diri peserta didik. Minat, motivasi, dan perhatian peserta didik dapat dikondisikan oleh guru.

b.         Faktor dari luar individu yang sedang belajar

Faktor dari luar yaitu lingkungan fisik dan nonfisik (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang gembira, menyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program sekolah (termasuk dukungan komite sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah. Guru merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap proses maupun hasil belajar, sebab guru merupakan manajer atau sutradara dalam kelas. Dalam hal ini, guru harus memiliki kompetensi dasar yang disyaratkan dalam profesi guru.

           Menurut Asep (2010: 16) hasil belajar dikelompokan kedalam tiga kategori dominan, yaitu:

a. Kognitif

     Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

b.  Afektif

     Afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, penghargaan, organisasi dan internal

c.  Psikomotorik

     Psikomotorik berhubungan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri dari lima aspek yaitu gerakan reflex, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan atau ketepatan, keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan intervatif.

Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mengalami proses pembelajaran. Hasil belajar tersebut dikategorikan menjadi tiga aspek yaitu kognitif berkaitan dengan pengetahuan, afektif berkaitan dengan sikap, dan psikomotor berkaitan dengan keterampilan.

B.     Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match

1.      Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang dalam pelaksanaannya mengedepankan pemanfaatan kelompok-kelompok peserta didik. Prinsip yang harus dipegang teguh dalam kaitan dengan kelompok kooperatif adalah setiap peserta didik yang ada dalam suatu kelompok harus mempunyai tingkat kemampuan yang heterogen (tinggi, sedang dan rendah) dan bila perlu mereka harus berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta mempertimbangkan kesetaraan gender. Model pembelajaran kooperatif bertumpu pada kooperasi (kerjasama) saat menyelesaikan permasalahan belajar yaitu dengan menerapkan pengetahuan dan keterampilan sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai. Sebuah model pembelajaran dicirikan oleh adanya struktur tugas belajar, struktur tujuan pembelajaran dan struktur penghargaan (reward). Dalam kaitan dengan model pembelajaran kooperatif, maka tentu saja struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan pada model pembelajaran ini tidak sama dengan struktur tugas, struktur tujuan serta struktur penghargaan model pembelajaran yang lain.

Slavin melalui Nurhadi (2004: 35) menyatakan bahwa Cooperative learning methods share the idea that students work together to learn and responsible for their teammates learning as well as their own, Dia menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif mengandung pengertian bahwa dalam pembelajaran kooperatif peserta didik belajar bersama, saling berbagi ide, dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar baik secara individu maupun kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang saling mengasihi antar sesama peserta didik

Menurut Arends (2008: 56) menyatakan “The cooperative learning model requires student cooperation and interdependence in its task, goal and reward structures”. Menurut Nurhadi (2004: 40) dalam pembelajaran kooperatif kegotongroyongan harus diterapkan yakni saling ketergantungan positif, Akuntabilitas perseorangan, interaksi tatap muka, keterampilan menjalin hubungan antar pribadi. Penjelasan tentang saling ketergantungan positif, akuntabilitas perseorangan, interaksi tatap muka, keterampilan menjalin hubungan antar pribadi dipaparkan sebagai berikut.

1.      Saling ketergantungan positif

Pembelajaran kooperatif menciptakan suasana yang mendorong agar peserta didik merasa saling membutuhkan. Hubungan saling membutuhkan antar peserta didik inilah yang dimaksud dengan ketergantungan positif. Dalam ketergantungan positif tiap peserta didik saling memberi motivasi untuk meraih hasil belajar yang maksimal.

2.      Akuntabilitas individual

Akuntabilitas individual atau tanggung jawab individual, anggota kelompok dituntut melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam pembelajaran kooperatif meskipun dilaksanakan secara berkelompok tapi penilaian dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan individual. Nilai kelompok didasarkan atas rerata hasil belajar semua anggota kelompok, oleh karena itu semua anggota kelompok harus memberi kontribusi demi kemajuan kelompok.

3.      Interaksi tatap muka

Interaksi tatap muka menuntut peserta didik dalam kelompok bertatap muka untuk melakukan dialog. Interaksi yang semacam ini memungkinkan peserta didik dapat saling menjadi sumber belajar sehingga sumber belajar bervariasi. Interaksi ini penting karena ada peserta didik yang lebih mudah belajar dengan sesama peserta didik.

4.      Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi

Dalam pembelajaran kooperatif, keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sopan terhadap sesama teman, mengkritik ide bukan mengkritik teman, berani mempertahankan pemikiran yang logis, tidak mendominasi orang lain dan sifat sosial lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi (interpersonal relationship) tidak hanya diasumsikan tapi sengaja diajarkan.

Metode pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran kooperatif, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan sosial.

1.      Hasil Belajar Akademik

Ada beberapa dugaan tentang faktor yang menyebabkan lebih tingginya prestasi akdemik dalam metode pembelajaran kooperatif jika dibandingkan dengan metode lainnya. Dari perspektif perkembangan metode pembelajaran kooperatif, pengaruh pembelajaran kooperatif pada prestasi peserta didik sebagian besar disebabkan oleh penggunaan tugas terstruktur.

      Dalam pandangan ini kesempatan bagi peserta didik untuk berdiskusi, berdebat, mengemukakan pendapat dan mendengarkan pendapat orang lain merupakan unsur penting dari pembelajaran kooperatif yang menyebabkan meningkatnya prestasi akademik. Dalam kegiatan tersebut peserta didik lebih banyak dirangsang dengan membaca, mendengar, dan berdiskusi. Informasi yang diulang-ulang dengan bantuan teman dengan bahasa yang mudah dipahami dapat menyebabkan peserta didik banyak terlibat dalam penerimaan informasi.

2.      Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu

Metode pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada peserta didik yang berbeda latar belakang dalam kondisi untuk saling bekerja, saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif dan belajar untuk menghargai satu sama lain. Maka, untuk dapat merealisasikan hal tersebut dalam metode Cooperative Learning dibentuk kelompok kooperatif yang heterogen, yang berfungsi untuk penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidak mampuan.

3.      Pengembangan Keterampilan Sosial

Tujuan utama pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan peserta didik keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan ini sangat penting untuk dimiliki dalam masyarakat, karena sebagai manusia kita membutuhkan orang lain dan perlu bekerja sama dengan orang lain.

Menurut Slavin (1995) terdapat tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran koopertif yaitu, penghargaan kelompok, tanggung jawab individu, dan kesempatan yang sama untuk sukses.

2.      Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match

Make a Match  merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Menurut Suprijono (2013: 94) model pembelajaran kooperatif tipe make a match merupakan model pembelajaran yang dilakukan dengan mencari pasangan melalui kartu-kartu. Dimana kartu tersebut berisi kartu pertanyaan dan kartu yang berisi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Menurut Rusman (2011:223) model pembelajaran kooperatif tipe make a match merupakan model pembelajaran dimana peserta didik belajar mencari pasangan dalam suatu konsep atau topik. Suasana pembelajaran ini sangat menyenangkan sehingga peserta didik merasa seperti bermain.

Menurut Anita (2008:56) model pembelajaran kooperatif tipe make a match merupakan model pembelajaran bertukar pasangan. Teknik ini memberi kesempatan peserta didik untuk bekerja sama dengan orang lain. Teknik ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran di tingkatan level.

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa gagasan utama dari model pembelajaran kooperatif tipe make a match adalah untuk memotivasi peserta didik supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar, yang pada akhirnya hasil belajar pun akan meningkat. Pelaksanaannya peserta didik ditugaskan untuk mencari pasangan sesuai dengan kartu jawaban. Peserta didik akan saling membantu dan bekerja sama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru.

Menurut Amri (2010: 183) langkah- langkah model pembelajaran kooperatif tipe make a match adalah sebagai berikut:

1.      Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.

2.      Setiap peserta didik mendapat satu buah kartu.

3.      Tiap peserta didik memikirkan jawaban/ kartu yang dipegang.

4.      Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban).

5.      Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.

6.      Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.

7.      Demikian seterusnya.

8.      Kesimpulan/ penutup.

Menurut Amri (2010:185) kelebihan dari model kooperatif tipe Make a Match antara lain:

1.      Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran

2.      Kerjasama antar sesama peserta didik terwujud dengan dinamis

3.      Munculnya dinamika gotong royong yang merata di seluruh peserta didik.

Sedangkan kekurangan make a match antara lain:

1.      Jika kelas terlalu gemuk akan muncul suasana ramai dan dapat menganggu ketenangan kelas lain.

2.      Guru harus menyiapkan beberapa kartu untuk media pembelajaran.

Pembelajaran model kooperatif tipe make a match terlebih dahulu dibuat latihan kerjasama kelompok. Hal ini bertujuan untuk mengenal dan memahami karateristik masing-masing individu dan kelompok. Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa model pembelajaran kooeratif tipe make a match bertujuan untuk menumbuhkan sikap saling menghormati, menumbuhkan sikap tanggung jawab, meningkatkan percaya diri dalam menyelesaikan suatu masalah. Model pembelajaran kooeratif tipe make a match merupakan model pembelajaran yang menuntut peserta didik aktif dalam pembelajaran, keterampilan- keterampilan mulai dari tingkat awal maupun tingkat mahir yang dimiliki peserta didik akan terlihat dalam pembelajaran ini. Suasana pembelajaran kooperatif tipe    diusahakan juga demokratis sehingga peserta didik dapat dengan bebas mengutarakan pendapat.

C.    Media Kartu Bergambar

      Menurut Halimatonsakdiah (2016:116) kartu kata bergambar adalah media yang dapat meransang anak agar lebih cepat mengenal huruf, membuat minat anak semakin kuat dalam pengenalan huruf abjad kepada anak serta dapat merangsang kecerdasan dan ingatan anak. Menurut Empit (2010:11) media kartu kata bergambar adalah alat praga dari koran berukuran 18 x 16 inci yang dibubuhi gambar-gambar menarik, kata, dan ungkapan kalimat. Dari beberapa pendapat di atas media kartu bergambar adalah media yang dapat memberikan penggambaran visual yang konkrit tentang masalah yang digambarkan. Gambar memungkinkan orang menangkap informasi lebih jelas daripada yang hanya disampaikan dengan kata-kata atau tulisan saja.

      Manfaat penggunaan kartu kata bergambar dapat mengembangkan kemampuan berbahasa anak menurut maimunah hasan adalah yaitu dapat membaca dengan mudah, membantu anak dalam mengenal huruf, kosakata dan gambar, mengembangkan daya ingat otak kanan, dan memperbanyak perbendaharaan kata pada anak.

Sardiman (2003: 29-31) mengemukakan kelebihan media gambar sebagai berikut:

1.      Sifatnya konkrit, lebih realistik dibandingkan media verbal semata

2.      Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.

3.      Tidak semua benda, objek, atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu anak-anak dapat diajak keluar untuk melihat objek langsung.

4.      Dapat memperjelas suatu masalah dalam berbagai bidang, berbagai tingkat usia, sehingga dapat memecah kesalahpahaman.

5.      Harga terjangkau dan lebih mudah didapat.

Di samping kelebihan yang ada, media gambar juga memiliki beberapa kelemahan seperti terbukanya kemungkinan penafsiran gambar yang berbeda karena sudut pandang yang tidak sama, gambar hanya menampilkan persepsi indera mata serta gambar yang kecil dan tidak jelas akan mengakibatkan pembelajaran tidak berjalan efektif. Kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam media gambar yaitu peserta didik hanya dapat mengetahui dan memahami gambar yang ada pada media bergambar, dengan kata lain pengetahuan anak terbatas pada kartu kata bergambar yang disajikan

D.    Pengajaran Bahasa Inggris  di SMP

Menurut Sugihartono, dkk. (2007:73), pembelajaran sesungguhnya merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana atau memberikan pelayanan agar peserta didik belajar. Belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam wujud perubahan tingkah laku menjadi lebih baik dan bersifat tetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya.

   Pengajaran menurut  Sudjana (1989:43), merupakan suatu proses, terjadinya interaksi guru - peserta didik melalui kegiatan terpadu dari dua bentuk kegiatan, yakni kegiatan belajar peserta didik dengan kegiatan mengajar guru. Titik berat proses pengajaran, ialah kegiatan peserta didik belajar. Sama halnya dengan pendapat Hamzah, Uno (2010:9), pembelajaran adalah upaya membelajarkan peserta didik dan perancangan pembelajaran merupakan penataan upaya tersebut agar muncul perilaku belajar.

Menurut Isjoni dan Arif (2008:150), belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen. Tidak semua tingkah laku dikategorikan sebagai aktivitas belajar. Menurut Trianto (2009:16), belajar merupakan perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir.

Menurut  Jogiyanto (2007:12), pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang berasal atau berubah lewat interaksi dari suatu situasi yang dihadapi. Karakteristik-karakteristik dari perubahan aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan berdasarkan kecenderungan-kecenderungan reaksi asli, kematangan, atau perubahan-perubahan sementara dari organism.

Proses pembelajaran Bahasa inggris menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi peserta didik dalam pemahaman dan praktek secara langsung atau diterapkan dalam kehidupan sehari hari . Pembelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk menambah kosa kata baru sehingga dapat membantu peserta didik dalam menerapkan dalam kehidupan sehari hari. Kita tahu permasalahan dalam k pembelajaran  Bahasa Inggris masih banyak yang rendah dalam penguasaan kosakata, untuk itu peserta didik diajak berjelajah mempelajari  Bahasa Inggris dengan memaparkan masalah dulu kemudian menyelesaikannya dengan metode ilmiah.

Hakikat pembelajaran Bahasa Inggris  adalah memfasilitasi peserta didik untuk menemukan kosa kata sendiri , generic structure , dan social function. Pembelajaran Bahasa inggris  berupaya membangkitkan kosakata agar meningkatkan keberanian dalam menulis dan berbicara., hal ini akan membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) Pembelajaran Bahasa Inggris di SMPN 1 Pringsurat sebesar 75. Nilai ini cukup tinggi sehingga  peserta didik di sekolah ini dituntut untuk selalu meningkatkan prestasi belajarnya..Berbagai cara guru lakukan untuk mempertahankan prestasi sekolah baik akademik maupun non akademik. Pelatihan dan pengembangan kemampuan peserta didik juga selalu dilakukan untuk kemajuan bersama. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kelas VII A  sebagai kelas percobaan. Dari satu angkatan kelas VII terdapat 7 kelas . Peneliti memilih kelas VIIA karena tingkat penguasaan hasil belajarnya rendah dibanding tiga kelas lainnya.

 

E.     Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian yang dilaksanakan oleh Intan Fajar Susilowati dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Make a Match untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa pada sekolah dasar.” Hasil penelitian tersebut adalah model pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris yaitu dengan peningkatan persentase ketuntasan dari yang semula siklus I 69,56% menjadi 82,60% di siklus II. Selanjutnya ketercapaian pembelajaran juga meningkat dari siklus I 78,97 menjadi 86,60 di siklus II

F.     Kerangka Pikir

Penelitian ini mengambil judul penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match berbantuan Kartu Bergambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Inggris Materi “Describing Animal” bagi Peserta didik Kelas VII Smpn 1 pringsurat pada Semester II Tahun Pelajaran 2022/2023. Peneliti berharap dengan penerapan model kooperatif tipe make a match ini dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris  khususnya kelas VII. Dari uraian tersebut dapat dibuat skema kerangka pikir penelitian sebagai berikut.

 

Kondisi akhir

Hasil belajar Bahasa Inggris bagi siswa meningkat

Tindakan Perbaikan Pembelajaran

Siklus I

Guru belum menerapkan model pembelajaran  Kooperatif Make a Match

Hasil belajar Bhs Inggris bagi siswa masih rendah

Kondisi awal

Guru menerapkan model pembelajaran  Kooperatif Make a Match

Siklus II

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


G.   

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir Penelitian

Indikator Keberhasilan Penelitian

Sebagai indikasi bahwa tujuan perbaikan pembelajaran yaitu meningkatnya hasil belajar Bahasa Inggris  telah dicapai oleh peserta didik kelas VII SMPN 1 Pringsurat pada semester II tahun pelajaran 2022/ 2023 adalah:

1.      Minimal 75% peserta didik mencapai nilai batas KKM 75  dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris

2.      Skor rata-rata ulangan minimal sama dengan KKM.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


BAB III

METODE PENELITIAN

 

A.    Pendekatan dan Jenis Penelitian

 Pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) yang berupa perbaikan pembelajaran Bahasa Inggris pada materi Describing Animal di kelas VIIA SMPN 1 Pringsurat   Semester II dilaksanakan guna meningkatkan hasil belajar peserta didik. Pada pra siklus kriterian ketuntasan minimal (KKM) 75 tidak tercapai. Guru belum menemukan model dan metode yang tepat serta efektif dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga guru berupaya melakukan observasi dan mencari metode atau model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil pembelajaran yaitu melalui penggunaan kartu bergambar dan metode kooperatif tipe Make a Match yang dilakukan saat siklus I, akan tetapi baru baru sekitar 60% peserta didik yang mencapai KKM. Oleh karena itu setelah melalui tahapan refleksi, guru berusaha untuk lebih meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan kartu bergambar yang lebih menarik dan metode kooperatif tipe Make a Match dengan kartu soal yang dibuat berbeda warna sehingga lebih menarik serta diberikan nyanyian mengenai materi pembelajaran.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Peneliti bertindak sebagai guru dalam perencanaan, pelaksanaan sebagai pengamat, pengamatan, dan refleksi. Menurut Suharsimi (2006:74), terdiri atas empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama setiap siklus, yaitu (a) perencanaan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi, seperti ditunjukkan dalam Gambar 3.1

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 3.1 Siklus PTK Suharsimi Arikunto (2006:74)

 

B.     Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian serta Pihak yang Membantu

1.      Subjek Penelitian

   Subjek penelitian perbaikan pembelajaran adalah peserta didik Kelas VII Semester SMPN 1 Pringsurat Tahun Pelajaran 2022/2023 yang terdiri dari 17 peserta didik laki-laki,  15  peserta didik perempuan dan semuanya berjumlah 32 peserta didik. Peserta didik kelas VII SMPN 1 pringsurat sebagian berdomisili di wilayah kabupaten Temanggung

Tempat Penelitian

Penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan di SMPN 1 Pringsurat, Kabupaten Temanggung. Tema yang diangkat adalah Describing Animal di  SMPN 1 Pringsurat

Waktu Penelitian

Gambar 4. Siklus PTK Suharsimi Arikunto (2006:74)

   Waktu penelitian perbaikan dilaksanakan selama 2 bulan yaitu dari bulan April sampai dengan Mei 2022. Penelitian perbaikan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris  materi Describing Animal  Kelas VII Semester 2 Tahun Pelajaran 2022/2023 melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu mulai dari tahap Perbaikan Siklus I  dan tahap Perbaikan Siklus II . Kegiatan penelitian dimulai dari persiapan penyusunan rencana perbaikan pembelajaran, menyusun instrument penelitian, pengumpulan data, pemantauan pembahasan masalah hingga laporan hasil penelitian. Waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Jadwal Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran:

No

Kegiatan

Hari/Tanggal

Waktu

1

Pra Siklus (Identifikasi Masalah dan Persiapan Penelitian)

1 – 17 April 2022

 Jam

2

Siklus I

26 – 30 April 2021

 

3

Siklus II

3 – 8 Mei 2022

 

4

Pengolahan dan Analisis Data

10 – 15 Mei 2022

 

5

Penyusunan Laporan

17 – 29 Mei 2022

 

Tabel 3.1 Jadwal pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran

Adapun kegiatan penelitian dapat dilihat  pada tabel 3.2 di bawah ini.

No

Kegitan

April 2021

Mei 2021

1

2

3

4

1

2

3

4

1.

Persiapan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

a. Observasi Awal

X

 

 

 

 

 

 

 

 

b. Menyusun konsep Pelaksanaan

 

X

 

 

 

 

 

 

 

c. Menyusun Instrumen

 

X

 

 

 

 

 

 

2.

Pelaksanaan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

a. Menyiapkan RPP

 

 

X

 

 

 

 

 

 

b. Pelaksanaan Siklus I

 

 

 

X

 

 

 

 

 

c. Refleksi Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus I

 

 

 

X

 

 

 

 

 

d. Pelaksanaan Siklus II

 

 

 

 

X

 

 

 

3.

Penyusunan Laporan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

a. Menyusun Konsep Laporan

 

 

 

 

X

 

 

 

 

b. Simulasi Hasil Penelitian

 

 

 

 

 

X

 

 

 

c. Perbaikan laporan

 

 

 

 

 

 

X

 

 

e. Finishing

 

 

 

 

 

 

 

X

Tabel 3.2 Kegiatan penelitian

2.      Pihak yang Membantu

     Pihak yang membantu pelaksanaan perbaikan pembelajaran antara lain Bapak Drs Rupadi, M.S.I., selaku Kepala sekolah SMPN 1 Prinsurat , dan semua guru sekolah SMPN 1 Prinsurat yang secara langsung maupun tidak langsung ikut membantu dalam terlaksanaya praktik dan penyusunan laporan penelitian tindakan kelas.

C.    Tahap-tahap Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII sekolah SMPN 1 Pringsurat  melalui model kooperatif tipe Make a Match. Penelitian ini akan berhenti ketika sudah terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik . Adapun rencana dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1.      Siklus I

Prosedur penelitian siklus I dengan langkah sebagai berikut:

  1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1)      Peneliti membuat rencana pelaksanan pembelajaran (RPP) dengan tema menjelajah luar angkasa. RPP disusun oleh peneliti dengan guru sejawat. RPP disusun sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.

2)      Mendiskusikan dengan guru sejawat untuk menemukan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah rendahnya hasil belajar peserta didik

3)      Peneliti membuat Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) dengan materi pertemuan teks descriptive

4)      Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran berdasarkan hasil diskusi dengan guru sejawat.

5)      Menentukan  waktu  perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan.

6)      Mempersiapkan pedoman teknik menerapkan pembelajaran menggunakan  metode tipe kooperatif make a match.

7)      Menyiapkan alat peraga yang dibutuhkan.

8)      Menentukan jenis penilaian yang akan digunakan untuk mengetahui  keberhasian peserta didik.

9)      Mempersiapkan lembar penilai yang telah ditetapkan.

10)   Menerapkan APKG 1 dan APKG 2.

11)   Menyiapkan lembar refleksi dan observasi

  1. Pelaksanaan

Perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas siklus I dibantu oleh teman sejawat sebagai pengamat kegiatan.  Langkah-langkah pembelajaran yang digunakan pada pelaksanaan perbaikan siklus I meliputi:

1)      Kegiatan awal

a)      Mengucapkan salam dan menanyakan kabar peserta didik.

b)      Meminta salah satu peserta didik untuk memimpin berdoa.

c)      Guru mengecek kehadiran peserta didik.

d)      Memberikan motivasi belajar kepada peserta didik mengenai pentingnya pembelajaran yang akan dipelajari hari ini.

e)      Guru melakukan tanya jawab dengan peserta didik tentang nama nama hewan.

f)       Guru memberi gambaran tentang manfaat pembelajaran hari ini dengan menyampaikan tujuan pembelajaran.

2)      Kegiatan inti

a)      Peserta didik bersama guru membaca teks bacaan pada buku peserta didik halaman 12. (Mengamati, Literasi)

b)      Peserta didik bersama guru melakukan tanya jawab tentang isi teks bacaan. (Menanya, Menalar)

c)      Beberapa peserta didik menyebutkan jenis teksn suatu dari teks bacaan secara bergantian. (Mengasosiasi, Mengkomunikasi)

d)      Guru membagi sisa menjadi dua kelompok besar. Kelompok 1 sebagai pemegang kartu berisi gambar, kelompok 2 sebagai penjelasan gambar.

e)      Guru menyampaikan peraturan permainan kepada peserta didik bahwa mereka harus mencocokkan kartu yang dipegang dengan kartu kelompok lain. Kelompok pertanyaan mencocokkan dengan kelompok jawaban dan sebaliknya.

f)       Guru menyampaikan batasan waktu maksimal 10 menit.

g)      Guru membagikan kartu kepada kelompok pemegang kartu soal dan dibagikan kartu jawaban untuk kelompok pemegang jawaban.

h)      Guru meminta kelompok 1 dan 2 untuk mencari pasangan  kartu yang cocok dengan kartunya dan memberikan batas waktu.

i)       Peserta didik berkompetisi secara sehat mencari pasangan yang tepat dalam menemukan kartu soal atau jawaban dengan benar sesuai waktu yang ditentukan.

j)       Jika waktu sudah habis, bagi peserta didik yang belum mendapatkan pasangan, mereka diminta untuk berkumpul sendiri.

k)      Setiap peserta didik berdiskusi dengan pasangannya untuk mengoreksi kembali hasil kerjanya (ketelitian dan kerjasama).

l)       Setiap peserta didik membacakan kartu yang telah dicocokkan, baik kartu soal maupun kartu jawaban (percaya diri dan tanggung jawab

3)      Kegiatan penutup

a)      Guru bersama-sama peserta didik  mecocokkan hasil kerja yang telah dilakukan oleh peserta didik.

b)      Guru menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan.

c)      Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

d)      Peserta didik bersama-sama dengan guru menyimpulkan materi pembelajaran yang sudah dipelajari.

e)      Peserta didik mengerjakan soal evaluasi dalam bentuk tertulis.

f)       Peserta didik dengan bimbingan guru melakukan refleksi tentang pembelajaran hari ini.

g)      Guru melakukan tindak lanjut berupa pengayaan/remedial.

h)      Guru menyampaikan informasi kepada peserta didik mengenai materi pembelajaran yang akan datang.

i)       Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin doa.

j)       Guru mengucapkan salam penutup.

c.        Pengamatan/ Teknik Pengumpulan Data/ Instrumen

Selama guru dan peserta didik terlibat dalam pembelajaran kompetensi di kelas, maka pada saat peserta didik aktif mengerjakan tugas, guru menyiapkan alat untuk melakukan pengamatan diri, yaitu mencatat hal-hal yang mungkin terjadi ketika tindakan berlangsung atau mengamati aktivitas peserta didik dibantu lembar observasi yang telah dipersiapkan. Hal-hal yang harus dicermati guru dalam melaksanakan tindakan antara lain : (1) perhatikan peserta didik ketika menerima perintah guru, (2) catatan tugas, (3) keseriusan mengikuti aktivitas pembelajaran, (4) saat dan cara guru melakukan pengecekan, (5) tingkat kesalahan, (6) hal-hal yang berpengaruh terhadap tindakan yang diberikan. Demikian juga guru dalam melakukan aktivitasnya  diamati oleh guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat untuk melakukan pengamatan balik dan mencatat terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Guru dalam melaksanakan aktivitasnya juga diamati oleh peserta didik dilengkapi lembar observasi yang telah dipersiapkan. Data hasil observasi tersebut digunakan oleh guru sebagai masukan untuk melaksanakan pembelajaran berikutnya.

            Setelah guru menyelesaikan materi secara keseluruhan maka guru mengadakan evaluasi berupa tes formatif  dan selama berlangsungnya evaluasi tersebut guru mengamati perilaku peserta didik selama berlangsungnya aktivitas tersebut.  Selanjutnya guru menilai hasil evaluasi serta hasil balikan dari peserta didik dapat dipakai sebagai bahan pengolahan data. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru melakukan penilaian sikap (afektif) sedangkan penilaian hasil praktik merupakan nilai psikomotorik dan penilaian evaluasi tes formatif merupakan nilai kognitif. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai bahan hasil belajar hanya berupa evaluasi tes formatif saja.

            Melalui kegiatan pengamatan, guru dinilai oleh observer sesuai dengan indikator keterampilan bertanya, keterampilan membuka pelajaran, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi pembelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan menyimpulkan inti materi pelajaran, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan, memberi kesempatan bertanya pada peserta didik, dan keterampilan menutup pelajaran. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan terhadap guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran serta evaluasi proses dan hasil evaluasi akhir menggunakan lembar kerja. Instrumen pengamatan keterampilan guru dalam kegiatan belajar mengajar terdiri dari 6 indikator. Indikator yang diamati aktivitas guru dalam perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1)      Menentukan bahan pembelajaran dan merumuskan tujuan/ indikator perbaikan pembelajaran

(a) Menggunakan bahan perbaikan pembelajaran sesuai dengan kurikulum dan masalah yang diperbaiki

(b)   Merumuskan tujuan/ indikator perbaikan pembelajaran

2)      Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, menentukan tema, media (alat antu pembelajaran), dan sumber belajar

(a)   Mengembangkan dan mengorganisasikan materi pembelajaran

(b)   Mengembangkan jaringan tema dan menentukan tema

(c)   Menentukan dan mengembangkan alat bantu pembelajaran

(d)   Memilih sumber belajar

 

3)      Merencanakan scenario perbaikan pembelajaran

(a)   Menentukan jenis kegiatan perbaikan pembelajaran yang sesuai dengan tema

(b)   Menyusun langkah-langkah perbaikan pembelajaran yang sesuai dengan tema

(c)   Menentukan alokasi waktu perbaikan pembelajaran

(d)   Menentukan cara-cara memotivasi siswa

(e)   Mempersiapkan pembelajaran

4)      Merancang pengelolaan kelas perbaikan pembelajaran

(a)   Menentukan penataan ruang dan fasilitas belajar

(b)   Menentukan cara-cara pengorganisasikan siswa agar dapat berpartisipasi dalam pembelajaran

5)      Merencanakan prosedur, jenis, dan menyiapkan alat penilaian perbaikan pembelajaran

(a)   Menentukan prosedur dan jenis penilaian (khusus untuk pembelajaran tematik prosedur penilaian harus dilakukan secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh)

(b)   Membuat alat-alat penilaian dan kunci jawaban

6)      Tampilan dokumen rencana pembelajaran

(a)   Kebersihan dan kerapian

(b)   Penggunaan bahasa tulis

(c)   Menyimpulkan inti materi pelajaran hanya dengan melibatkan beberapa peserta didik

(d)   Peserta didik bersama-sama dengan guru menyimpulkan inti materi pelajaran

7)      Keterampilan Mengelola Kelas

(a)   Menata fasilitas dan sumber belajar

(b)   Melaksanakan tugas rutin kelas

8)      Melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran

(a)   Memulai pembelajaran

(b)   Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan, situasi dan lingkungan

(c)   Menggunakan alat bantu (media) pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, situasi, dan lingkungan

(d)   Melaksanakan perbaikan pembelajaran secara individual, kelompok atau klasikal

(e)   Mengelola waktu pembelajaran secara efisien

9)      Mengelola interaksi kelas

(a)   Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pembelajaran

(b)   Menangani pertanyaan dan respon siswa

(c)   Menggunakan ekspresi lisan, tulisan, isyarat dan gerakan badan

(d)   Memicu dan memelihara keterlibatan siswa

(e)   Memantabkan penguasaan materi pembelajaran

10)  Bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar

(a)   Menunjukkan sikap ramah, luwes, terbuka, penu pengertian dan sabra kepada siswa

(b)   Menunjukkan kegairahan dalam mengajar

(c)   Mengembangkan hubungan antar pribadi yang sehat dan serasi

(d)   Membantu siswa menyadari kelebihan dan kekurangannya

(e)   Membantu siswa menumbuhkan kepercayaan diri

11)   Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran mata pelajaran tertentu

a)      Membimbing siswa membuktikan konsep melalui pengalaman langsung terhadap obyek yang dipelajari

b)      Meningkatkan keterlibatan siswa melalui pengalaman belajar dengan berbagai kegiatan

c)      Menggunakan istilah yang tepat pada setiap langkah pembelajaran

d)      Terampil dalam melakukan percobaan  serta tepat dalam memilih alat peraga

e)      Menerapkan konsep Bahasa Inggris  dalam kehidupan sehari-hari

f)       Menampilkan penguasaan Bahasa Inggris

12)   Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar

a)      Melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran

b)      Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran

13)   Kesan umum pelaksanaan pembelajaran

a)      Keefektifan proses pembelajaran

b)      Penggunaan bahasa Indonesia lisan

c)      Peka terhadap kesalahan berbahasa siswa

d)      Penampilan guru dalam pembelajaran

Instrumen pengamatan aktivitas peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar terdiri dari 5 indikator. Adapun indikator pengamatan diuraikan sebagai berikut:

1)      Perhatian peserta didik terhadap penjelasan materi

2)      Menyusun dan mendemonstrasikan media/kartu bergambar

3)      Mengajukan pertanyaan

4)      Mengeluarkan pendapat

5)      Menyelesaikan soal evaluasi

 

d.      Refleksi

Setelah perbaikan pembelajaran Siklus I dilaksanakan, peneliti dan supervisor I mengkomunikasikan hasil pengamatan yang ditemukan.

1)      Guru belum dapat mengatur dengan baik dalam memanfaatkan waktu pembelajaran.

2)      Guru memaksimalkan motivasi dan keberanian peserta didik dalam mengajukan pertanyaan dan berdiskusi dalam kelompoknya.

3)      Guru belum maksimal dalam menerapkan pembelajaran dengan metode kooperatif tipe Make a Match dan penggunaan kartu bergambar pada materi describing Animal sehingga peserta didik belum maksimal dalam pembelajaran dan perlu perbaikan dalam siklus selanjutnya.

4)      Pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran tetapi belum optimal dalam penyajian dan pemanfaatan media pembelajaran secara menarik.

5)      Guru belum optimal dalam kegiatan penutup pembelajaran sehingga masih ada peserta didik yang tingkat penguasaan materinya rendah. Maka untuk memperbaiki hal tersebut, peneliti meminta pertimbangan dan saran dari supervisor II untuk melakukan perbaikan dan melanjutkan pada siklus berikutnya.

2.      Siklus II

Pelaksanaaan sama dengan siklus II dengan tindakan perbaikan berdasarkan reflkeksi siklus I. Hasil refleksi pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dapat diuraikan sebagai berikut  guru belum maksimal dalam menerapkan pembelajaran dengan model kooperatif tipe make a match dan penggunaan kartu bergambar pada materi benda langit  sehingga peserta didik belum maksimal dalam pembelajaran dan perlu perbaikan dalam siklus selanjutnya.

Berdasar hasil refleksi pelaksanaan pembelajaran pada siklus I tersebut, maka pelaksanaan pembelajaran pada siklus II guru harus mengoptimalkan proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe make a match dengan penggunaan kartu bergambar pada materi fase bulan dan peristiwa gerhana. Secara rinci kegiatan pembelajaran pada siklus II mengikuti sintak/tahapan berikut ini:

a)      Perencanaan

guru membuat RPP Perbaikan yang dilengkapi dengan lember kerja peserta didik, lembar evaluasi, alat peraga, lembar observasi guru, lember obsevasi peserta didik, anlisisis hasil evaluasi.

Perencanaan yang dilakukan pada siklus II memperhatikan refleksi dari siklus I. Perencanaan siklus II meliputi :

1)      Revisi RPP yang telah dibuat pada siklus I.

2)      Peneliti mempersiapkan lembar evaluasi formatif mengenai materi fase bulan dan peristiwa gerhana

3)      Menggunakan kartu bergambar dengan tampilan yang lebih menarik.

4)      Melaksanaan model kooperatif tipe make a match disertai nyanyian sehingga peserta didik lebih bersemangat.

5)      Peneliti mempersiapkan lembar analisis peserta didik yang digunakan sebagai catatan peneliti untuk menilai proses belajar peserta didik.

6)      Peneliti memberikan kesempatan lebih banyak pada peserta didik untuk memanfaatkan media belajar kartu bergambar untuk meningkatkan hasil belajar.

b)     Pelaksanaan

Pada penelitian di siklus II ini menggunakan model kooperatif tipe make a match pada materi fase bulan dan peristiwa gerhana dengan revisi yang diperlukan dalam rangka perbaikan dari siklus sebelumnya.

c)      Pengamatan/ Teknik Pengumpulan Data/ Instrumen

       Pengamatan dalam perbaikan pembelajaran melalui tindakan kelas siklus II dilakukan dengan observasi terhadap keterampilan mengajar guru dan aktivitas siswa. Adapun instrument yang digunakan sama dengan instrument yang digunakan pada perbaikan pembelajaran siklus I. Pada tahap ini peneliti dibantu oleh teman sejawat yang bertindak sebagai pengamat, sedangkan peneliti sendiri sebagai obyek yang diamati.

d)     Refleksi

      Refleksi pada siklus II digunakan untuk membedakan hasil siklus I dan siklus II apakah terjadi peningkatan hasil belajar atau tidak. Jika belum terdapat peningkatan, maka siklus dapat diulang lagi. Dari hasil perbaikan siklus II didapat temuan sebagai berikut:

1)      Melakukan perbaikan rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan mengkomunikasikan kepada teman sejawat agar pelaksanannya dapat berjalan baik dan terencana.

2)      Guru telah melakukan perbaikan dalam penyajian materi sesuai dengan tingkat perkembangan anak, sehingga hasil belajar siswa meningkat terbukti nilai rata-rata meningkat dari 72,42 pada siklus I menjadi 81,52 pada siklus II.

3)      Guru telah memperbaiki Pembelajaran penggunaan kartu bergambar dengan metode kooperatif tipe make a match dengan memaksimalkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

4)      Guru memperbaiki kelemahan dalam membuka dan menutup pembelajaran sesuai konsultasi dengan  teman sejawat.

5)      Guru lebih mengatur dan mengkondisikan dalam pemanfaatan waktu pembelajaran sehingga pembelajaran lebih baik.

D.    Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh berupa data kualitatif yaitu hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dan rencana perbaikan pembelajaran, sedangkan data kuantitatif yaitu nilai dari evaluasi formatif.

Analisis Data Kualitatif dilakukan dengan merekap skor yang diperoleh dan menghitung skor komulatif dari seluruh aspek, sedangkan data kuantitatif dianalisis dengan menghitung rata-rata kelas dan prosentasenya.

Data hasil belajar dianasisa menggunakan  rumus-rumus yang mengacu pendapat Arikunto (2006 :12)

1.      Menentukan nilai akhir hasil belajar yang diperoleh masing-masing siswa.

     Sp

NA =               X  bobot soal

   Sm

 

Keterangan : 

Sp        =          skor perolehan

Sm       =          skor maksimal

2.      Menentukan daya serap siswa terhadap materi

DS = NA x 100%

Keterangan :

DS = Daya Serap; NA= Nilai akhir

 

 

 

 

3.       Menentukan Rata-rata kelas

                 ∑ NA

NR =                

        SN

Keterangan :

NR       =          Nilai rata-rata

NA      =          Nilai akhir

SN       =          Jumlah siswa

Teknik analisis data hasil observasi/ pengamatan terhadap keterampilan guru dalam proses belajar mengajar dan aktivitas siswa (terlampir) dengan kriteria sebagai berikut:

1.      Pedoman observasi keterampilan guru dalam proses belajar mengajar terdiri dari 10 aspek yang diamati dengan skor maksimal 4x10 = 40

a)      Jawaban a skor 4

b)      Jawaban b skor 3

c)      Jawaban c skor 2

d)      Jawaban d skor 1

                                  Jumlah skor hasil observasi

Kriteria aktivitas guru  =                                                             X 100 %

                                   Jumlah skor maksimal

 

2.      Pedoman observasi aktivitas siswa dalam kegiatan belajar terdiri dari 5 aspek yang diamati dengan skor maksimal 4 X 5= 20

                                 Jumlah skor hasil observasi

    Kriteria aktivitas siswa  =                                                  X 100 %

                                  Jumlah skor maksimal

Kriteria aktivitas siswa setiap aspek yang diamati secara klasikal =

Jumlah skor hasil pengamatan setiap aspek yang diamati

                                                                                               X 100 %

    Jumlah skor tertinggi (4) X Jumlah siswa

Kriteria  Skor Observasi

Rentangan Skor

Kriteria

80 % - 100 %

Sangat Baik

70 % - 79,99 %

Baik

55 % - 69,99 %

Cukup

40 % - 54,99 %

Kurang

< 40 %

Sangat Kurang

            Tabel.3.3 Kriteria skor observasi

 

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

 

A.    Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Pelaksanaan penelitian dilakukan selama dua minggu sesuai dengan jadwal. Hal ini dilakukan agar pembelajaran berjalan dengan efektif dan peserta didik dapat menerima pelajaran dengan baik serta tidak mengganggu jam pelajaran yang lain. Setiap siklus membahas materi yang berbeda namun masih dalam satu tema yakni Describing Animal . Siklus I membahas mengenai describing anaimal sedangkan pada siklus II lDescribing People. Rangkaian kegiatan tiap siklus dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun hasil penelitian sebagai berikut:

1.      Hasil Temuan Siklus 1

a.      Deskripsi Kegitan Pembelajaran

Kegiatan yang dilakukan pertama membuat rencana pelaksanan pembelajaran (RPP) dengan tema menjelajah Describing Animal . RPP disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dari tutor pembimbing. RPP disusun sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Rencana pembelajaran dengan menerapkan metode kooperatif tipe Make A Match dan menggunakan kartu bergambar secara acak. Perangkat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar Bahasa Inggris  . Perangkat observasi juga digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan peserta didik pada saat berlangsungnya perbaikan pembelajaran.

Pelaksanaan perbaikan pada siklus I ini memperbaiki hasil belajar peserta didik. Pada awal pembelajaran guru memberikan apersepsi yaitu dengan mengajukan pertanyaan tentang nama nama binatang

. Beberapa peserta didik merespon pertanyaan dari guru, setelah apersepsi guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kemudian guru memberikan motivasi untuk menambah perhatian terhadap materi yang akan kita bahas.

Tahap selanjutnya adalah membagi peserta didik menjadi 2 kelompok besar. Kelompok 1 mendapat kartu berupa gambar binatang dan kelompok 2 mendapat kartu berupa deskripsi dari Binatang tersebut, kemudian mereka akan saling mencari pasangan kartu yang sesuai. Kelompok yang sudah berhasil menemukan pasangan kemudian menempelkannya pada papan yang sudah disediakan dan mempresentasikannya. Pada pertemuan ketiga peserta didik diminta untuk mengerjakan evaluasi untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman peserta didik dengan alat evaluasi yang sudah dipersiapkan.

Selama pelakasanan pembelajaran siklus I berlangsung, observer mengamati seluruh aktivitas baik peserta didik ataupun guru.

 

b.      Tingkat Pemahaman Peserta Didik pada Siklus I

Hasil evaluasi belajar perbaikan pembelajaran Siklus I Materi Describing adalah sebagai berikut:

NO

SKOR (S)

FREKUENSI (F)

PROSENTASE

%

S X F

KETERANGAN

1.

50

2

6,06

100

Belum Tuntas

2.

60

2

6,06

120

Belum Tuntas

3.

70

14

42,42

1330

Belum Tuntas

4.

80

12

36,36

560

Tuntas

5.

90

2

6,06

180

Tuntas

6

100

1

3,03

100

Tuntas

Jumlah

33

100

2390

 

Ketuntasan Belajar

 

 

45,45%

Rata-rata

 

 

73,94

Nilai Tertinggi

 

 

100

Nilai Terendah

 

 

50

Tabel 4.1 Hasil evaluasi belajar perbaikan pembelajaran siklus I

      

 

 

Tabel di bawah ini kriteria skor observasi pembelajaran pada siklus I

Rentangan Skor

Kriteria

80 % - 100 %

Sangat Baik

70 % - 79,99 %

Baik

55 % - 69,99 %

Cukup

40 % - 54,99 %

Kurang

< 40 %

Sangat Kurang

    Tabel 4.2 Kriteria skor observasi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  Gambar 4.1 Grafik evaluasi belajar perbaikan siklus I

Grafik di bawah ini merupakan perbandingan nilai tertinggi dan terendah serta rata-rata hasil belajar pesera didik pada siklus I.

                       

 

 

 

 

 

 

 

                       

Gambar 4.2 Grafik analisis evaluasi belajar perbaikan siklus I

 

 

54,55 %

 

 

 

 

 

 

 


Hasil belajar peserta didik diketahui setelah melakukan tes evaluasi yang berjumlah 10 soal pilihan ganda. Dari tabel 1 hasil evaluasi pembelajaran di dapat hasil belajar peserta didik yang belum tuntas masih 54,55 %. Nilai rata-rata pada siklus I yaitu 73,94. KKM dari mata pelajaran Describing Animal  yaitu 75. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada pembelajaran pada siklus I belum mencapai KKM. Peserta didik yang belum tuntas sebanyak 18 sedangkan yang tuntas baru 15 anak.

 

c.       Refleksi Pembelajaran Siklus I

Berdasarkan hasil pembelajaran dari observasi dan tes. Untuk memperoleh perbaikan pelaksanaan penelitian berikutnya kegiatan refleksi dilanjutkan dengan perencanaan untuk memperbaiki tindakan pada siklus I yang akan diimplementasikan pada siklus II. Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus I dapat ditemukan beberapa kekurangan pada pelaksanaan model kooperatif tipe make a macth dengan bantuan kartu bergambar. Pelaksanaan model kooperatif tipe make a macth dengan bantuan kartu bergambar terdapat kekurangan yakni :

1)      Guru belum dapat mengatur dengan baik dalam memanfaatkan waktu pembelajaran.

2)      Guru kurang memaksimalkan motivasi dan keberanian peserta didik dalam mengajukan pertanyaan dan berdiskusi dalam kelompoknya.

3)      Guru belum maksimal dalam menerapkan pembelajaran dengan metode kooperatif tipe make a match dan penggunaan kartu bergambar pada materi  sehingga peserta didik belum maksimal dalam pembelajaran dan perlu perbaikan dalam siklus selanjutnya.

4)      Pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran tetapi belum optimal dalam penyajian dan pemanfaatan media pembelajaran secara menarik.

5)      Guru belum optimal dalam kegiatan penutup pembelajaran sehingga masih ada peserta didik yang tingkat penguasaan materinya rendah. Maka untuk memperbaiki hal tersebut, peneliti meminta pertimbangan dan saran dari supervisor II untuk melakukan perbaikan dan melanjutkan pada siklus berikutnya.

      Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I maka dilakukan beberapa perencanaan untuk memperbaiki tindakan yang akan diimplemenatasikan pada siklus ke II, tindakan tersebut antara lain:

1)      Guru harus dapat mengatur dengan baik dalam memanfaatkan waktu pembelajaran.

2)      Guru harus memaksimalkan motivasi dan keberanian peserta didik dalam mengajukan pertanyaan dan berdiskusi dalam kelompoknya.

3)      Guru harus maksimal dalam menerapkan pembelajaran dengan metode kooperatif tipe make a match dan penggunaan kartu bergambar   sehingga peserta didik belum maksimal dalam pembelajaran dan perlu perbaikan dalam siklus selanjutnya.

4)      Pelaksanaan pembelajaran harus optimal dalam penyajian dan pemanfaatan media pembelajaran secara menarik.

5)      Guru harus optimal dalam kegiatan penutup pembelajaran sehingga dipastikan semua peserta didik menguasi materi.

Untuk memperbaiki hal tersebut, peneliti meminta pertimbangan dan saran dari supervisor II untuk melakukan perbaikan dan melanjutkan pada siklus berikutnya.

 

2.      Hasil Temuan Siklus II

a.      Deskripsi Kegitan Pembelajaran

Pada perbaikan pembelajaran siklus II, peneliti menggunakan kartu bergambar yang lebih menarik dan menerapkan metode kooperatif tipe make a match diefektifkan lagi dengan kartu soal dan jawaban yang berbeda warna dan lebih bervariasi untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Ingrris  materi Describing People . Langkah-langkah pembelajaran yang guru lakukan antara lain:

1)      Guru memotivasi peserta didik tentang pembelajaran yang akan diberikan dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait dengan pengalaman peserta didik mengenai ciri ciri binatang.

2)      Guru menyampaikan maksud dan tujuan perbaikan pembelajaran yang akan diberikan, yaitu dengan menggunakan kartu bergambar yang lebih menarik dan menerapkan metode  pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan lebih efektif lagi yaitu kartu soal dan jawaban dibuat.

3)      Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok, setiap kelompoknya beranggotakan 4-5 peserta didik yang heterogen secara homogen dari kemampuan akademik.

4)      Peserta didik memperhatikan Gambar tokoh terkenal  kemudian secara berkelompok peserta didik mencoba untuk mengamati ciri cirinya

5)      Masing-masing kelompok memperlihatkan dan menyampaikan hasil kerja kelompok.

6)      Guru membagi peserta didik kedalam dua kelompok besar untuk menerapkan metode pembelajaran make a match.

7)      Kelompok 1 mendapat kartu berupa soal dan kelompok 2 mendapat kartu berupa jawaban, kemudia mereka akan saling mencari pasangan soal dan jawaban yang sesuai.

8)      Yang sudah berhasil menemukan pasangan kemudian menempelkannya pada papan yang sudah disediakan dan mempresentasikannya.

9)      Pada pertemuan ketiga  peserta didik diminta untuk mengerjakan evaluasi untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman peserta didik dengan alat evaluasi yang sudah dipersiapkan.

Selama pelakasanan pembelajaran siklus II berlangsung, observer mengamati seluruh aktivitas baik peserta didik ataupun guru.

 

 

 

b.      Tingkat Pemahaman Peserta Didik pada Siklus II

Hasil evaluasi belajar perbaikan pembelajaran Siklus II Materi Describing people adalah sebagai berikut:

NO

SKOR (S)

FREKUENSI (F)

PROSENTASE

%

S X F

KETERANGAN

1.

50

1

3,03

50

Belum Tuntas

2.

60

2

6,06

120

Belum Tuntas

3.

70

5

15,15

350

Belum Tuntas

4.

80

12

36,36

960

Tuntas

5.

90

9

27,27

810

Tuntas

6

100

4

12,12

400

Tuntas

Jumlah

33

100

2690

 

Ketuntasan Belajar

 

 

75,75%

Rata-rata

 

 

81,52

Nilai Tertinggi

 

 

100

Nilai Terendah

 

 

50

Tabel 4.3 Hasil evaluasi belajar perbaikan pembelajaran siklus II

 

Selanjutnya grafik perbaikan nilai pada siklus II dapat dilihat pada gambar 4.4 di bawah ini.

Gambar  4.4  Grafik evaluasi belajar perbaikan  siklus II

Gambar  4.5 Grafik analisis evaluasi belajar perbaikan  siklus II

25,25 %

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 

 

 

 

 

 


Gambar  4.6 Grafik ketuntasan evaluasi belajar perbaikan  siklus II

 

 

 

Hasil belajar peserta didik diketahui setelah melakukan tes evaluasi yang berjumlah 10 soal pilihan ganda. Dari gambar 4.6 grafik ketuntasan evaluasi perbaikan pembelajaran di dapat hasil belajar peserta didik yang tuntas sebesar 75,75 %. Nilai rata-rata pada siklus II yaitu 81,52. KKM dari mata pelajaran Bahasa Inggris  yaitu 75. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada pembelajaran pada siklus II sudah mencapai KKM. Peserta didik yang tuntas sebanyak 25 sedangkan yang belum tuntas masih 8 anak.

 

 

c.       Refleksi

Dari hasil observasi kegiatan pembelajaran pada siklus II diperoleh hasil sebagai berikut :

1)      Model  kooperatif tipe make a match dengan bantuan kartu bergambar mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hasil belajar meningkat dari siklus I ke siklus II.

2)      Terdapat peningkatan rata-rata nilai evaluasi peserta didik.

         Berdasarkan data hasil pelaksanaan penelitian dari siklus I ke siklus II telah terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tindakan perbaikan dalam penelitian ini sudah cukup dan dapat dihentikan.

 

B.     Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Berdasarkan hasil analisis dari siklus satu sampai kedua ternyata terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan . Pada siklus I belum seluruhnya langkah pembelajaran model  kooperatif tipe make a match dilaksanakan. Dari beberapa observasi keterlaksanaan pada tahap pendahuluan kegiatan guru dalam memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam pembelajaran belum nampak. Kemudian pada tahap pengorganisasian peserta didik, kegiatan guru dalam pengaturan penggunaan waktu belum secara optimal, sehingga tampak pada siklus I, waktu untuk guru dalam memberikan konfirmasi hasil presentasi peserta didik kurang lama.

Dari hasil tes evaluasi perbaikan pembelajaran siklus I menggunakan kartu bergambar dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe make a match, dianalisa hasilnya untuk menemukan apakah perbaikan pembelajaran tersebut berhasil atau tidak. Dari analisa hasil belajar peserta didik yang dicapai oleh peserta didik dalam perbaikan pembelajaran siklus I diketahui bahwa yang dicapai peserta didik yang terendah adalah 50,nilai tertinggi 100 dan nilai rata-rata 72,42

       Dari analisa data hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik sebelum perbaikan pembelajaran diketahui bahwa nilai yang dicapai oleh peserta didik adalah terendah 50, nilai tertinggi 100 dan nilai rata-rata 72,42 sehingga dapat dikatakan bahwa setelah menggunakan kartu bergambar dan menerapkan metode kooperatif tipe Make A Match pada perbaikan siklus I hasilnya baik walaupun belum tuntas. Oleh karena itu direncanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II.

      Memasuki siklus II terdapat perbaikan dari pelaksanaan siklus I, tampak hasil belajar yang dicapai peserta didik juga meningkat. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II, tahap pembelajaran model kooperatif tipe make a match telah terlaksana semuanya. Pada tahap pendahuluan pembelajaran terdapat kegiatan motivasi, sehingga diharap peserta didik dapat aktif dalam kegiatan. Tahap selanjutnya adalah membimbing diskusi peserta didik, kegiatan guru dalam mengusahakan peserta didik untuk terlibat aktif dan saling berinteraksi telah dilakukan. Guru melakukan kegiatan tanya jawab dengan peserta didik. Pertanyaan ini dimaksudkan untuk merangsang sejauh mana pengetahuan peserta didik dalam mengenali permasalahan yang diberikan. Peserta didik yang tahu, segera angkat tangan dan mengemukakan pendapat. Dalam hal ini guru tidak segera membenarkan jawaban peserta didik, namun memberi kesempatan peserta didik lain untuk menyempurnakan jawaban.

             Dari analisa data hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik selama pembelajaran diketahui bahwa nilai terendah 50, nilai tertinggi 100 dan nilai rata-rata 81,52. Hasil rata-rata yang diperoleh pada siklus II ini meningkat daripada siklus I. Perolehan rata-rata juga sudah mencapai KKM 75. Sebanyak 25 peserta didik tuntas dalam pembelajaran Bahasa Inggris materi describing people. Kenaikan nilai ini menunjukkan  bahwa penerapan model kooperatif tipe make a match dengan bantuan kartu bergambar dapat meningkatkan hasil belajar.

 


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A.    Simpulan

Berdasarkan perbaikan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan bantuan kartu bergambar pada materi Teks descriptive  di kelas VII semester II SMPN 1 Pringsurat tahun pelajaran 2022/ 2023 disimpulkan yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan bantuan kartu bergambar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini terbukti dari hasil rata-rata evaluasi peserta didik yang semula 73,94 menjadi 81,52.

 

B.     Saran Tindak Lanjut

Berdasarkan simpulan maka beberapa saran yang diusulkan sebagai upaya tindak lanjut perbaikan adalah sebagai berikut:

1.      Model kooperatif tipe make a match dengan bantuan kartu bergambar dapat digunakan dan dikembangkan sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, karena berdasarkan penelitian peserta didik dapat meningkatkan hasil belajar.

2.      Bagi siswa, guru, dan semua pihak sekolah di SMPN 1 Pringsurat agar terus berusaha mengembangkan dan mencari inovasi kreatifitas pembelajaran Bahasa Inggris  terutama yang berkaitan dengan penerapan model kooperatif tipe make a match.

3.      Bagi peneliti lain yang berkeinginan untuk mengadakan penelitian sejenis sebaiknya tidak hanya membatasi tentang upaya peningkatan hasil belajar, tetapi juga variabel lain yang ditingkatkan dan bidang lain.

     

 

 

 

 


DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Amri, Sofan & Khoiri. 2010. Kontruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka

Anita Lie. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: PT Grasindo

Anitah, Sri. 2019. Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.

Arends, Richard. 2008. Learning to Teach. Penerjemah: Helly Prajitno & Sri Mulyani. New York: McGraw Hill Company.

Arikunto, Suharsimi, dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Chiappetta, Eugene L. dan Koballa, Thomas R. 2010. Science Instruction in the Middle and Secondary Schools. Seventh Edition. Boston: Pearson Education, Inc.

Empit Khotimah. 2010. Penggunaan Media Flashcard Dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa pada Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris. Jurnal Pendidikan Universitas Garut

Halimatonsakdiah. 2016. Pengembangan Kemampuan Kognitif Tentang Konsep Berhitung APE Flaschcard. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini

Hamzah B Uno et al. 2010. Desain Pembelajaran. Bandung: Publishing.

.

Intan Fajar Susilowati. 2018. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS. Junal MahasiswaUnesa Vol 6, No 4

Isjoni & Arif Ismail. 2008. Model-Model Pembelajaran Mutakhir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jogiyanto. 2006. Pembelajaran Metode Kasus. Yogyakarta: Andi.

Nana Sudjana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT        Remaja Rosdakarya.

.

OECD. 2019. PISA 2018 Result in Focus. Diakses dari: http:// www.oecd.org/pisa/, pada hari  15 Mei 2021

Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers

 

 

Sardiman,A.S. 2003. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sudjana, Nana, Rivai. (2009). Media Pengajaran dalam Penggunaan dan Pembuatannya.            Bandung : Sinar Baru Bandung. hal 34.

Sugihartono et al. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

Sumaji, dkk.1998. Pendidikan Sains yang Humanistik. Yogyakarta: Kanisius.

Trianto. (2011). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MODUL AJAR DESCRIBING ANIMAL

 

IDENTITAS DIRI

Penyusun             :Nunuk Sri Purnawati

Sekolah                : SMPN 1 Pringsurat

Mata Pelajaran    : Bahasa Inggris

Jenjang                : SMP

Kelas                    : VII

Elemen                 : Fase D

Alokasi Waktu    : 2 X 40 Menit

 

 

Capean Pembelajaran

Pada akhir fase D, Siswa mengomunikasikan ide dan pengalaman mereka melalui paragraph sederhana dan terstruktur, menujukkan perkembangan dalam penggunaak kosa kata spesifik dan struktur kalimat sederhana.Menggunakan contoh,mereka membuat perencanaan, menulis,dan menyajikan teks informasi,imajinasi dan persuasi dengan menggunakan kalimat sederhana dan majemuk untuk Menyusun argument dan menjelaskan atau mempertahankan pendapat.

A.  Kompetensi Awal

1. Siswa memahami fungsi sosial dari teks deskriptif

2. Siswa Memahami fitur Bahasa yang digunakan dalam teks deskritif

3. Mengetahui dan memahami struktur teks dalam deskriptif

B.  PROFIL PELAJAR PANCASILA                                                                                     

     Karakter Profil Pelajar Pancasilayang dikembangkan dalam modul ini adalah:

1.      Beriman, bertakwa kepada Tuhan  Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia selama selama proses pembelajaran.

2.      Gotong royong,melalui kegiatan menulis teks deskriptif

3.      Bernalar kritis,dan menuangkan ide menuliskan teks deskripsi

4.      Mandiri,melalui kegiatan mempresentasikan hasil kerja kelompok

 

C.  SARANA DAN PRASARANA

1.  Sarana

Sarana yang digunakan dalam pembelajaran teks deskriptif adalah LCD,laptop

2. Prasarana yang digunakan dalam pembelajaran materi ini adalah buku ajar Bahasa Inggris, lembar kerja,dan instrument penilaian

 

D. TARGET PESERTA DIDIK

     Peserta didik yang menjadi tergetdala modul pembelajaran ini adalah :

     Peserta didik regular / tipikal : Umum

 

E. METODE PEMBELAJARAN

     Tatap muka dengan metode PBL ( Problem Based Learning )

 

 

KOMPONEN INTI

 

A.    TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan pembelajarandalam modul ini adalah :

1.      Peserta didik mampu menulis teks deskripsi  sederhana tentang Binatang dengan Struktur teks dan Unsur Kebahasaan yang benar

B.     ASESMEN

1.      Tes Diagnostik

 

Jenis Tes

Pertanyaan

Kemungkinan Jawaban

lanjutan

Non Kognitif

1.  How are you ?

 

2.  How are your parents ?

 

3.  Are you happy learning English ?

 

4.  Have you had breakfast this morning ?

 

 

1.I’m fine Great

 

2. They are very well. He/she is good

 

3. Yes I’m/no I’m not

 

 

4.Yes I had/No

Penguatan

Kognitif

On going assessment

1.    What is your name of your animal ?

 

2.    What is your favorite animal ?

 

3.    What is it like ?

 

4.    What does it look like ?

 

1.      It’s name is Pussy

 

 

2.      My fovorite animal is cat

 

3.      It is cute

 

4.      It has four leg, sharp claws and bright eyes

Penguatan

 

 

 

2.      Assesmen Formatif

 

 

Guru melakukan pendanpingan dan penilaian saat peserta didik  kerja kelompok

mendiskusikan dan menulis teks deskriptif

 

 

Penilaian Sikap

 

Teknik                  : Observasi

Instrumen             :  Format

Penilaian              : Sikap,Lampiran 1 Jurnal penilaian sikap

 

3.      Asesmen Sumatif

 

 

Peserta didik di minta menuliskan sebuah teks deskripsi sederhana secara individu tentang Binatang dengan gambar yang telah diberikan

 

 

C.    PEMAHAMAN BERMAKNA

Dengan mampu menulis teks deskriptif sederhana  tentang Binatang menggunakan struktur teks dan unsur kebahasaan dari ragam teks yang disajiakan dalam belum tertulis dalam lingkup keluaarga kelas dengan tepat

 

D.    PERTANYAAN PEMANTIK

Sebelum mempelajari materi yang ada dalam modul in,coba kalian jawab pertayaan di bawah ini

1. Have you ever found any animal in your school?

2. What animal is/ are it / they?

3. How would you describe the animals?

 

E.   KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Pembelajaran

Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Pendahuluan

  

1.      Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk mulai pembelajaran

 

2.      Guru memeriksa kehadiran peserta didik

 

3.      Menyiapkan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran dengan memberikan pertanyaan tentang kabar ayah / ibu danaktifitas sehari hari

How are you ? Are you happy learning English ? How are your parents ?

 

4.      Mengkaitkan materi dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi sebelumnya yaitu pengetahuan tentang teks deskriptif

 

5.      Mengajukan pertanyaan pemantik yang ada keterkaitannya dengan pembelajaran yang akan dilakukan

 

            Have you ever found any animal in your school?

• What is/are it /they?

• How would you to describe the animal

 

6.      Memberikan gamabaran tentang manfaat mempelajari teks  deskriptif yang akan dipelajari serta manfaatnaya

 

7.      Menyampaikan tujuan pembelajaran

 

10 Menit

 

Tahap 1 : Orientasi peserta didik pada masalah

 

Kegiatan Inti

 

1.      Peserta didik diarahkan untuk membuat kelompok

 

2.      Peserta didik diminta untuk menyimak dan mengamati video teks https://www.youtube.com/watch?v=mmnmHmSwKZc

 

 

3.      Peserta didik Bersama guru berdiskusi tentang apa yang mereka dapatkan dari video

 

4.      Guru menanyakan masalah dengan pertanyaan “ Bagaimana kalian mendiskripsikan sebuah gambar Binatang yang benar”

 

5.      Membagikan peserta didik menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 5 atau 6 anak

 

60 menit

Tahap 2: Mengorganisasi Peserta didik

 

1.        Guru menjelaskan cara kerja keompok

 

2.        Guru mengarahkan peserta didik berkelompok terdiri dari 5 atau 6 siswa

 

3.        Siswa mengajukan pertanyaan tentang materi teks deskriptif yang belum di pahami untuk mendapatkan informasi

 

 

 

Tahap 3: Membimbing Penyelidikan individua atau kelompok

1.        Guru memberikan LKPD ke masing – masing kelompok dan menyebutkan fungsi sosial dan language features serta menunjukkan struktur teks dengan benar

2.        Guru memberi bantuan berkaitan dengan kesulitan yang dialami peserta didik

 

Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

1.        Guru meminta peserta didik untuk menyajikan 

( Mempresentasikan )hasil diskusi kelompok di depan kelas secara runtun

 

2.        Guru membimbing kegiatan tanya jawab

 

Tahap 5 : Evaluasi Pemecahan Masalah

 

 

 

 

1.      Guru melakukan evaluasi/konfirmasi materi yang telah dipelajari oleh peserta didik

 

Penutup

 

1.      Guru bersama peserta didik membuat simpulan dan rangkuman  hasil belajar

2.     Guru dan peserta didik melakukan refleksi kegiatan belajar hari ini.

3.     Guru memberikan penugasan kepada peserta didik dengan variasi               tugas dan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya, yaitu paket telling time

4.      Guru menutup pembelajaran dengan doa.

 

10 Menit

 

F.   REFLEKSI PESERTA DIDIK DAN PENDIDIK

 

a.         Lembar Refleksi guru selama proses pembelajaran

 

NO

Uraian pertanyaan

Jawaban

Ya / tidak

1

Apakah pembelajaran yang saya gunakan sudah efektif untuk memahami materi pembelajaran

 

2

Apakah hal hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

 

3

Apakah pembelajaran sudah di pahami dengan baik oleh siswa

 

4

Apakah kegiatan yang saya lakukan sesuai dengan indikator yang saya tentukan

 

5

Bagaiaman reaksi terhadap refleksi siswa metode pembelajaran yang saya gunakan

 

 

 

b.         Refleksi Peserta didik

NO

Uraian pertanyaan

Respon Siswa

Presentase

Ya

tidak

1

Apakah siswa  aktif dan terlibat dalam pembelajaran

 

 

 

2

Apakah siswa  bisa      menunjukkan sikap positif selama pembelajaran

 

 

 

3

Apakah siswa paham Pelajaran yang telah disampaikan oleh guru

 

 

 

4

Apakah siswa senang materi yang di sampaikan oleh guru

 

 

 

5

Apakah siswa senang materi yang disampaiakn oleh guru

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

LKPD 1

             INSTRUCTION

Please match the picture and describe with your grup



                   (…..)                          (…..)                               (…..)                               (…..)


       (…..)                           (…..)                              (…..)                                (…..)

                    (…..)                                 (…..)

1.       They are mammals. They are the only mammals that fly. There are nearly 1,000 species (kinds) of them. They are found in all kinds of habitats.

Their wings are made of two layers of skin. The wings are supported by bones like those in hand. The thumbs have claws and lie outside the wings. It uses them to cling to the places where it roosts. These may be trees, caves, or even buildings.

They sleep by day and hunt by night, have some vision. They use it to find food. They also use smell and, especially, hearing.

What are they?

 

2.       This animal is the largest member of the cat family. It has a unique stripe pattern that can be used to tell it apart from others.

They have explosive speed. They have strong muscles and long legs that help them move extremely fast over short distances. Their long tails give them balance while running fast. Powerful jaws and sharp teeth help them grab and kill prey once they catch it. What are they?

3.       They are the tallest animals in the world. They have long neck. A big male of them stands almost 20 feet (6 meters) high.

They live in Africa, on plains called savannas. They live in places where there are trees with leaves that they can eat.

They have short bodies and long, skinny legs. Their front legs are a little longer than their back legs. Males are usually taller than females. They can gallop as fast as 35 miles per hour (56 kilometers per hour).

What are they?

 

4.       They are insects. They have three pairs of legs and four wings.

They are going from flower to flower. They are collecting a liquid called nectar and yellow grains called pollen. They use nectar and pollen as food. They also do something wonderful as they go about collecting.

What are they?

5.       They live in Africa and parts of Asia. They are the biggest animals alive today. They have long trunks. The trunk is made of its nose and upper lip. An elephant has two big tusks, one on each side of its mouth. The tusks are made of ivory.

What are they?

 

6.       They are big cats, a bit smaller than lions or tigers. They have a yellow to pale brown coat covered with black spots. Can run as fast as 58 miles (93 kilometers) per hour. They are probably the fastest animals on Earth.

What are they?

 

7.       Itis simply a long, thin animal. it does not have arms or legs. It crawls along the ground on its belly.

They are reptiles. Like all reptiles, They are cold-blooded. They can't control their own body temperature, and so they have to lie in the sun to get warm and in the shade to get cool.

What are they?

 

8.       They are mammals with branched horns called antlers. There are many kinds of them, and they live on every continent except Australia and Antarctica.

Many of them live in wooded areas. They feed on leaves, twigs, bark, and the buds of bushes and young trees. Some of them live in more open areas and eat grass. They tend to move about in groups, or herds.

What are they?

 

9.       They are flying insects with two pairs of large, colorful wings. They are strong fliers, but they can only fly if their body temperature is higher than 86 degrees Fahrenheit, or 30 degrees Celsius. In cooler weather, they spread their wings in the sun to warm their bodies.

 

10.   It is the biggest anial on Earth. It’s not an animal that lives on land. It can grow to be 80 feet (24 meters) long and weight 150 metric tons. They look like fish, but they are not fish. They are mammals that live in water

 

 

LKPD 2

 

INSTRUCTION

Please read the bellow carefully and discuss with your grup

                                                              My Goldenfish

When I was going to carnival, I bought a beautiful goldenfish. He has golden-yellow colour. His head and belly is round and big. I put it on my aquarium. I love him when he's swimming, he's really cute. It is really relaxing by just seeing him swimming.

 

Instruction

Please analyze the generic structure of the descriptive text above.

Analisis struktur umun dari teks diskripsi diatas

 

Table Generic structure and Sosial function

NO

Analyze of the Generic Structure

Description

1.

Title

 

 

 

2.

Identification

 

 

 

3.

Description

 

 

 

4.

Sosial function

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LKPD 3

Language Feature Identification  

 

Text My Golden Fish

Instruction

Analyze Use of linking verb “ Is,am are and Has or have “

 

No

 

Lingking Verb “ is,am, are dan has have “

1

Paragraph 1

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LKPD 4

 

Descriptive Text about Animal 1

Multiple choice test

Choose a, b, c, or d for the right answer!

 

1. How many legs does a bird have?

a. one

b. two

c. three

d. four

 

2. Rhinoceros is a . . . . . animal.

a. wild

b. kind

c. pet

d. tame

 

 

3. A giraffe has a long . . . . .

a. mouth

b. stomach

c. ears

d. neck

 

 

4. Fish live in the . . . . .

a. land

b. water

c. air

d. house

 

 

6. A . . . . . has beautiful wings.

a. bee

b. fly

c. dragonfly

d. butterfly

 

 

7. Monkeys like to eat . . . . .

a. banana

b. grass

c. meat

d. rice

 

 

8. Snake is a wild animal. it is . . . . .

a. strong

b. big

c. fly

d. poisonous

 

 

9. Tigers live in the . . . . .

a. farm

b. city

c. forest

d. grass

 

 

10. Monkeys like to . . . . . on trees.

a. climb

b. walk

c. eat

d. creep

 

13. Crocodile eats . . . . .

a. leaves

b. grass

c. fruit

d. meat

 

15. A . . . . . can produce milk.

a. bird

b. duck

c. fish

d. cow

 

 

Read the text below to answer question no 16 - 19

 

I want to tell you about my lovely pet. I call him Pompom because it is a Pomerania breed dog.

It is a small dog, only 3 Kg. Pompom's fur color is brownish yellow. It has four legs. it eyes are black. it has white short tail. it has cute paws. I got Pompom from a pet shop when he's one month old. Now he's 2 years old.

 

Pompom likes to eat sausage. We rarely give him dog's food. It also likes to drink milk. My pet is very cute. It always wait for me at the front door when I come home. It will run and jump to me excitedly. We build him a house, but he likes to sleep on the chair instead. I love my pet very much. I always play with Pompom everyday.

 

 

16. What kind of animal is Pompom?

a. a cat

b. a dog

c. a rabbit

d. a pet

 

 

17. What is the pet's color?

a. white

b. black

c. yellow

d. brownish yellow

 

 

18. How old is the pet?

a. 1 month

b. 2 month

c. 1 year

d. 2 years

 

 

19. What is Pompom's favorite food?

a. sausage

b. milk

c. dog food

d. fruit

 

 

20. What is the meaning of "pet" in Indonesian?

a. binatang liar

b. binatang ternak

c. binatang jinak

d. binatang peliharaan

 

 

 

 

LAMPIRAN – LAMPIRAN

1.      Rubik Penilaian Sikap

 

a.       Beriman, bertakwa kepada Tuhan  Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia selama selama proses pembelajaran.

b.      Gotong royong,melalui kegiatan menulis teks deskriptif

c.       Bernalar kritis,dan menuangkan ide menuliskan teks deskripsi

d.      Mandiri,melalui kegiatan mempresentasikan hasil kerja kelompok

 

NO

Nama Siswa

Tanggal

Percaya dan taqwa kepada TYE

Gotong Royong

Bernalar Kritis

Mandiri

Catatan Prilaku peserta didik

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

RUBIK PENILAIAN SIKAP

a.       Beriman, bertakwa kepada Tuhan  Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia selama selama proses pembelajaran

Sub Indikator Aspek

checklist

1.       Prilakupatuh dalammelaksanakan ajaran agama yang dianutnya

 

2.       Prilaku menerima perbedaan karakteristik sebagai anugrah Tuhan

 

3.         Berdoa Ketika Pelajaran selesai

 

4.         Suka memberi atau menolong

 

5.         Melaksanakan ibadah tepat waktu

 

 

b.      Gotong Royong

Sub Indikator Aspek

Checklist

1.         Terlibat aktif dalam bakti membersihkan kelas atau lingkungan sekolah

 

2.         Bersedia membantu orang lain tanpa mengharap imbalan

 

3.         Aktif dalam kelompok

 

4.         Tidak mendahulukan kepentingan pribadi

 

5.         Mendorong orang lainuntuk bekerja demi mencapainya tujuan

 

 

 

 

 

 

 

 

c.       Bernalar kritis

Sub Indikator Aspek

Checklist

1.        Suka bertanya

 

2.    Suka mengamati

 

3.     Tidak puas dengan jawabanyang meragukan

 

 

d.      Mandiri

 

Sub Indikator Aspek

checklist

1.  Mampu mengerjakan tugas individu yang diberikan

 

2.  Membawa kebutuhan belajarsendiri

 

3.  Tidak banyak bertanya pada teman saat mengerjakan tugas /ujian

 

 

Ø  Keterangan dan predikat penilaian check list

1. Mulai Berkembang 1

     2   Sedang Berkembang 2

3. Berkembang Sesuai Harapan 3

4. Sangat berkembang 4

 

Penilain ketrampilan menulis

  • isi
  • Struktur teks dan isi
  • Tata Bahasa

 

Ø  Keterangan

·         Sangat baik 4

·         Baik 3

·         Cukup baik 2

·         Perlu bimbingan 1

 

Skor yang dinilai

Nilai = ----------------------x 100

             Nilai maksimal

 

Jurnal Penilaian Nilai Sikap

NO

Nama

Aspek Yang Dinilai

 

Chek list

 

 

Beriman TYE

Gotong royong

Bernalar Ktritis

Mandiri

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran 2 Penilaian ketrampilan menulis

 

NO

Nama

Aspek yang dinilai ketrampilan menulis

Jumlah skor

Nilai Ketrampilan

Content

Organization

Grammar

Mechanic

 

 

sb

b

c

pp

sb

b

c

Pp

sb

b

c

pp

sb

b

c

pp

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LEMBAR REFLEKSI

SETELAH MELAKUKAN PEMBELAJARAN

 

A.   Refleksi terhadap Penerapan Pembelajaran yang telah dilakukan

1.    Apakah kegiatan membuka pelajaran yang saya lakukan dapat mengarahkan dan mempersiapkan siswa mengikuti pelajaran dengan baik?

Kegiatan membuka pelajaran yang saya lakukan sudah dapat mengarahkan dan mempersiapkan siswa mengikuti pelajaran dengan baik.

 

2.    Bagaimana respon tanggapan siswa terhadap materi/bahan ajar yang saya sajikan sesuai dengan yang diharapkan ? (Apakah materi terlalu tinggi, terlalu rendah atau sudah sesuai dengan kemampuan awal siswa ?)

Siswa menanggapi materi yang saya sajikan sesuai dengan harapan karena sesuai dengan kemampuan awal siswa. Materi yang saya sajikan sudah sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. 

 

3.    Bagaimana respons siswa terhadap media pemmbelajaran yang digunakan?

(Apakah media sesuai dan mempermudah siswa menguasai kompetensi materi yang diajarkan ?)

Respons siswa terhadap media pembelajaran yang saya gunakan yaitu kartu bergambar telah mempermudah siswa menguasai kompetensi /materi yang saya ajarkan.

 

4.    Bagaimana tanggapan siswa terhadap kegiatan belajar yang telah saya rancang ?

Tanggapan siswa sangat antusias terhadap kegiatan belajar yang telah saya rancang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuktikan dengan partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

 

 

 

5.    Bagaimana tanggapan siswa terhadap metode/teknik pembelajaran yang saya gunakan ?

Metode simulasi, diskusi kelompok, dan penugasan yang saya terapkan mendapatkan tanggapan positif dari siswa.

 

B.   Refleksi terhadap implementasi Modul Ajar

1.    Apakah rencana pelaksanaan pembelajaran yang saya susun dapat berjalan sebagaimana mestinya? (Jika tidak seluruhnya, apakah saya telah melakukan penyesuaian rencana pembelajaran dengan baik?)

Rencana pembelajaran yang saya susun dapat berjalan sebagaimana mestinya.

 

2.    Apakah kelemahan-kelemahan saya dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan melakukan pembelajaran? Dalam hal apa saja? Apakah dalam hal penguasaan materi, penggunaan bahan dan media, penggunaan metode dan teknik pembelajaran, pengelolaan kelas, komunikasi dan pendekatan terhadap siswa, penggunaan waktu, serta penilaian belajar?

Kelemahan saya dalam melakukan pembelajaran yaitu dikarenakan saat ini pembelajaran masih dilakukan secara daring maka membatasi interaksi antara guru dengan siswa. Sehingga pembelajaran tidak bisa maksimal.

 

3.    Apakah ada rencana pelaksanaan pembelajaran yang tidak dapat dilaksanakan? Jika ada, apa yang harus saya lakukan untuk mengganti rencana pelaksanaan pembelajaran semula?

Karena keterbatasan waktu, saya harus lebih berhati-hati dalam menyusun kegiatan pembelajaran.

 

Hasil Pekerjaan Siswa